Enggang adalah salah satu burung langka yang dilindungi di Indonesia. BInatang yang lebih dikenal sebagai rangkong ini konon disakralkan oleh suku Dayak. Masyarakat Dayak meletakkan posisi burung enggang layaknya menghormati pencipta. Hampir keseluruhan bagian tubuh enggang selalu disimbolkan dalam benda yang digunakan dalam keseharian masyarakat Dayak. Misalnya rumah adat, baju adat, bahkan tattoo yang melambangkan burung ini.
Pemilihan burung enggang sebagai simbol keramat bukan tanpa ada alasan. Burung indah dengan paruh bertanduk ini memiliki karakter yang istimewa. Karakter hewan yang santer disebut panglima burung ini diyakini sebagai simbol kebesaran dan kemuliaan yang melambangkan suku Dayak. Mengapa harus burung enggang? Berikut ini ulasannya.
Satu dari sekian alasan mengapa burung enggang dikeramatkan adalah kebiasaannya yang hinggap di tempat tinggi. Pohon-pohon tinggi dan gunung-gunung adalah tempat favoritnya. Karena kebiasaan inilah masyarakat Dayak menyimboikan burung berparuh besar ini layaknya pemimpin, seseorang yang selalu di tempat tertinggi.
Tidak seperti jenis burung atau unggas lain yang berkali-kali berganti pasangan, burung enggang hanya berpasangan dengan satu burung. Oleh karenanya saat salah satunya mati, burung ini tidak akan kawin lagi. Kesetiaan ini juga terbukti saat enggang betina bertelur. Ketika telur terkumpul dan siap dierami, enggang betina akan tinggal di lubang pohon yang sarangnya ditutupi lumpur. Hanya tersisa lubang sempit yang terlihat dari luar. Selama proses ini, hampir empat bulan lamanya, enggang jantan akan menemani enggang betina dan memberikan makanan dari lubang sempit itu. Wah, sungguh mengharukan bukan? Karena inilah burung enggang dijadikan contoh masyarakat Dayak dalam menjalani kehidupan untuk senantiasa mengasihi dan mencintai pasangan hidupnya. Selain itu, juga untuk selalu rukun dalam mengasuh anak mereka sehingga bisa menjadi orang Dayak dewasa yang mandiri.
Burung yang populer disebut hornbill dari bahasa Inggris ini pun sangat mencolok karena suaranya yang menggelegar. Suara yang dibunyikan burung enggang merupakan tanda persiapan sebelum terbang. Suara yang keras ini dianggap simbol seorang pemimpin yang selalu didengarkan rakyatnya. Seperti masyarakat Dayak yang selalu mendengarkan perintah kepala sukunya.
Bagian tubuh burung enggang yang juga dikagumi adalah bagian sayap dan ekor. Sayapnya yang tebal merupakan simbol dari pemimpin perkasa yang dapat melindungi rakyatnya. Saat dikepakkan, sayap enggang mengeluarkan bunyi yang khas dan dramatik. Sedangkan ekor yang panjang melambangkan kemakmuran yang luas melingkupi masyarakat yang dipimpin.
Kebiasaan burung enggang yang juga unik adalah cara mereka makan. Burung pemakan hewan dan tumbuhan ini tidak pernah mencari makanan di tanah seperti unggas lain. Mereka mencari mangsanya dari batang atau cabang pohon. Burung-burung ini biasa memakan buah ara, palem, dan beringin. Selain itu, mereka juga memangsa tikus, kadal, dan burung kecil yang berada di atas pohon.
Itulah lima hal penting yang membuat burung enggang amat dihormati oleh suku Dayak. Sayangnya, penebangan pohon secara liar dan perburuan enggan kian membuat burung kebanggaan ini sulit ditemui. Semoga ke depannya, banyak masyarakat yang sadar dan turut menjaga kelestarian sang panglima burung.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…