Reklamasi memiliki arti menutup lautan, sungai, atau zona perairan agar wilayah daratan semakin luas. Penutupan ini akan membantu suatu negara atau lembaga dalam membangun sesuatu yang berguna. Misal untuk membangun jalur pesawat di bandara, jalan raya, hingga membuat sebuah pulau.
Sayangnya, tak semua reklamasi berjalan dengan baik. Banyak reklamasi yang akhirnya merusak ekosistem pantai hingga memutus mata pencaharian bagi nelayan. Itulah mengapa reklamasi di Indonesia menjadi sangat panas. Sebut saja reklamasi Teluk Jakarta dan reklamasi Teluk Benoa. Reklamasi ini dianggap akan mengganggu banyak sekali sektor dan hanya menguntungkan pengusaha saja. Akhirnya, konflik kian panas terus terjadi hingga sekarang.
Oh ya, tanpa ingin mendukung adanya reklamasi pantai, inilah lima negara besar dengan reklamasi pantai terluas di dunia. Mari kita simak bersama-sama.
Tiongkok adalah salah satu negara yang paling banyak melakukan reklamasi pantai di dunia. Hingga sekarang, ada lebih dari 12.000 km persegi luas perairan di pantai yang ditutup untuk digunakan sebagai tempat mendirikan bangunan, bandara, hingga keperluan lain dalam bidang kemaritiman.
Reklamasi paling banyak terjadi di daerah padat Shanghai antara tahun 2003-2006 dengan memakan daerah pantai seluas 133 km persegi. Selanjutnya di daerah Liaoning sebanyak 310 km persegi. Daerah Jiangsu juga banyak sekali dilakukan reklamasi, bahkan proyek yang dijalankan pada tahun 2009 akan dilanjutkan hingga tahun 2020.
Belanda menjadi negara selanjutnya yang banyak melakukan reklamasi pantai. Negara yang pernah menjajah Indonesia ini harus berjuang karena memiliki banyak wilayah di bawah permukaan laut. Itulah mengapa Belanda memiliki banyak dam agar air laut tidak masuk ke daratan yang sangar rendah.
Untuk mengatasi hal ini, Belanda banyak melakukan penutupan pantai atau menutup daratan dengan banyak pasir dan tanah. Jika hal ini tak dilakukan, sudah dipastikan jika Belanda akan tenggelam dan tidak akan mampu lagi menempati wilayahnya. Reklamasi di Belanda sangatlah penting hingga selalu didukung oleh penduduknya.
Korea Selatan menjadi negara selanjutnya yang melakukan reklamasi di daerah pantainya. Hingga sekarang sudah nyaris 1.000 km persegi wilayah Korea Selatan ditutup untuk dijadikan daratan baru. Pemerintah Korea Selatan bahkan sudah merencanakan proyek yang jauh lebih besar dari sebelumnya untuk menarik pebisnis dari luar negeri berdatangan di sini.
Rata-rata penutupan pantai di Korea Selatan dilakukan untuk membuat sebuah kawasan industri yang besar. Dengan membangun kawasan industri besar dan dekat dengan daerah pantai, Korea Selatan mengharapkan investor dari berbagai belahan dunia akan menanamkan modalnya.
Jepang adalah negara selanjutnya yang melakukan reklamasi pantai di negaranya. Salah satu reklamasi pantai paling fenomenal adalah pembuatan pulau buatan yang dinamai Odaiba. Pulau ini berada di Teluk Tokyo. Odaiba dijadikan tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari Jepang maupun mancanegara.
Selain digunakan untuk kawasan wisata, Jepang juga membangun banyak daratan baru untuk keperluan perumahan dan industri. Mereka ingin membuat banyak sekali daratan yang bersebelahan dengan pantai agar transportasi dan perdagangan bisa berjalan dengan baik.
Bahrain yang ada di kawasan Arab juga melakukan reklamasi di pantainya. Negeri ini telah melakukan penambahan luas daratan hingga lebih dari 200 km persegi. Penambahan wilayah ini dilakukan karena Bahrain sadar negerinya terlalu kecil hingga butuh wilayah yang jauh lebih besar untuk mendukung sektor industri.
Daratan baru yang ada di Bahrain digunakan untuk pembangunan kawasan industri yang maju. Dengan melakukan reklamasi pantai ini, Bahrain telah melakukan investasi jangka panjang yang keuntungannya akan meningkat dengan sangat tajam. Bahrain sadar jika potensi negerinya sangat besar hingga harus melakukan reklamasi pantai yang cukup banyak pula.
Inilah lima negara besar yang dikenal paling banyak melakukan reklamasi pantai. Indonesia mungkin berencana melakukan reklamasi pantai, namun dengan konflik seperti ini hal ini tak akan bisa dicapai. Reklamasi tak hanya sekadar menutup lautan dengan pasir saja, namun perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang lain.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…