Berbicara sepak bola, tentunya ada banyak fenomena aneh di dalamnya. Mulai klub medioker tiba-tiba jadi juara dunia, pemain dulunya milik riwayat gelandangan jadi pemain terbaik, sampai kegagalan pemain-pemain punya skill edan-edanan saat aktif berlaga, gagal menjadi pelatih. Khusus hal terakhir itu, sedikit menjadi bukti meski perannya di pinggir lapangan menakhodai sebuah tim bukanlah pekerjaan mudah, layaknya membalik telur di wajan.
Walaupun banyak pesepakbola yang hebat saat aktif bermain dan melempem saat jadi pelatih, namun ada sejumlah insan bola yang ternyata bisa jalani kedua peran itu dengan baik. Kalau boleh meminjam judul lagu dari band Andra and The Backbone, mereka itu sempurna. Lalu, siapa sajakah mantan pemain hebat mampu jadi andalan ketika terjun ke dunia kepelatihan? Temukan sosoknya di ulasan berikut ini.
Legenda Persebaya Surabaya Jacksen F Tiago
Bagi pencinta Persebaya atau anak 2000-an, pastinya sosok pria asal Brazil ini sangatlah akrab di telinga. Hal ini bukanlah tanpa sebab, pasalnya saat bermain Jacksen F Tiago adalah penyerang impor yang jempolan. Bahkan selain kerap porak-poranda gawang lawan, ia juga sukses raih gelar bersama Ligina musim 1996/1997 dan sekaligus dianugerahi top skor.
Kiprah manis di atas lapangan hijau ternyata juga berlanjut ketika ia meniti karier sebagai juru taktik. Dimulai membawa juara Persebaya tahun 2004, lalu dilanjutkan dengan bantu Persipura merengkuh empat kali gelar Liga Indonesia. Tidak berhenti di situ, pria kerap disapa Papi Negro ini juga antarkan tim Mutiara Hitam berbicara banyak di pentas Asia.
Nahkoda Bajol Ijo asal Sumedang Djajang Nurjaman
Setali tiga uang dengan Jacksen, pelatih Persebaya saat ini yaitu Djajang Nurjaman juga punya kesempurnaan layaknya tadi. Pria asal Sumedang ini pertama-pertama saat aktif bermain membantu Persib Bandung meraih gelar. Ketika itu, gol Djajang menjadi penentu raihan gelar Tim Maung Bandung di Kompetisi Perserikatan 1986.
Sedangkan, kiprahnya bagusnya saat menjadi seorang pelatih di raih pada priode tahun 2014 sampai 2015. Dimana kerap disapa Djanur, ia sukses persembahan dua trofi bergengsi Indonesia saat itu yakni Indonesia Super League dan Piala Presiden. Berkat hal positif itu, pelatih tim Bajol Ijo menjadi salah satu insan bola yang mampu mengantarkan Persib menjadi juara liga sebagai pemain,asisten pelatih, dan pelatih kepala.
Mantan punggawa Timnas era 80-an Jaya Hartono
Sama halnya dengan kedua nama tadi, mantan punggawa Timnas Era 80-an Jaya Hartono juga mampu torehkan kisah hebat sebagai pemain dan pelatih. Saat masih aktif merumput, Jaya menjadi bagian kejayaan dari tim legendaries Niac Mitra di kompetisi Galatama. Dengan membawa klub Jawa Timur itu raih juara pada tahun 1987 dan runner-up pada tahun 1989. Timnas juga dibantu juara SEA Games 1986 dan beberapa prestasi bergengsi lain
Rapor bagus pria yang kini berusia 55 tahun tersebut, berlanjut saat menjadi nakhoda tim. Persik Kediri yang bukan kesebelasan apa-apa di tahun 2003, sukses dibawanya merengkuh gelar divisi utama. Sebelumnya, klub berjuluk Macan Putih tersebut, juga dibantu Jaya Hartono promosi ke kasta teratas kompetisi Indonesia.
Fachry Husaini raih capaian bagus di Timnas dan Pupuk Kaltim
Masih terkait pemain yang mampu menjadi pelatih hebat. Nama Fachry Husaini juga layak dimasukkan daftar ini. Hal ini lantaran ketika masih aktif bermain, pri berkumis ini bisa dikatakan jempolan. Selain jadi bawa Pupuk Kaltim raih peringkat kedua di kompetisi tahun 1999/2000, ia juga jadi andalan Timnas dari tahun 1986 sampai 1997. Bersama Tim Merah Putih, Fachry raih perak ajang SEA Games 1997.
Sedangkan, prestasi bagus saat tukangi tim diperoleh ketika mengantarkan Timnas U-16 raih beberapa gelar juara di kompetisi manca, mulai dari Tien Phong Plastic Cup 2017 Vietnam, Jenesys Cup 2018, dan mengantarkan Timnas U-16 raih gelar Piala AFF tahun lalu. Selain nama lokal, beberapa pelatih luar negeri juga ada beberapa yang dalam karier mampu raih kesuksesan saat jadi pemain dan pelatih. Contohnya adalah Zinedine Zidane, Pep Guardiola, Johan Johan Cruyff , Carlo Ancelotti, sampai Diego Simione.
BACA JUGA: Edan-edanan Sebagai Pemain, 4 Insan Bola Ini Malah Gagal Total Saat Menjadi Juru Latih
Melihat kisah tadi, agaknya mereka yang gagal saat jadi pelatih perlu belajar kepada nama-nama tersebut. Namun terlepas dari hal itu, sekali bisa dikatakan menjadi seseorang juru taktik itu bukan perkara yang mudah. Selain harus memikirkan kemenangan, pelatih juga dituntut untuk terus bisa kembangkan skuad hingga menjadi tim solid dan disegani.