Selama ini kita didoktrin untuk selalu menghargai perjuangan keras seorang ibu. Mengingat bagaimana seorang ibu berpeluh demi keluarga kecilnya, kadang membuat hati kita teriris. Namun, bagaimana jadinya jika seorang ibu ini sudah ditinggal suami, tapi masih harus mengurus dua buah hatinya?
Ya, single mother yang berasal dari Jember ini menginspirasi kita semua. Bukan dari bagaimana ia berpeluh sebagai seorang ibu saja, tapi kuatnya sosok tersebut mengarungi kehidupan yang keras sebagai wanita. Boombastis.com akan mengulas kisah hidupnya dalam tulisan berikut ini.
Semua orang di dunia pasti memimpikan tentang pernikahan. Mereka yang berakhir di pelaminan pun tentu saja berharap rumah tangga yang dibinanya akan berjalan langgeng hingga maut memisahkan. Namun, wanita asal Jember bernama Nur Fatmawati ini memiliki jalan yang berbeda.
Seperti yang ditulis di laman facebook oleh pemilik akun bernama Yuni Rusmini, sosok single mother satu ini berpisah dengan sang suami beberapa tahun lalu. Nur Fatmawati pun memilih berjalan dengan keyakinannya sendiri, sambil berusaha tetap membahagiakan kedua buah hatinya.
Memulai hidup baru merupakan hal yang tak pernah Nur Fatmawati bayangkan sebelumnya. Meskipun begitu, dirinya memantapkan hati untuk memulai awal yang berat dari sebuah perjuangan demi buah hatinya. Ia mengenal seseorang yang berprofesi sebagai truk cabe di Blitar, dari situ, Nur mengaku mulai mengerti tentang seluk beluk truk.
Dari situ pula, Nur memantapkan diri menjajal profesi yang biasanya dilakoni para lelaki itu. Ia mengungkapkan bahwa panas dan hujan bukanlah penghalang untuk berhenti mengantarkan cabe-cabe dari satu kota ke kota yang lain. Ia melakukan pekerjaan tersebut semata-mata demi buah hatinya, meski di dalam hati ia menangis kesakitan karena ternyata susah sekali menjalani kehidupannya.
Meski banyak orang yang memandang sebelah mata pekerjaan Nur, ia mengaku sangat bangga setelah dua tahun menjalani profesi sebagai sopir truk cabe. Hal tersebut didasari oleh banyaknya pecinta pedas di seluruh Indonesia yang membutuhkan jasanya. Otomatis, pekerjaan sehari-harinya sangat berarti bagi para pecinta pedas.
Ia pun rela menempuh perjalanan dari Banyuwangi ke Situbondo yang notabene memakan waktu 2 jam jika tidak macet. Nur juga mengaku ia sekarang akrab dengan banyak sopir-sopir truk pantura, karena kebiasaan saling membantu jika salah satu sedang dirundung musibah. Setelah menemukan ritme dari pekerjaannya, Nur pun menikmati profesinya sebagai pekerja kasar tersebut.
Nur Fatmawati, sang sopir truk cabe kini telah mengilhami hikmah dari jalan yang dipilihnya. Jika ia bermalas-malasan dengan dalih kehidupan yang berat, pada akhirnya dirinya juga tak bisa membahagiakan kedua putranya. Kini, menjadi sopir truk cabe telah mengubah hidupnya.
Bukan hanya sekedar ekonomi keluarganya saja yang terbantu, tapi juga relasi yang bertambah. Ia mengenal banyak orang berkat profesinya, dari situ, Nur Fatmawati pun tak perlu khawatir merasa sendirian menjalani kehidupan yang pahit, karena banyak teman yang akan senantiasa membantu.
Lewat kisah di atas, sekali lagi kita benar-benar diyakinkan bahwa perjuangan seorang ibu tidak main-main. Maka dari itu, jika sang ibu masih senantiasa berada di sisi kalian, jangan lupa untuk sekedar mengucapkan terima kasih. Selain itu, kisah Nur Fatmawati juga jadi bukti bahwa menjadi seorang single mother bukan berarti dunia telah berakhir.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…