Sebagai negara yang fokus dengan sektor pertahanan negara, Korea Utara dikenal sangat fokus dan berambisi untuk selalu memperkuat kemampuan militernya. Alhasil, negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu menempati peringkat 1 dunia dalam hal belanja peralatan militer seperti alutsista dan lainnya.
Dilansir dari Yonhap News Agency (26/4/2020), Pengeluaran Militer Dunia dan Transfer Senjata Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tahun 2019 melaporkan, Korea Utara menghabiskan rata-rata sekitar US $ 3,6 miliar per tahun atau sekitar Rp 54 triliun (dalam kurs Rp 15 ribu). Dengan pengeluaran sebesar itu, kekuatan militer yang dimiliki Korea Utara pun sangat disegani lawan-lawannya.
Berdasarkan data Global Fire Power pada tahun 2020, Korea Utara memiliki jumlah personel aktif mencapai 1,280,000 pasukan. Dari jumlah tersebut, kemudian dipecah-pecah menjadi beberapa satuan dengan spesialisasinya masing-masing, yakni 203 Special Forces Brigade, Brigade Sniper Angkatan Udara dan Ampibi, dan Brigade Lintas Udara Infanteri Ringan. Dengan semua ini, Korut jadi salah satu negara dengan basis tentara yang cukup banyak.
Kekuatan bawah laut Korea Utara memang tidak bisa diremehkan begitu saja. Kemampuan mereka menambah armada tempurnya berupa kapal selam tergolong luar biasa. Dari 138 negara yang masuk daftar Global Fire Power, Korea Utara menempati urutan pertama dengan jumlah kapal selam terbanyak yang mencapai 83 buah. Salah satu yang terbaru adalah Gorae (ikan paus) yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal balistik. Kapal selam kelas Sinpo ini juga menjadi yang terbesar di antara lainnya.
Seperti yang kita tahu, kekuatan militer Korea Utara hingga kini masih didominasi oleh alutsista lawas buatan Uni Soviet yang dulu berjaya di era 1950-an hingga 1960-an. Untuk menjaga wilayah udara, Korea Utara mengandalkan MiG-29 (Fulcrum), MiG-29B , MiG-29S dan MiG-29UB. Di keluarga Shukoi, ada 34 Su-25K dan Su-25UBK yang siap siaga. Sementara untuk pasukan darat, Korea Utara mengandalkan tank buatan sendiri, yakni Pokpung Ho yang memiliki kemampuan setara T-90 Rusia.
Dunia maya juga menjadi ajang pertempuran yang dimanfaatkan oleh Korea Utara. Mereka inilah yang ditugaskan untuk meretas berbagai dokumen penting dan mencuri uang guna membiayai perekonomian rezim Kim Jong-un. Menurut laporan dewan keamanan PBB, Korea Utara berhasil menggasak uang sebesar US$ 670 juta termasuk mata uang kripto dari beberapa bank.
Kepemilikan rudal antarbenua (ICBM) menjadi salah satu kartu AS Korea Utara untuk menggertak lawan-lawannya. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, rezim Kim Jong-un itu sempat mengadakan peluncuran rudal pertama mereka – Hwasong-12, sebagai bagian dari uji coba. Rudal yang menggunakan teknologi dan taktis dari roket balistik hasil pengembangan terbaru itu dikabarkan mampu membawa hulu ledak yang lebih besar.
BACA JUGA: Kim Jong-un Diisukan Meninggal, Begini Kekuatan Militer Korut Sekarang yang Masih Sangar
Meski dianggap sebagai negara yang tertutup, Korea Utara menjadi salah satu negara yang paling disegani oleh pihak Barat yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) karena memiliki senjata nuklir. Pasukan hacker yang ada pun juga diwaspadai dan bisa menjadi ancaman di dunia siber karena terbukti sukses menjalankan tugasnya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…