Ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang sepak terjang Amerika Serikat dalam dalam bidang ekonomi. Khususnya soal sistem keuangan dan perbankan di negerinya. Salah satunya adalah peristiwa “Libur Bank Nasional” pada tahun 1934 yang diberlakukan di seluruh penjuru negeri.
Saat itu, pemerintah mengumumkan agar menarik emas juga uang kertas yang selama ini disokong oleh logam mulia tersebut dari masyarakat. Pada titik inilah, Federal Reserve atau The Fed mulai memainkan perannya. Lembaga tersebut kemudian mengganti emas-emas yang ditarik dengan uang kertas hasil cetakan mereka.
Namun, hal yang terjadi di lapangan tak berjalan seperti yang diinginkan pemerintah yang kala itu telah dikuasai oleh para bankir The Fed. Rakyat yang panik, memutuskan untuk menahan emas miliknya karena khawatir. Ya, mereka beranggapan bahwa uang kertas cetakan pemerintah tak memiliki nilai sama sekali.
Melihat kenyataan yang ada, Presiden ke-32 AS, Franklin Delano Roosevelt, kemudian mengeluarkan kebijakan Perintah Eksekutif nomor 6102, yakni penetapan pelanggaran pidana bagi warga AS untuk memiliki atau memperdagangkan emas di mana pun di dunia. Tak mau jadi musuh negara, mereka pun tak punya pilihan lain dan kemudian menyerahkan emas miliknya.
Razia yang dilakukan aparat hukum berada di mana-mana. Emas yang ketahuan belum diserahkan, akan disita dan pemiliknya dikenai hukuman. Rakyat yang telah menukar emas, akan memperoleh sertifikat (bond) bertuliskan I.O.U yang ditanda tangani oleh Morgenthau, Menteri Keuangan Amerika Serikat pada saat itu. Hal inilah yang di kemudian hari banyak diartikan sebagai perampokan emas pemerintah AS pada warganya sendiri.
Saat Presiden John F. Kennedy menjabat sebagai kepala negara AS ke-35, ia sempat keluarkan Perintah Eksekutif nomor 11110 dengan menginjinkan pemerintah mencetak uang logam perak sebagai alat tukar. Hal ini ternyata dilihat oleh The Fed sebagai upaya untuk menggembosi kekuasaan mereka yang telah berjalan selama bertahun-tahun.
Jurnalis Jim Marss dalam bukunya, Crossfire: The Plot That Killed Kennedy (1989), mengemukakan teori bahwa Perintah Eksekutif nomor 11110 itu merupakan usaha Kennedy untuk mengendalikan kekuatan Federal Reserve, yang selama ini dianggap terlalu dominan bagi Departemen Keuangan AS.
Itulah sebabnya, Kennedy menggunakan haknya sebagai Presiden AS agar segala hal tentang keuangan negara bisa ditangani oleh pemerintah AS lewat Departemen Keuangan tanpa campur tangan pihak swasta seperti Federal Reserve. Rakyat AS pun punya peluang untuk memiliki mata uang sendiri dan tak perlu membayar bunganya pada The Fed.
Setelah kebijakan tersebut diteken, Presiden John F. Kennedy kemudian ditembak hingga meninggal dunia pada 22 November 1963. Penggantinya, Presiden Lyndon Baines Johnson, kemudian mengubah kebijakan Kennedy dengan menghapus uang logam perak dari peredaran. The Fed pun kembali berkuasa dengan uang kertasnya hingga saat ini.
BACA JUGA: Misteri The Fed, Bank Sentral AS yang Sukses Kuasai Dunia Lewat Kebijakan Moneter
Beranjak di era modern, uang kertas telah menjadi alat tukar resmi yang kemudian diimplementasikan oleh banyak negara di dunia. Mulai dari peredaran, nilai mata uang (currency), hingga naik turunnya, dikendalikan oleh The Fed lewat bank sentral di berbagai negara.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…