Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia merupakan garda depan pengaman negara yang jasanya sangat besar untuk bangsa. Bagaimana tidak, orang-orang itulah yang selalu muncul pertama kali saat negara kita terjadi konflik, entah itu dalam negeri maupun dengan luar negeri. Tentunya mereka adalah pihak yang pantas diberikan apresiasi besar.
Tapi apa jadinya jika ada masyarakat Indonesia yang bukannya menghargai tugas TNI dan POLRI malah menghina dan menjelek-jelekkan mereka? Tentunya akan ada banyak kecaman yang muncul sebagai bentuk protes terhadap pihak-pihak tak bertanggung jawab itu. Di bawah ini ada beberapa kasus penghinaan aparat negara yang sempat menghebohkan Indonesia, termasuk salah satunya Iwan Bopeng.
Kasus yang pertama bermula dari sebuah postingan salah seorang pengguna facebook bernama Joko Irawan. Saat itu ada sebuah akun yang memposting foto Letkol. Ir. Zulfikar. M.S.M yang mencalonkan diri menjadi bupati Aceh Tamiang untuk periode 2017-2022, dan di foto tersebut akun bernama Joko Irawan menuliskan komentar yang menyudutkan pihak TNI.
Komentar yang berbunyi, ”Blm tepat rasany TNI brpolitik d Aceh.. Luka asyarakat Aceh trhadap TNI blm trobati.. Lebih baik brtobat aja dulu..” Komentar tersebut bukannya mendapat tanggapan positif dari masyarakat Aceh, melainkan banyak yang menuntuk agar sang pemilik akun ditindak tegas. Salah satunya adalah sebuah organisasi yang menamakan diri Forum Peduli Rakyat Miskin Aceh yang berpendapat bahwa harus ada sanksi yang sesuai kepada siapapun yang melecehkan institusi TNI yang selama ini menjaga kedaulatan Indonesia.
Berawal dari pemberitaan mengenai rasa kecewa pemerintah Palestina karena beberapa kali Indonesia menggunakan bendera negara mereka sebagai atribut demo, twitter resmi TNI Angkatan Udara kemudian menuliskan status terkait hal tersebut. Tapi bukannya ditanggapi dengan serius malah ada salah satu pengguna twitter memberikan komentar negatif di akun resmi tersebut.
“Ngurudi bndera mulu nih tentara banci, yang bakar bndera di Papua brani tidk…ha..ha..ha.. klian kan Cuma nmpak hebat klo pkai senjata,” tulis pemilik akun bernama Sutan Labil. Kemudian sang admin akun TNI Au kembali membalasnya dengan klarifikasi dan menuntut adanya permintaan maaf bila tidak ingin ditindak tegas. Beberapa menit kemudian barulah Sutan Labil menyampaikan permintaan maafnya. Apa harus diancam terlebih dahulu baru masyarakat kita tahu cara menghargai?
Kasus lain datang dari seorang office boy di daerah Ponorogo, Jawa Timur yang dilaporkan karena membuat meme tentang seorang polantas yang menelpon istrinya setelah menerima uang suap. Lelucon buatan Imelda Syahrul Wahab itu bukannya dianggap menghibur bagi masyarakat malah dituding melecehkan institusi kepolisian.
Saat itu, Bripda Aris Kurniawan, seorang satpol PP Ponorogo yang gambarnya digunakan sebagai meme langsung melaporkan sang pelaku. Namun tak berapa lama sang polisi mencabut tuntutannya pada sang pelaku karena merasa kasihan. Seharusnya kreativitas sang OB bisa digunakan untuk hal yang lebih baik, bukannya malah menghina aparat negara seperti itu.
Inilah yang sempat menjadi trending beberapa pekan ini. beredarnya video seseorang berkemeja kotak-kotak yang dengan emosi meluap-luap menyampaikan kekesalannya pada panitia pemungutan suara di TPS 27 ketika diadakannya Pilkada DKI. Saat itu Iwan merasa kesal karena rekannya tidak diperbolehkan memasuki lokasi pemilihan oleh panitia.
Bukannya meminta penjelasan dengan baik-baik, pria ini malah sibuk mencaci panitia dengan kalimat yang kontroversial, salah satunya adalah “hei tentara gua potong di sini apalagi elu.” Pernyataan yang sepertinya secara spontan dia lontarkan itu kemudian membuat netizen geram dan menganggap sosok Iwan sok berani. Bahkan ada juga beberapa video tantangan dari prajurit TNI yang ditujukan pada Iwan sampai akhirnya pria tersebut membuat video permintaan maaf untuk satuan Tentara Nasional Indonesia.
Tidak ada warga negara yang menginginkan perpecahan di Indonesia. Apalagi bila itu disebabkan oleh perlakuan melecehkan atau menghina orang lain, terlebih bila sasarannya adalah menjelekkan instansi negara yang sudah berjuang menjaga kedaulatan Indonesia. Tentu saja akan ada lebih banyak rakyat yang mebgecam. Semoga empat kasus tadi dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua bahwa demokrasi atau kebebeasan yang ada di Indonesia tidak seharusnya disalahgunakan dengan memandang rendah pihak tertentu.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…