Berbicara sepak bola, tentunya ada banyak fenomena aneh di dalamnya. Mulai klub medioker tiba-tiba jadi juara dunia, pemain dulunya milik riwayat gelandangan jadi pemain terbaik, sampai kegagalan pemain-pemain punya skill edan-edanan saat aktif berlaga, gagal menjadi pelatih. Khusus hal terakhir itu, sedikit menjadi bukti meski perannya di pinggir lapangan menakhodai sebuah tim bukanlah pekerjaan mudah, layaknya membalik telur di wajan.
Walaupun banyak pesepakbola yang hebat saat aktif bermain dan melempem saat jadi pelatih, namun ada sejumlah insan bola yang ternyata bisa jalani kedua peran itu dengan baik. Kalau boleh meminjam judul lagu dari band Andra and The Backbone, mereka itu sempurna. Lalu, siapa sajakah mantan pemain hebat mampu jadi andalan ketika terjun ke dunia kepelatihan? Temukan sosoknya di ulasan berikut ini.
Bagi pencinta Persebaya atau anak 2000-an, pastinya sosok pria asal Brazil ini sangatlah akrab di telinga. Hal ini bukanlah tanpa sebab, pasalnya saat bermain Jacksen F Tiago adalah penyerang impor yang jempolan. Bahkan selain kerap porak-poranda gawang lawan, ia juga sukses raih gelar bersama Ligina musim 1996/1997 dan sekaligus dianugerahi top skor.
Setali tiga uang dengan Jacksen, pelatih Persebaya saat ini yaitu Djajang Nurjaman juga punya kesempurnaan layaknya tadi. Pria asal Sumedang ini pertama-pertama saat aktif bermain membantu Persib Bandung meraih gelar. Ketika itu, gol Djajang menjadi penentu raihan gelar Tim Maung Bandung di Kompetisi Perserikatan 1986.
Sama halnya dengan kedua nama tadi, mantan punggawa Timnas Era 80-an Jaya Hartono juga mampu torehkan kisah hebat sebagai pemain dan pelatih. Saat masih aktif merumput, Jaya menjadi bagian kejayaan dari tim legendaries Niac Mitra di kompetisi Galatama. Dengan membawa klub Jawa Timur itu raih juara pada tahun 1987 dan runner-up pada tahun 1989. Timnas juga dibantu juara SEA Games 1986 dan beberapa prestasi bergengsi lain
Masih terkait pemain yang mampu menjadi pelatih hebat. Nama Fachry Husaini juga layak dimasukkan daftar ini. Hal ini lantaran ketika masih aktif bermain, pri berkumis ini bisa dikatakan jempolan. Selain jadi bawa Pupuk Kaltim raih peringkat kedua di kompetisi tahun 1999/2000, ia juga jadi andalan Timnas dari tahun 1986 sampai 1997. Bersama Tim Merah Putih, Fachry raih perak ajang SEA Games 1997.
BACA JUGA: Edan-edanan Sebagai Pemain, 4 Insan Bola Ini Malah Gagal Total Saat Menjadi Juru Latih
Melihat kisah tadi, agaknya mereka yang gagal saat jadi pelatih perlu belajar kepada nama-nama tersebut. Namun terlepas dari hal itu, sekali bisa dikatakan menjadi seseorang juru taktik itu bukan perkara yang mudah. Selain harus memikirkan kemenangan, pelatih juga dituntut untuk terus bisa kembangkan skuad hingga menjadi tim solid dan disegani.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…