6 tahun lalu, terjadi bencana ekosistem akibat meledaknya sebuah kilang minyak di Teluk Meksiko. Ledakan kilang minyak pada 20 April 2010 tersebut menumpahkan berjuta-juta barel minyak ke lautan dan mengancam nyawa jutaan makhluk hidup.
Jangan dikira 6 tahun adalah waktu yang cukup lama sehingga alam sudah bersih kembali. Karena kenyataannya kerusakan dan dampak akibat kebocoran minyak tersebut belum benar-benar hilang.
Pada 20 April 2010, kilang minyak di teluk Meksiko yang dijalankan oleh perusahaan BP meledak dan tenggelam. Sebanyak 11 orang hilang dalam kejadian tersebut dan tidak pernah ditemukan lagi. Sementara itu sumur minyak di dasar laut meluap keluar sampai 87 hari lamanya akibat ledakan tersebut.
Akibat minyak yang tumpah berbulan-bulan lamanya kerusakan besar habitat liar, kehidupan laut, bahkan industri pemancingan dan turis tidak bisa dihindari. Di Louisiana saja, 4,6 juta ponds material minyak berhasil dikumpulkan dari pantai pada tahun 2013, tiga tahun setelah kejadian. Tumpahan minyak juga ditemukan bercampur dengan pasir di daerah Florida.
Selain itu, angka binatang-binatang yang mengalami mutasi juga semakin banyak. 50 persen udang yang ditemukan tidak memiliki mata atau rongga mata. Ikan-ikan di teluk Meksiko juga memiliki luka bernanah atau kerusakan tubuh lainnya. Semua kelainan ini dihubungkan dengan tingginya zat kimia di laut akibat tumpahan minyak tersebut.
Usaha membersihkan tumpahan minyak segera digelar. Sebanyak 47 ribu orang dan 7 ribu perahu terlibat dalam upaya ini. Namun hanya 25% minyak yang tumpah berhasil dikumpulkan dan dibersihkan, sementara 75% sisanya tetap berada di lingkungan dalam bentuk yang berbeda
15 April 2014 lalu, BP mengaku bahwa pembersihan di sepanjang pantai telah selesai, tapi penjaga pantai Amerika mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Beberapa langkah terus dilakukan untuk mencegah penyebaran minyak semakin jauh.
Beberapa langkah diambil seperti membuat pembatas, menggunakan bahan penyerap untuk menyerap minyak, menggunakan mesin yang bisa memisahkan minyak dan air, hingga memanfaatkan mikroba pemakan minyak. Metode tersebut tidak benar-benar membersihkan semua minyak yang ada, tapi setidaknya mencegah kerusakan yang semkain parah di dasar laut. Pemerintah Lousiana juga rutin melakukan pengujian pada ikan, kerang, air dan pasir untuk mendeteksi apakah masih ada minyak dan bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan tumpahan tersebut.
Bukan cuma ekosistem laut yang harus menerima dampaknya. Survey tahun 2012 pada pekerja yang membersihkan tumpahan minyak melaporkan berbagai masalah kesehatan. Masalah yang ditemukan antara lain iritasi mata, hidung dan tenggorokan; masalah pernapasan; pendarahan di air seni, muntah, dan dubur; kejang; mual; muntah yang berlangsung hingga beberapa jam; iritasi kulit termasuk terbakar dan luka; hilang ingatan jangka pendek; kerusakan hati dan ginjal; hipertensi; kerusakan syaraf; hingga keguguran.
Jika dilihat dari udara, Teluk Meksiko kini memang sudah terlihat bersih, hijau, dan utuh kembali. Suatu pemandangan menakjubkan yang mengatakan bahwa alam telah seimbang kembali. Tapi dibalik itu, masih ada masalah yang tersisa dan tak terlihat jika hanya dipandang dari udara saja.
Saat ini, Teluk Meksiko memang telah terlihat lebih baik dari tahun 2010 saat terjadi tumpahan minyak. Namun, apakah bisa kembali menjadi seperti saat belum terjadi kebocoran minyak? Itulah yang masih belum diketahui. Tentu teluk Meksiko tidak sesehat sebelumnya, tapi alam mampu memperbaiki dirinya sendiri.
Bencana mengerikan tersebut menunjukkan betapa kadang manuisa adalah sumber kerusakan alam itu sendiri. Kadang kita lupa bahwa manusialah yang membutuhkan alam, sementara alam sebenarnya bisa tetap bertahan tanpa manusia. Lalu kenapa manusia masih saja terus merusak alam?
Sering ngambek karena disuruh belanja sama ibu? Mungkin saatnya untuk menengok kepada sosok yang justru…
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…