Seorang warga negara memang diharapkan untuk membela negaranya sendiri dan cinta pada tanah air. Sebuah kesetiaan terhadap tanah air juga menjadi hal yang penting karena kita lahir dan tumbuh dengan memanfaatkan segala yang disediakan oleh negara tempat kita tinggal.
Baca Juga : 7 Diktator Paling Gila Sepanjang Masa
Meski begitu, ternyata tidak semua orang memiliki rasa kesetiaan yang tinggi terhadap tempat mereka lahir. Mereka bahkan berani menjual negaranya demi uang atau keuntungan lainnya kepada para musuh. Padahal asal kamu tahu saja, tindakan berkhianat seperti ini sebenarnya memiliki hukuman yang berat lho. Mulai dari penjara seumur hidup atau juga hukuman mati. Berikut ini beberapa kisah para pengkhianat yang paling terkenal dalam sejarah.
Wang Jiwei adalah seorang politikus China yang pernah mengenyam pendidikan di Jepang atas sponsor dari pemerintah dinasti Qing tahun 1903. Sebagai seorang politikus muda, Wang mulai menyalahkan dinasti Qing karena dianggap menghambat kemajuan China, dan membuat China menjadi terlalu lemah untuk melawan eksploitasi yang dilakukan penguasa Barat. Sejak masih sekolah di Jepang inilah ia berpandangan ingin menyerahkan China kepada Jepang.
Ia akhirnya meninggal pada 10 November 1944, kurang dari satu tahun sebelum Jepang menyerah pada tentara Sekutu. Karena itu, ia terhindar dari pengadilan atas tuduhan pengkhianatan pada negara. Meski begitu, banyak pengikut seniornya yang masih hidup ketika perang berakhir akhirnya dieksekusi karena berkhianat pada negara.
Pria dengan nama lengkap Vidkun Abraham Lauritz Jonssøn Quisling ini awalnya adalah seorang politikus dan militer asal Norwegia. Namun ia akhirnya lebih terkenal sebagai pengkhianat negara tersebut karena bekerja sama dengan Nazi.
Quisling kemudian diundang ke Jerman dan diterima dengan baik di sana dan menyebarkan sentimen pro-Nazi. Ia bahkan beberapa kali bertemu dengan Hitler dan menjadi sosok yang dihormati oleh Jerman. Pada pertemuannya tanggal 31 Maret 1940, badan intelijen Nazi memanggilnya untuk bertemu di Copenhagen. Dalam pertemuan tersebut, Quisling membocorkan strategi militer dan pertahanan Norwegia pada Nazi hingga kemudian terjadilah penyerangan ke Norwegia oleh Jerman dari udara dan laut.
Berkat penyerangan Jerman ini, Quinsling bisa menggulingkan pemerintahan yang lama dan atas persetujuan Hitler, Quinsling mendirikan pemerintahan boneka dengan ia sebagai Perdana Menteri. Meski begitu, karir politiknya yang berada di puncak ini tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat dan raja Haakon yang memerintah Norwegia. Ketika Quisling melakukan pertemuan dengan raja dan meminta untuk ditunjuk sebagai kepala pemerintahan baru, dengan tegas Haakon menolaknya dan berkata bahwa ia lebih baik turun tahta daripada menunjuk pemerintahan apapun yang dikepalai Quisling. Mendengar jawaban ini, semua anggota kabinet mendukung raja dan terus melanjutkan perlawanannya terhadap Nazi.
Setelah perang usai, dan Norwegia mencapai kemerdekaannya, ia dengan sukarela menemui pemimpin militer dan bertanya bagaimana ia akan ditangkap. Ia juga mengatakan ia tidak ingin diperlakukan seperti kriminal pada umumnya karena ia memilih menyerahkan diri padahal ia bisa saja memilih untuk terus berperang. Pemimpin militer akhirnya menawarkan pengadilan resmi pada Quisling dan anggotanya sementara ia ditahan di rumah, bukan di penjara. Atas pengkhianatannya, ia akhirnya dihukum mati dengan ditembak pada 24 Oktober 1945.
