Menjadi seorang polisi mungkin menjadi impian bagi setiap orang. Bagaimana tidak, bisa menyandang seragam coklat itu berarti mengabdi secara nyata pada negara. Profesi tersebut tentu memberikan rasa bangga tersendiri. Begitu pula dengan Muhammad Adam, pemuda kelahiran 20 Juni 1996 tersebut juga memutuskan untuk masuk akademi kepolisian demi mencapai cita-citanya.
Namun nahas benar nasib pemuda yang belum genap 21 tahun tersebut, bukannya pulang sebagai polisi, Adam justru kembali tanpa nyawa. Meninggalnya pemuda tersebut ternyata disebabkan oleh kelakuan para seniornya. Berikut ini kronologinya.
Adam adalah taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tingkat II. Sebelum hal tragis tersebut terjadi, Adam tengah mengikuti apel malam. Semua taruna tingkat II dikumpulkan bersama dengan para senior. Saat itu, semua taruna menjalani pembinaan fisik bersama-sama.
Hampir semua mengalami pemukulan. Hingga beberapa saat kemudian, Adam diminta untuk ke depan. Saat itulah dilakukan pemukulan hingga beberapa kali oleh seorang senior. Pada pemukulan terakhir, Adam merasa sangat kesakitan hingga tak sadarkan diri. Adam dilarikan ke rumah sakit pada pukul 02.00 dini hari, namun sayang nyawanya tidak dapat diselamatkan. Adam akhirnya meninggal pada pukul 08.00 pagi.
Berdasarkan hasil otopsi Polda Jateng, paru-paru pemuda 21 tahun tersebut mengalami luka yang serius. Terdapat luka memar bekas pukulan di bagian dada sebelah kanan dan juga kiri. Diduga kematian korban disebabkan oleh kekurangan oksigen yang membuat Adam gagal bernapas.
Setidaknya ada dua barang bukti yang diamankan oleh petugas, yaitu sabuk dan tongkat tumpul sepanjang 20 cm yang terbuat dari plastik. Pihak kepolisian pun langsung melakukan penyidikan guna mencari siapa pemilik barang tersebut.
Budaya kekerasan pada dunia pendidikan polisi dan juga militer memang belum juga bisa dihindari. Padahal, pihak Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sendiri tengah menegaskan bahwa seluruh taruna dan pengasuh seharusnya tidak membudayakan kekerasan.
Namun, adanya korban jatuh sungguh membuat banyak pihak sangat kecewa. Setidaknya ada 21 orang saksi yang diperiksa dalam penyidikan kasus kematian taruna akpol, Semarang, Brigadir Dua Taruna Mohammad Adam. Dari hasil penyidikan, diduga meninggalnya Adam pada hari Kamis 18 Mei 2017 tersebut diakibatkan oleh penganiayaan yang dilakukan oleh sedikitnya 12 orang senior.
Saat ini, jenazah Adam telah disemayamkan di Jalan Makam, Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Mengenai siapa yang menyebabkan melayangnya nyawa Adam, kasusnya hingga kini masih dalam pengusutan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahkan tengah memerintahkan Gubernur Akpol agar memberikan tindakan tegas bagi taruna yang terlibat penganiayaan terhadap Adam.
Semua yang terlibat harus akan dipidanakan. Sejak saat itu, Propam diminta untuk turun tangan guna melakukan mengevaluasi profesionalitas dan kinerja para pengasuh taruna.
Segala upaya pengusutan dan juga evaluasi kinerja pengasuh taruna memang tidak bisa mengembalikan Adam ke dunia. Namun, semoga keseriusan pihak kepolisian dalam menangani kasus kematian taruna tingkat II tersebut bisa mencegah kasus serupa agar tidak terulang kembali.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…