Trending

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya terjadi di cagar alam yang merupakan habitat gajah di Sumatera, yaitu Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Konflik yang terjadi bukan karena gajah menyerang manusia, tetapi kita yang terus menginvasi rumah mereka tanpa peduli dampak secara luas.

Di berbagai platform medsos kini bergema tagar #SaveTessoNillo atau #SaveGajahSumatera. Sebuah bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan warganet terhadap makin nekatnya para perusak hutan yang tak hanya membunuh gajah, tetapi juga menyerang para penjaga TNTN.

Tesso Nilo adalah cagar alam yang secara resmi dilindungi negara

Taman Nasional Tesso Nilo TNTN merupakan kawasan konservasi hutan hujan dataran rendah di Provinsi Riau, Sumatera. Wilayah ini memiliki fungsi untuk menjaga dan melindungi ekosistem dan satwa liar langka, termasuk di dalamnya adalah gajah sumatera dan harimau sumatera.

Pada awalnya, TNTN memiliki hamparan sebesar 81.793 hektar dan menjadi rumah, tak hanya bagi spesies hewan, juga tetumbuhan eksotis yang mungkin hanya ada di Indonesia. Hanya saja, keberadaannya kini terancam karena perambahan ilegal dan konversi lahan menjadi perkebunan sawit. Bahkan luas hutan yang masih berfungsi secara alami kini hanya tersisa 12.561 hektar saja.

Kerajaan gajah yang kini terancam punah

Kawasan TNTN kini menjadi rumah bagi sekitar 60 hingga 90 ekor gajah (sesuai dengan yang tertera di situs Kementerian Pariwisata). Publik memang mengenal Tesso Nilo melalui gajah-gajah yang ‘bermukim’ di sana dan sering dipamerkan oleh akun media sosial resmi TNTN.

Tetapi beberapa waktu terakhir, kabar mengenai kematian gajah di sana terus menerus datang. Sudah beberapa ekor yang mati, termasuk yang mengharukan adalah gajah kecil bernama Tari pada September 2025 lalu.

Hutan Lindung yang tak lagi bisa melindungi kekayaan alam di dalamnya

Selain gajah-gajah liar yang terus bertumbangan, fungsi TNTN sebagai hutan lindung juga terus tergerus dengan semakin ramai dan padatnya manusia di kawasan tersebut. Tumbuhan eksotis semakin hilang, hewan-hewan pun bingung dan kehilangan arah pulang ketika melihat rumahnya berubah menjadi pemukiman manusia.

Tak pelak, populasi dan keselamatan ‘penghuni asli’ Tesso Nilo semakin terancam. Kementerian Kehutanan sendiri sudah mengupayakan untuk mengembalikan fungsi TNTN sebagai hutan lindung, bukan kebun sawit.

Nah, sejauh mana Kementerian Kehutanan bisa bicara? Harus lebih tegas agar TNTN benar-benar menjadi tempat yang ramah bagi kehidupan di dalamnya.

Mulai ada ancaman warga sekitar, ambil paksa Tesso Nilo

22 November 2025, platform media sosial tampak ramai dengan postingan tentang Tesso Nilo. Terdapat para warga sekitar kawasan Tesso Nilo yang mendatangi pos penjagaan petugas. Tak hanya mengintimidasi dengan massa berjumlah banyak, mereka juga melakukan perusakan fasilitas dan pencoretan tembok disertai nada ancaman pembunuhan.

Mereka adalah warga yang ingin mengambil alih kawasan hutan lindung, merampas rumah para gajah. Entah apa yang ada di pikiran para warga itu, padahal tanah itu adalah milik negara dan difungsikan sebagai hutan lindung, bukan dipakai sekehendak mereka.

Dukungan netizen dan figur ternama untuk TNTN

Atas kejadian di Tesso Nilo, kepedulian mengalir dari figur-figur populer. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan oknum-oknum yang ingin merusak TNTN. Ia meminta pemerintah untuk lebih peduli terhadap situasi di kawasan tersebut.

Selain itu, sejumlah sosok ternama Tanah Air juga menyuarakan kepedulian mereka. Dari Luna Maya yang membagikan ulang postingan tentang kerusakan di Tesso Nilo, hingga Chicco Jeriko yang mengunggah momennya bersama seekor gajah.

Tak hanya figur publik, masyarakat pun tentu mau Tesso Nilo kembali seperti sedia kala. Apalagi, sudah mulai terasa dampak kerusakan lingkungan dengan hadirnya berbagai bencana alam, dari ringan hingga dahsyat yang menelan banyak korban jiwa di pelosok-pelosok Indonesia.

Mau sampai kapan tutup mata terhadap kelestarian lingkungan kita?

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

4 weeks ago