Arab Saudi, negara kaya minyak ini begitu diperhitungkan kiprahnya di dunia. Tak hanya berpengaruh, mereka juga punya andil terhadap jalannya roda kehidupan global saat ini khususnya di ranah ekonomi. Bagi orang Indonesia sendiri Arab Saudi adalah negara yang harus dikunjungi setidaknya sekali seumur hidup. Ya, untuk melakukan kewajiban haji.
Sudut pandang orang Indonesia terhadap Arab bisa dibilang biasa saja. Tidak terlalu menyukai namun juga tidak pula benci. Namun ketika kasus TKW yang disakiti beberapa waktu lalu muncul, nyaris membuat masyarakat Indonesia marah dan menghujat negara ini. Jika Indonesia seperti ini pandangannya terhadap Saudi Arabia, lalu bagaimana negara-negara barat? Ya, mereka ternyata tidak menyukai negara ini. Bahkan bisa dibilang benci.
Lalu apa saja yang sebenarnya bikin negara ini tidak disukai orang-orang Barat? Berikut ulasannya.
Uni Eropa dan Amerika sudah lama mencurigai Arab Saudi mendanai banyak sekali organisasi-organisasi teroris di seluruh dunia. Bahkan mereka memperkirakan sudah ada sekitar $ 100 miliar yang disebarkan ke pihak-pihak tertentu. Bahkan banyak pihak barat yang menyinggung antara keterkaitan ISIS dan Arab Saudi. Meskipun belum ada bukti yang bisa ditunjukkan, namun mereka mengatakan alasan kenapa ISIS tetap bisa bertahan adalah lantaran sokongan dana dari Arab Saudi.
Hillary Clinton pernah mengatakan jika Arab adalah Fountainhead of Terrorism alias penyumbang dana di balik organisasi teroris. Bahkan ada dugaan jika Arab juga mendanai serangan 9/11. Mengenai hal tersebut sudah dijelaskan dalam sebuah dokumen setebal 28 lembar yang ditulis oleh salah seorang anggota kongres di negeri Paman Sam. Jadi, apakah Arab yang berada di balik semua kekacuan di muka bumi belakangan ini? Tidak ada yang tahu.
Kebiasaan di Saudi Arabia, wanita dilarang keluar sendiri. Setidaknya seorang wanita harus didampingi satu orang pria yang masih satu keluarga. Jika melanggar hal ini, para wanita akan dihukum bahkan sampai dijatuhi kurungan penjara.
Orang-orang barat menganggap hal ini sangat bertentangan dengan HAM. Dimana seharusnya wanita punya kebebasan yang sama dengan pria. Namun Arab mengklaim peraturan seperti ini justru akan menyelamatkan kaum perempuan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya hal semacam ini bukanlah hal yang harusnya dibandingkan. Ya memang kalau dibandingkan dengan negara barat serta anggapan masyarakatnya, sudah jelas apa yang dilakukan orang-orang Arab terhadap kaum wanitanya sama juga dengan pelanggaran HAM.
Arab adalah negara yang menganut hukuman mati untuk kejahatan berat. Prosesinya sendiri biasanya lewat pemancungan di tempat umum. Tahun ini Saudi sudah memenggal setidaknya 100an orang. Ya, barat tidak menyukai negara ini karena mereka berbeda dalam sistem pemberian hukuman. Di Arab memberlakukan sistem ‘eye for an eye’, sedangkan di barat perilaku kejahatan tidak layak dihukum mati. Tentu saja atas nama HAM.
Media barat pun sering menyindir dengan membandingkan Arab dengan ISIS. Mereka mengatakan jika Arab seharusnya malu lantaran lebih banyak mengeksekusi manusia dibanding ISIS. Sebenarnya kalau dilihat dari statistik jumlah yang dieksekusi, maka China dan Iran lah yang paling banyak di dunia.
Di barat siapa pun bebas berbicara semaunya. Entah itu di muka umum atau di media sosial. Namun hal-hal seperti ini tidak akan pernah dijumpai di Arab. Berani mengungkapkan sesuatu maka sudah harus siap dengan risikonya. Entah itu dicambuk di muka umum atau dipenjara berhari-hari jika terbukti bersalah.
Contoh kasusnya adalah ketika seorang jurnalis Al Watan Online yang menulis sebuah sindiran tentang pemerintah. Tanpa perlu menunggu lama sang jurnalis pun diciduk dan di hukum seminggu penjara. Hal yang sama juga dialami oleh seorang blogger bernama Raef Badawi. Pria ini harus mendekam 10 tahun di penjara lantaran menulis artikel yang menyinggung Islam.
Memang terlihat sangat kejam, tapi perlu dilihat juga jika penyebab mereka dipenjara adalah lewat tulisan-tulisan yang memicu. Artinya, kebebasan berpendapat boleh dilakukan di sini, namun apa yang ditulis haruslah sesuatu yang tidak memantik tanggapan berlebih atau bahkan memancing amarah orang lain.
Berdasarkan peringkat yang dituliskan oleh Freedom House. Arab Saudi menempati posisi paling buncit dalam hal aparat keamanan. Menurut mereka hal ini dilihat dari bagaimana para aparat memberlakukan hukuman yang sepertinya sangat konyol dan terkesan semena-mena.
Misalnya seperti kasus yang menimpa seorang bernama Mikhlif bin Daham. Pria ini harus merasakan dinginnya penjara hanya gara-gara ia menghadiri pertemuan yang di dalamnya terdapat seorang Syiah. Pemberian hukuman yang konyol dan tidak masuk akal juga dialami oleh seorang aktivis. Gara-garanya ia diduga menghina raja secara verbal.
Atas hal-hal seperti inilah kemudian polisi Arab dianggap yang paling buruk di dunia. Padahal jika kita menilik prinsip tiap negara punya aturannya sendiri, hal semacam ini mungkin adalah sesuatu yang wajar.
5 hal ini yang membuat barat begitu tidak menyukai Arab Saudi. Sebenarnya alasannya sendiri lebih ke arah dugaan dan relevansinya jika dibandingkan dengan negara-negara barat. Misalnya anggapan jika Arab membiayai teroris atau pemberlakukan hukuman mati.
Namun satu hal yang harus kita ingat, setiap negara punya aturannya sendiri. Arab mungkin terlihat ekstrem, namun apa pernah kita mendengar rakyatnya melakukan huru hara sampai protes berkepanjangan? Kadang apa yang diungkapkan barat tentang negara ini hanyalah bentuk ketidaksukaan mereka saja.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…