Ada beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki keunikan sendiri dalam penamaan daerah di dalamnya. Satu yang paling terkenal diantaranya adalah Provinsi Jawa Barat dengan banyaknya jumlah daerah memiliki nama berawalan ‘Ci-‘. Mulai dari Cianjur, Cimahi, Ciamis, dan lainnya yang konon katanya awalan tersebut memiliki sejarah atau nilai folosofis sangat kental di sana. Namun baru-baru ini beredar kabar mengenai salah satu kabupaten di sana ingin melakukan pergantian nama, yaitu Kabupaten Ciamis.
Bagi orang luar berita ini mungkin sedikit mengejutkan ya, karena seperti tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba muncul wacana tersebut. Namun bagi masyarakat Ciamis sendiri ternyata hal tersebut sudah lama lho dibicarakan. Tapi kira-kira kenapa ya mereka harus mengganti nama yang notabenenya sudah melekat selama ini?
Perlu diketahui bahwa di lingkungan masyarakat Ciamis sendiri ternyata perubahan nama ini memang sudah menjadi pembicaraan sejak lama. Menurut Godi Suwarna, seorang sastrawan, usul perubahan nama Ciamis menjadi Galuh sudah ada sejak tahun 1994. Namun perjalanan mereka mengalami pasang surut sampai akhirnya di tahun ini kembali mendapatkan optimisme untuk pergantian nama.
Nama Galuh sendiri sebenarnya bukan hal yang baru bagi warga Ciamis. Pasalnya jauh sebelum daerah itu dinamakan Ciamis, Galuh lah yang menjadi namanya. Hingga pada tahun 1916 Pemerintah Hindia Belanda meresmikan pergantian nama dari Galuh menjadi Ciamis. Saat itu alasan pemerintah mengganti namanya dengan Ciamis adalah karena tidak ingin disangkutpautkan dengan Bupati Karawang yang bernama Galuh. Padahal seharusnya memang tidak ada hubungannya sama sekali karena hanya sekedar kemiripan nama yang tak sengaja.
Masyarakat Ciamis sendiri sebenarnya sudah sering mengadakan diskusi terkait wacana pergantian nama ini bersama sejumlah tokoh intelektual. Yang mana dari pertemuan itu kita bisa tahu bahwa sebenarnya bila ditinjau dari aspek filosofis nama, Ciamis tidak memiliki kejelasan dalam aspek argumentasi ilmiah. Selain itu nama Ciamis ini ternyata memiliki dampak negatif untuk sisi psikologis masyarakatnya.
Siapa sangka bahwa menurut sejarah Ciamis berasal dari olok-olokan kolonial Belanda. Saat masa penjajahan, ada satu daerah Ciamis yang bernama Ciancang digunakan sebagai tempat berperang. Karena itu kemudian lokasi tersebut dibanjiri oleh darah yang membuat baunya menjadi amis. Itulah kemudian saat kota baru didirikan, nama Ciamis lah yang diberikan. Dan tentu saja perubahan nama ini sama sekali tidak ditunggangi oleh kepentingan politik dan murni keinginan rakyat melalui hasil diskusi-diskusi yang dilakukan sebelumnya.
Pergantian nama Ciamis menjadi Galuh ini tentu saja bukan perkara sulit bila dilihat dari segi sosialisasi pada masyarakat. Pasalnya istilah Galuh sendiri rasa-rasanya memang sudah tertanam dalam hati warga. Seperti yang disampaikan oleh Prof Sobana Hardjasaputra MA, Guru Besar Sejarah Universitas Padjajaran. Bahwa setiap ada penamaan di Kabupaten Ciamis, mereka lebih banyak menggunakan nama Galuh.
Misalnya saja Stadion Galuh, Universitas Galuh, sampai-sampai tim Persatuan Sepak Bola Galuh Ciamis (PSGC). Dan bila ditinjau dari segi arti, Galuh sendiri bermakna sebagai permata. Sementara secara filosofis nama Galuh identik dengan Galeuh yang tak lain adalah bagian kayu yang paling keras dan juga galih yang maknanya kalbu atau hati. Jadi di sini sebenarnya nama Galuh sendiri sudah mengakar dalam pikiran masyarakat Ciamis.
Pergantian nama Ciamis menjadi Galuh harusnya bukan perkara yang begitu sulit. Pasalnya dari segi persetujuan saja pemerintah setempat sudah mengantonginya dari seluruh elemen masyarakat. Namun menurut Sekda Provinsi Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa, penggantiannya tetap harus sesuai dengan ketentuan serta dilakukan kajian mendalam dari segala aspek. Hal ini dikarenakan bila nama sudah diganti otomatis ada beberapa perubahan yang mengikuti seperti misalnya peraturan, lambang, logo, alamat, cap, dan lainnya.
Selain itu, menurut Ketua DPRD Ciamis, Nanang Permana, tidak perlu membentuk pansus dalam proses pergantian nama ini. Cukup langsung memerintahkan Komisi 4 untuk menindaklanjuti dengan menyertakan alasan pergantian dan melakukan kajian ilmiah. Nanang menilai bahwa pansus tidak perlu dibentuk agar hasil bisa lebih cepat didapatkan serta akan terasa lebih efektif dan efisien.
Ciamis sebenarnya bukan satu-satunya daerah di Indonesia yang mengalami perubahan nama. Sebelumnya mungkin kalian ingat tentang perubahan Ujungpandang menjadi Makassar ya. Hal tersebut sebenarnya lumrah saja dilakukan asal ada landasan serta persetujuan dari pihak-pihak yang memang terkait. Wacana Ciamis menjadi Galuh memang sudah lama dicetuskan, dan sekarang nampaknya wacana ini akan segera terwujud.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…