Narkoba saat ini telah jadi ancaman dunia. Banyak negara yang sudah menyatakan darurat narkoba. Salah satunya Indonesia. Genderang perang pun ditabuh nyaring. Hukuman mati pun diberlakukan. Di era pemerintahan Jokowi, sudah belasan orang napi kasus narkoba dieksekusi.
Tapi, sepertiya itu belum menghasilkan efek jera. Faktanya, kasus narkoba masih banyak. Dan yang bikin miris, peredaran narkoba di penjara-penjara kian marak. Pelakunya mengendalikan perdagangan narkoba di balik jeruji besi. Kisah bandar besar Freddy Budiman adalah salah satu contoh nyatanya. Si bandar yang katanya tobat di penjara, pernah tertangkap basah mengendalikan jaringannya dari balik bui.
Fakta itu yang membuat jengkel Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Budi Waseso. Jenderal Waseso mengaku sangat geregetan dengan ulah para bandar. Mereka itu, kata Jenderal Waseso tak pernah kapok, walau sudah dibui. Bahkan dari balik penjara mereka leluasa menjual narkoba.
Dalam beberapa kesempatan Jenderal Waseso atau akrab dipanggil Jenderal Buwas melontarkan ide ‘gila’ bin nyelenehnya itu. Bahkan, ketika ia memberi ceramah umum di hadapan para praja IPDN, mengaku ide ‘gilanya’ itu disampaikan juga ke Presiden Jokowi, saat kepala negara menghadiri acara pemusnahan barang sitaan BNN. Kepala negara manggut-manggut, kata Jenderal Buwas. Tidak hanya itu, Presiden juga meminta agar pemberantasan narkoba lebih keras dan tegas lagi. Sebab, jika dibandingkan antara bandar yang mati dengan anak-anak Indonesia yang tewas sia-sia karena narkoba, perbandingnya jomplang. Lebih banyak yang tewas sia-sia. Tiap hari, sekitar 50 orang di Indonesia mati sia-sia karena narkoba.
Yang bikin jengkel lagi, kata Jenderal Buwas, para bandar itu walau sudah mau dieksekusi, kerap berusaha mengulur waktu. Mereka banyak permintaan. Salah satunya, mengajukan PK dan meminta grasi, serta upaya hukum lainnya. Padahal jelas-jelas dia salah. Dosanya teramat besar kepada bangsa. Mereka para bandar yang mengancam kelangsungan masa depan republik. Sebab, satu generasi bangsa akan hilang karena narkoba. Faktanya kini yang disasar adalah anak-anak yang punya otak encer. Merekalah yang disasar para bandar.
Jadi kata Jenderal Buwas lagi, karena narkoba sudah jadi ancaman luar biasa, maka yang dibutuhkan adalah cara-cara yang tak biasa untuk memeranginya. Harus metode-metode gila yang diterapkan. Kalau biasa saja, tinggal menunggu waktu saja, Indonesia bisa seperti Tiongkok saat ditaklukan Inggris, atau seperti Meksiko dan Kolombia yang dikontrol kartel.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…