Mendoakan orang yang sudah meninggal [sumber gambar]
Indonesia penuh dengan berbagai tradisi warisan nenek moyang yang masih terus dilakukan hingga sekarang. Salah satunya adalah nyekar atau berziarah ke makam keluarga dan leluhur yang sudah mendahului kita. Selain pada hari kamis, Nyekar ini biasa dilakukan sesaat sebelum bulan Ramadan tiba hingga hari-hari awal berpuasa.
Nyekar ini dilakukan dalam rangka berkunjung untuk mengobati rasa rindu dan juga momen untuk membersihkan makam. Serta esensinya adalah sebagai permulaan baik ramadan dengan mendoakan mereka yang sudah tiada, dan saat lebaran jadi momen silaturahmi yang tak hanya dilakukan kepada sanak saudara yang masih hidup. Setiap orang di berbagai daerah melaksanakan tradisi ini, hanya mungkin berbeda namanya.
Nyekar berasal dari kata ‘sekar’ yang artinya bunga. Kata nyekar ini secara istilahnya adalah menaburkan bunga saat berkunjung ke makam seseorang. Nyekar sendiri sudah ada sejak lama, sebenarnya tidak harus sebelum Ramadan. Berkunjung ke makam bisa kapan saja, sebagai salah satu cara untuk mengingat akan kematian.
Kematian adalah bentuk perpisahan yang paling menyakitkan, di mana kita tak lagi bisa melihat orang yang kita sayangi selamanya. Makanya, saat sudah meninggal, satu-satunya cara mengobati rindu adalah dengan berkunjung ke makam sambil memberikan doa untuk mereka.
Nah, kegiatan nyekar atau berziarah ini adalah sunnah Rasul. Memang pada awalnya, ziarah kubur dilarang karena takut orang yang berziarah bisa jatuh ke dalam kemusyrikan, namun larangan ini kemudian dihapus dan jatuh menjadi sunnah. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, “Dahulu aku melarang kalian ziarah kubur, namun (Allah) telah memberi izin kepada Muhammad untuk melakukannya sehingga dapat menziarahi makam ibunya. Berziarah kuburlah kalian karena akan menjadikan kalian mengingat akhirat.” (HR. Muslim).
BACA JUGA: Ziarah ke Makam, Keluarga 4 Artis Ini Tak Bisa Lagi Sambut Bulan Ramadan dengan Lengkap
Jadi, tradisi nyekar ini bukan hanya sekadar melepas rindu, membersihkan makan dan tabur bunga saja ya. Ada filosofi lain yaitu memberikan doa kepada mereka yang sudah meninggal. Tapi, yang tak kalah penting adalah doa bisa diberikan meski kamu tidak mengunjungi makam yang bersangkutan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Tapi kembali lagi, hal yang paling penting dari Nyekar adalah doa.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…