Cornelis Speelman [image source]
Selama sekitar 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia sudah banyak kerugian yang ditanggung bangsa kita. mereka mengeruk segala macam yang ada di Indonesia. Cara yang dilakukan pun bermacam-macam.
Beberapa di antaranya adalah dengan mendirikan kongsi dagang VOC dan politik adu domba yang dikenal dengan nama devide et impera. Kongsi dagang tersebut pada akhirnya gulung tikar. Sebabnya adalah banyaknya jenderal Belanda yang ternyata korup.
Salah satu jenderal Belanda yang menjadi penyebab gulung tikarnya VOC adalah Cornelis Speelman. Ia berkali-kali memanfaatkan uang VOC untuk kesenangannya sendiri seperti membeli berlian yang harganya selangit dan bertindak semena-mena. Bagaimanakah profil Speelman dan kiprahnya sebagai Jenderal Belanda? Simak ulasan menarik berikut ini.
Speelman lahir pada 2 Maret 1628. Pada usia 16 tahun ia sudah melanglang buana ke Asia. Awalnya ia diterima sebagai pegawai VOC di India. Tak genap satu tahun, ia sudah menginjakkan kaki di Batavia sebagai kepala administrasi.
Selain pandai menempatkan diri dalam karirnya, Cornelis Speelman juga piawai dalam menjalankan politik adu domba atau devide et impera. Tercatat Pangeran Hasanuddin, Sultan Haji dan Amangkurat II tumbang karena hasutan Speelman. Ia membantu Arung Palakka melawan Hasanuddin. Dengan armada sebanyak 600 prajurit belum lagi dari Arung Palakka, Hasanuddin menyerah. Akhirnya ia menandatangani Perjanjian Bongaya.
Jabatan tinggi memang kadang menyilaukan. Saat menjabat sebagai Koromandel, Speelman tersangkut kasus bongkahan berlian mewah. Melalui sidang yang digelar, ia divonis melakukan penyelewengan wewenang karena gaji seorang Koromandel tak akan pernah cukup untuk membeli barang mewah tersebut. Akhirnya jabatan Speelman diturunkan menjadi kapten kapal serta diikuti kurungan 15 bulan dan denda sebesar 3 ribu gulden.
VOC sebagai kongsi dagang di Batavia juga ikut menelan kerugian selama dipimpin oleh Speelman. Penjualan tekstil mereka selama tahun 1681 hingga 1684 menurun drastis sampai 90 persen. Para pedagang swasta mulai berani mengganggu monopoli yang dilakukan VOC. Bahkan monopoli opium tidak berjalan dengan efektif.
Itulah sekilas cerita tentang bagaimana keegoisan dan kelicikan seseorang, bisa merugikan banyak hal. Mulai dari mengadu domba, korupsi hingga penindasan demi kepentingan sendiri. Pangkat yang tinggi memang sering menjadikan manusia lupa diri ketika diberi amanah. Yang seharusnya dijaga dengan baik-baik malah disalahgunakan. Pada akhirnya mereka sendiri yang harus menanggung kerugian akibat dari perbuatannya tersebut.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…