Pria dengan nama lengkap Aldrich Hazen Ames ini sebenarnya adalah seorang agen CIA Amerika Serikat. Meski begitu, sebagai seorang CIA dia termasuk agen yang bermasalah, tidak disiplin, serta memiliki masalah kecanduan minum-minuman keras. Ia terlibat hubungan dengan Maria del Rosario, seorang informan CIA meskipun saat itu Ames sudah beristri. Setelah ia bercerai dengan istrinya, ia meneruskan hubungannya dengan Rosario yang ternyata termasuk seseorang yang hobi berbelanja.
Kecurigaan CIA tentang bocornya rahasia-rahasia penting membuat pihaknya melakukan penyelidikan. Setelah beberapa lama melakukan investigasi, kecurigaan mengarah pada Ames yang meski gajinya hanya 60 ribu dolar, ia bisa membeli sebuah rumah di Arlington, Virginia seharga 540 ribu dolar dengan tunai, sebuah mobil Jaguar seharga 50 ribu dolar, merenovasi rumah seharga 99 ribu dolar, rekening telepon mencapai lebih dari 6 ribu dolar, serta kartu kredit premium yang pembayaran bulanannya saja melebihi gajinya perbulan.
CIA kemudian memonitor segala gerak-geriknya dan melakukan investigasi mendalam terhadap Ames dan istrinya, Rosario. Ia dituntut atas tuduhan pengkhianatan yang menyebabkan kematian beberapa agen CIA dan akhirnya dihukum seumur hidup. Sementara itu, Rosario dihukum lima tahun penjara atas tuduhan menghindari pajak dan melakukan konspirasi untuk menjadi mata-mata. Di pengadilan, Ames mengaku bahwa ia telah menyediakan begitu banyak informasi tentang operasi inteligen Amerika pada Rusia.
Benedict Arnold awalnya adalah seorang jenderal pada masa Perang Revolusi di Amerika, namun ia akhirnya memilih untuk membelot dan bersekutu dengan Inggris. Sebagai seorang tentara Inggris, ia sebenarnya dikenal karena kepandaian dan keberaniannya dalam berperang. Banyak prestasi yang ia raih dalam masa peperangan, namun justru tentara lain yang mengklaim kesuksesannya tersebut. Musuh di kalangan militer dan politik menuduhnya melakukan korupsi dan tindakan menyimpang lainnya. Kongres menyelidiki rekeningnya dan menemukan bahwa ia ternyata punya hutang pada Kongres setelah menghabiskan uangnya sendiri untuk kepentingan peperangan.
Arnold akhirnya berpihak pada Inggris dan memimpin penyerangan ke Virginia sebelum perang akhirnya berakhir. Arnold kemudian pindah ke London dengan istri keduanya. Ia diterima dengan baik oleh raja George III dan fraksi politik Tories, namun fraksi politik Whigs tidak mempercayainya karena ia begitu mudah mengkhianati negaranya.
Pasangan Julius dan Ethel Rosenberg adalah warga Amerika yang berkonspirasi untuk melakukan kegiatan mata-mata. Pasangan suami istri ini mengirimkan informasi tentang bom atom ke Uni Soviet. Mata-mata lain yang juga ikut tertangkap adalah saudara laki-laki Ethel, David Greenglass yang memberikan dokumen-dokumen rahasia tersebut pada Julius untuk dikirimkan ke Uni Soviet.
Morton Sobell yang juga ditangkap dan diadili bersama pasangan Rosenberg dihukum 17 tahun penjara. Pada tahun 2008. Sobell juga mengaku bahwa ia dan Julius Rosenberg memang mata-mata untuk Uni Soviet, namun Ethel sebenarnya tidak terlibat.
Baca Juga : 10 Kalimat Terakhir yang Diucapkan Terpidana Mati
Menjadi seorang mata-mata atau mengkhianati negara sendiri adalah sebuah kejahatan serius yang bisa mendapatkan hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. Terlahir dan memutuskan untuk menjadi warga suatu negara berarti kita juga memiliki tanggung jawab terhadap negara tersebut. Sehingga, kemajuan atau pertahanan suatu negara juga menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…