Indonesia dulunya mengalami penjajahan yang sangat lama dari pihak asing. 350 tahun dari Belanda dan 2 tahun dari jepang. Tidak sedikit luka pahit yang dialami atas peristiwa itu. Ya, banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, kemelaratan panjang, rendahnya intelektualitas kaum bawah, adalah segelintir bukti pedihnya penjajahan yang pernah kita alami.
Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang waktu itu memang sangat keji. Sehingga banyak orang yang bilang, seandainya harus tetap dijajah, maka diinvasi Inggris mungkin lebih tidak sengsara. Asumsi ini lahir lantaran melihat beberapa jajahan Inggris yang kemudian jadi negara maju dan sebagainya. Tapi, apakah nyatanya seperti itu jika terjadi di Indonesia? Ulasan berikut akan memberimu jawabannya.
Metode penjajahan yang dilakukan oleh setiap negara berbeda, Belanda pun demikian. Waktu itu, sangat dilarang untuk mengenyam pendidikan sehingga memiliki pikiran terbuka dan cerdas. Alasannya tentu saja karena Belanda tidak ingin lebih banyak dari orang kita yang melakukan perlawanan. Makanya, dulu hanya segelintir orang pribumi yang bisa merasakan sekolah.
Perlakuan Belanda yang seperti ini nyatanya berbeda dengan Inggris. Diketahui, mereka mengizinkan penduduk dari negeri jajahannya untuk mengenyam pendidikan. Jadi, seumpama Indonesia dulu dijajah oleh si Britania, maka mungkin penduduk pribumi akan lebih melek karena mereka bisa sekolah. Fenomena ini sendiri kemudian akan berimbas pada Indonesia sendiri yang bakal mengalami hal-hal besar. Dibodohkan oleh Belanda saja kita bisa sehebat sekarang, apalagi sejak dulu para sesepuh sudah melek pendidikan. Kita mungkin lebih maju lagi sekarang.
Ya, seperti halnya Malaysia, India dan Australia, tidak banyak korban yang akan berjatuhan seperti saat dijajah Belanda dan Jepang. Meskipun menjajah, Inggris lebih dibilang lebih manusiawi ketimbang dua negara penjajah Indonesia. Tidak akan ada para pekerja paksa semacam romusha, sehingga tidak timbul banyak korban berjatuhan.
Meskipun ada kerja paksa, namun bakal lebih manusiawi, orang yang sakit dirawat, yang tua tidak wajib bekerja dan lain-lain. Hal ini pastinya sangat berbeda saat Jepang melakukan kerja paksa di mana semua orang yang dianggap tidak kuat langsung dibantai saat itu juga.
Masih ingat peristiwa konfrontasi kita dengan Malaysia pada masa lalu? Ya, saat itu si negeri jiran bisa dengan gampangnya meminta bantuan kepada kerajaan Inggris. Hal itu bisa terjadi karena Malaysia dulunya adalah bekas jajahan Inggris. Dan seumpama Indonesia dulu juga berada di posisi yang sama, maka hal serupa bisa pula terjadi.
Tak hanya mendapatkan bantuan militer, negeri jajahan Inggris juga diberikan kemudahan untuk mencapai kemerdekaan. Buktinya adalah Singapura dan Inggris yang diketahui diberikan kemerdekaan oleh si penjajahnya. Seumpama skenarionya Indonesia dijajah Inggris, mungkin saja kita bisa merdeka dengan lebih mudah dan tanpa darah. Tapi, status kemudian agak kurang greget karena kemerdekaan bukan lantaran perjuangan tapi dikasih.
Pada dasarnya Indonesia berbeda dari India maupun Malaysia. Negeri kita memiliki potensi lebih. Seumpama jadi persemakmuran Inggris, Indonesia akan diberi banyak dana jika memang dibutuhkan. Hal itu bisa digunakan untuk membangun infrastruktur dan perekonomian yang lebih maju. Dengan uang itu pula, bukan tidak mungkin Indonesia dapat mengolah sumber alamnya sendiri.
Sehingga tidak ada campur tangan Amerika dan pihak asing lainnya. Karena sampai ada saja yang mencoba merebut sumber daya Indonesia, maka akan dihalangi Inggris. Meskipun demikian, bisa jadi mereka juga bakal meminta jatah atau bagian.
Ini yang akan selamanya melekat pada negara yang diberikan kemerdekaan oleh Inggris. Tidak seperti India yang memberontak, Malaysia dan Singapura mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. Akhirnya hingga kini kedua negara itu seolah masih mendapatkan predikat terjajah oleh Inggris.
Memang itulah risiko yang dihadapi karena menjadi anak angkat dari Inggris. Sudah merdeka tapi apa-apa masih harus melibatkan Inggris. Sehingga pada dasarnya tak pernah merasakan berdiri di kaki sendiri. Dari sisi moral historis juga kurang bagus. Anak-anak mungkin jadi kurang mengerti tentang perjuangan di masa lalu gara-gara kemerdekaan didapatkan sebagai bentuk pemberian atau hadiah.
Seperti itulah, seumpama Inggris yang menjajah kita selama ratusan tahun, maka negeri ini mungkin tidak mengalami banyak kenestapaan. Meskipun demikian, jika benar terjadi maka status Indonesia takkan lebih dari negara persemakmuran. Apa pun itu, yang namanya penjajahan takkan pernah ada enaknya. Lebih baik berdiri di kaki sendiri serta memiliki apa yang harusnya dimiliki.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…