Run [Image Source]
Barangkali sebagian besar dari kita masih asing dengan nama pulau Run, pulau terkecil di Kepulauan Banda, Indonesia. Pulau yang memiliki panjang sekitar 3 kilometer dan lebar 1 kilometer tersebut berlokasi dekat dengan Darwin, Australia. Saat ini namanya memang tak begitu dikenal, namun pulau kecil ini dulunya pernah menjadi berlian yang diperebutkan oleh Belanda dan Inggris.
Hal tersebut karena Run memiliki peran penting dalam roda perekonomian global karena hasil buminya yang luar biasa. Bahkan konon nilainya lebih tinggi dari emas dan perak. Ya, hasil bumi yang dimaksud ini adalah pala di mana sangat dibutuhkan oleh orang-orang barat. Para dokter masa itu memperkenalkan pala sebagai obat pes yang dulu pernah mewabah di Eropa, dan dulu dikenal dengan sebutan Black Death.
Menyebarnya berita bahwa pala merupakan obat bagi penyakit pes pun membuat nilai jual bahan ini meningkat hingga 10 kali lipat. Tak lama setelah itu, muncul pula berita tentang khasiat pala yang bisa digunakan untuk mengobati pilek, perut kembung, disfungsi ereksi dan lain sebagainya. Saat itu, semua rempah-rempah asal Kepulauan Banda dikuasai oleh Belanda, terkecuali Run.
Meski Run sudah diklaim oleh Inggris, ternyata Belanda tak mau mengalah. Hal tersebut tentu demi bisa memonopoli pala dari pulau Run. Dan ternyata, pulau Run juga menjadi salah satu penyebab pecahnya perang antara Inggris dan Belanda pada tahun 1652-1654. Pada tahun 1667, kedua negara tersebut pun akhirnya menyepakati perjanjian Breda.
Rupanya, keberuntungan memang tak memihak pada Belanda. Monopoli terhadap pala runtuh setelah pemindahan pohon tanaman tersebut ke Ceylon (Sri Langka) pada tahun 1817. Sementara 350 tahun kemudian, Manhattan berkembang menjadi kota besar yang mendunia, New York. Sementara Run kian tenggelam. Namanya pun kian terlupakan.
Pulau Run begitu sulit dijangkau. Sebab, cuaca ekstrim membatasi jumlah pengunjung pulau tersebut. Bayangkan, dalam setahun hanya ada 3 bulan waktu lautan untuk tenang. Lohor Burhan, seorang guru yang bekerja di sana mengatakan jika hingga saat ini pala merupakan sumber mata pencaharian utama.
Inilah Run, pulau yang dulunya jadi rebutan tapi kini bahkan tak banyak orang kenal. Seumpama waktu bisa kembali ke masa lalu dan Inggris yang mendapatkan Run, kira-kira akan seperti apa ya tempat ini? Mungkin saja Run saat ini bisa seterkenal bali atau bahkan Ibiza mengingat Inggris suka memberdayakan daerah jajahannya.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…