Pernah nggak sih kamu berada di situasi baru, di tempat baru, atau suasana baru yang belum pernah kamu temui sebelumnya, tapi kamu merasa hal tersebut sudah pernah terjadi? Kamu seperti sudah pernah ada di sana. Meskipun kamu nggak tahu apa yang akan terjadi, tapi kamu merasa hal tersebut sudah pernah kamu alami sebelumnya meski kamu nggak ingat kapan pernah terjadi. Nah, itu namanya deja vu.
Deja vu asal katanya datang dari negeri yang romantis, Perancis. Kalau dalam bahasa Indonesia, artinya adalah ‘sudah pernah melihat’. Meski begitu, deja vu kini lebih banyak digunakan sebagai ungkapan untuk perasaan bahwa kamu berada di situasi yang sudah pernah kamu alami sebelumnya, meski sebenarnya sih tidak.
Deja vu sebenarnya bukan hal yang langka, karena 60 hingga 80 persen orang sudah pernah mengalaminya. Hanya saja, alasan kenapa orang bisa mengalami deja vu juga bisa bervariasi. Nah, sejauh ini ada tiga teori yang menerangkan mengapa deja vu bisa terjadi.
Menurut teori ini, otak tiba-tiba mengalami masalah saat menerima sensor untuk menyimpan memori atau sedikit mengalami error dan mengambil jalan pintas. Ingatan jangka pendek dan jangka panjang di dalam otak mengalami masalah singkat sehingga informasi tentang hal di sekitar kita ‘bocor’.
Nah, karena terjadi kesalahan kecil ini, akibatnya informasi yang seharusnya tersimpan di ingatan jangka pendek masuk ke ingatan jangka panjang. Jadi, saat kita mengalami situasi baru yang tersimpan di ingatan jangka pendek, kamu jadi merasa menarik ingatan yang ada jauh di masa lalu. Inilah yang menimbulkan deja vu.
Reminder alias pengingat. Nah, menurut teori ini, otak kamu sedang berusaha mengingat hal-hal tertentu. Bisa berupa sebuah objek, bau, atau suara yang pernah dikenali. Hal-hal ini kemudian memicu ingatan yang sudah tersimpan di dalam otak.
Nah, hal inilah yang memunculkan perasaan familiar dengan situasi yang sedang terjadi meskipun sebenarnya kamu sedang mengalami pengalaman baru. Jadi lain kali kamu mengalami deja vu, jangan keburu bingung dulu, ya. Itu normal, kok.
Organised thought atau pemikiran yang terpola. Tahukah kamu bahwa otak manusia punya kapasitas yang sangat menakjubkan untuk mengenali dan mengingat sebuah pola. Pola di sini bukan cuma pola bentuk yang terlihat saja, tapi juga sesuatu yang abstrak seperti percakapan, bau, suasana, dan sejenisnya. Akibatnya, ketika kamu melihat atau mengalami pola yang sama, maka perasaan deja vu ini akan muncul kembali.
Dr. Michio Kaku mengungkapkan bahwa menurutnya deja vu adalah otak yang mengalami salah memicu ingatan atau salah mengingat sesuatu hal. Otak kemudian mengambil potongan ingatan dan pengetahuan yang tersimpan di otak tapi tidak diketahui dimana hal tersebut ditemukan.
Jadi pada dasarnya, deja vu adalah suatu cara yang dilakukan otak untuk memberitahu kita bahwa ada suatu hal yang ingin kita ingat atau suatu memori yang ingin kita munculkan kembali. Tapi yang jelas, deja vu bukan terjadi karena ada kesalahan di The Matrix ya, kalau-kalau kamu mengira kita ini hidup di dunia Matrix.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…