Wacana pemindahan ibu kota negara kembali santer berdengung. Niat gila sekaligus ambisius yang sebetulnya telah ada sejak awal negara ini berdiri. Pasalnya, sang pendiri bangsa sendiri yang mengutarakan niatan tersebut. Dari sekian kota yang ada di Indonesia, dan setelah mempertimbangkan berbagai aspek yang ada, Soekarno mencetuskan bahwa Palangka Raya adalah pilihan yang paling tepat dan ideal sebagai calon ibu kota Indonesia menggantikan Jakarta.
Jika hal ini terjadi, tentu saja pengaruhnya terhadap Palangka Raya akan sangat signifikan dan bervariasi. Positif maupun negatif, apapun itu, masyarakat Palangka Raya harus bersiap jika pada era pemerintahan Jokowi saat ini rencana tersebut benar terjadi. Dan di bawah ini ada beberapa hal yang bakal menjadi dampak terhadap Palangka Raya seumpama ibu kota dipindahkan dari Jakarta.
Salah satu kemungkinan yang akan ditempuh oleh pemerintah adalah memindahkan pusat pemerintahan ke Palangka Raya. Sedangkan, denyut ekonomi tetap berpusat di Jakarta. Namun, meski demikian, hal itu tak akan menghalangi rencana pembangunan yang masif di daerah tersebut.
Eksodus besar-besaran ke kota ini tak akan terbendung. Para pejabat dan petinggi negara yang berkuasa di pusat sudah pasti akan dipindahtempatkan ke kota ini. Hal yang sama berlaku pula pada keluarga mereka. Belum lagi jika para pengembang mulai tergiur untuk membangun apartemen mewah maupun gedung-gedung perkantoran di kota tersebut.
Jika sudah begitu, masyarakat Indonesia dan bahkan dunia bisa terancam. Pasalnya, sebagian kecil paru – paru dunia di Palangka Raya bakal berubah wujud menjadi hutan beton. Tentu saja hal ini tak akan serta merta terjadi. Hanya saja kemungkinannya hampir pasti. Seperti wilayah Jakarta (dulu Batavia) yang banyak dipenuhi sawah dan lahan hijau yang asri dan kini telah berganti wajah menjadi kota yang sumpek dengan kepadatan penduduk yang tumpah ruah.
Meski rencana ini masih sekadar wacana, namun dampaknya sudah merembes ke mana-mana. Salah satunya ke sektor properti. Dikutip dari salah satu situs media online, tanah ukuran 20 x 30 meter persegi yang tahun lalu hanya Rp3,5 juta per kavling, kini meroket tajam menjadi Rp8 juta hingga Rp9 juta.
Padahal rencana ini masih jauh dari terealisasi. Namun, dampaknya sudah demikian ganas. Banyak juga para pendatang yang memang sudah punya niat untuk membeli tanah di Palangka Raya, urung melaksanakannya. Pasalnya, banyak para pemilik tanah yang tiba-tiba meningkatkan harga jualnya. Alasannya? Wacana pemindahan ibu kota yang kian hari kian liar.
Mengacu pada hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010, Palangka Raya saat ini ditempati oleh sekitar 220 ribu jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 92 ribu per km perseginya. Jauh lebih sedikit ketimbang Jakarta dengan jumlah penduduk yang lebih padat dan luas wilayah yang lebih sempit.
Namun, seandainya pusat pemerintahan telah resmi berpindah tempat ke ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah tersebut, niscaya jumlah penduduk akan melesat drastis. Tak hanya disebabkan oleh arus transmigrasi para pejabat dan sanak saudara mereka dari Jakarta, namun juga berkat kedatangan para penduduk awam yang mungkin saja akan terdorong untuk bertempat tinggal di kota yang sama dengan pemerintah.
Orang dari berbagai wilayah di sekitar Kalimantan Tengah akan berbondong-bondong mencari pekerjaan yang lebih layak dengan melamar ke berbagai instansi atau perkantoran baru yang bakal dibuka oleh pemerintah pusat di sana.
Kedatangan pemerintah pusat tentu juga akan berdampak signifikan pada Palangka Raya khususnya dan Kalimantan pada umumnya. Salah satu pulau terbesar di Indonesia dan bahkan dunia ini seperti kita tahu selama ini seolah dinomorduakan oleh pemerintah.
Namun, lain halnya jika pemerintah sudah mantap berdomisili di kota ini. Palangka Raya akan ditata semenarik mungkin sebagai wajah baru ibu kota Indonesia. Jalan-jalan yang dulunya semrawut akan diperbaiki. Ruang publik akan dipercantik. Begitupun infrastruktur penting lainnya.
Belum lagi wilayah perbatasan dengan negara lain dan titik terluar wilayah Indonesia yang bakal ikut mendapat cipratan kasih sayang dari pemerintah. Seperti tujuh pos perbatasan yang baru-baru ini dibedah habis-habisan oleh pemerintah. Tak hanya bangunannya, pelayanannya juga semakin mantap. Dipermudah dan dipercepat bagi penduduk yang ingin melakukan perjalanan antar negara. Dan diperketat dari bahaya produk ilegal macam narkoba hingga perdagangan manusia yang diselundupkan dari luar.
Itulah segelintir dampak yang bisa jadi bakal dirasakan oleh kota Palangka Raya jika pemerintah benar-benar merealisasikan wacana ambisius yang telah digagas oleh sang proklamator ini. Terlepas dari segala kemungkinan negatif yang bakal diderita, masyarakat wajib mendukung rencana tersebut. Yakinlah bahwa pemerintah telah memikirkan segala kemungkinan secara matang hingga sampai pada kesimpulan bahwa Palangka Raya adalah kota yang paling pantas untuk mendapat julukan ibu kota baru Indonesia.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…