Israel, terkucil di jazirah Timur Tengah. Begitulah sejarah mencatatkan hingga sekarang. Meski selalu dimanja dan didukung negara Adidaya, Amerika, Israel selalu dianggap duri dalam daging bagi negara-negara di Timur Tengah, terutama oleh bangsa Arab.
Israel, tak lebih sebagai penjajah pongah yang mengangkangi negara lain tanpa merasa bersalah. Perang demi perang pun terjadi untuk mengusir rezim zionis dari bumi Arab, Palestina. Tapi, hingga sekarang, Israel tetap bercokol mengangkangi Palestina.
Bahkan dalam beberapa perang, Israel yang selalu dibantu sekutunya seperti Amerika dan Inggris, sukses menggilas pasukan-pasukan dari negara-negara di jazirah Arab yang coba mengusirnya. Salah satu perang, yang paling menyakitkan bagi bangsa Arab, adalah perang Enam Hari pada tahun 1973.
Namun, meski Israel digjaya dalam perang enam hari melawan sederet negara Arab yang dikomandani Mesir, mereka punya musuh yang hingga kini sulit untuk mereka tekuk. Musuh yang terus menghantui Israel itu bukan datang dari tentara sebuah negara. Bukan militer negara Arab yang membuat tidur serdadu Israel tak pernah nyenyak. Tapi, musuh menakutkan itu datang dari sekelompok milisi. Hizbullah, namanya. Tokoh besarnya yang berpengaruh di Hizbullah adalah Sayid Hasan Nashrallah.
Ya, kelompok milisi Hizbullah, ibarat duri yang terus menancap dalam tubuh negara Israel. Selalu mengganggu, bahkan sering membuat nyeri dan perih. Bahkan kerap membuat Israel menangis dan berdarah-darah.
Bermodalkan rudal dan roket Katyusha, Hizbullah rutin mengirimkan pesan perang ke Israel. Rudal-rudal itu, selalu jadi mimpi buruk bagi warga Israel, karena kerap datang seperti guyuran hujan. Meski sudah dibentengi dengan pertahanan anti rudal paling canggih, rudal-rudah kiriman kelompok Hizbullah, beberapa kali sukses menerobos. Hingga menyebabkan korban jiwa dan kerusakan materi.
Dari wilayah Lebanon Selatan, kelompok Hizbullah biasanya mengguyur wilayah Israel dengan rudal-rudal Katyushanya. Bahkan, sempat pecah perang sengit antara serdadu Israel melawan milisi Hizbullah. Salah satu perang tersengit yang pernah terjadi antara Israel dan milisi Hizbullah, adalah perang 33 hari pada musim semi 2006.
Dalam perang sebulan lebih itu, para Jenderal Israel yang biasanya pongah dan percaya diri dibuat pening. Menekuk Hizbullah, ternyata tak semudah saat Israel memenangkan perang 3 hari melawan negara-negara Arab. Padahal yang dihadapi adalah hanya kelompok milisi. Para jenderal angkatan perang Israel, benar-benar dibuat kalangkabut.
Saat itu, dengan dalih membalas aksi penculikan dua serdadu Israel yang dilakukan Hizbullah, militer Israel melakukan serangan besar-besaran ke pos-pos Hizbullah di Lebanon Selatan. Dalam perang itu, 3000 orang milisi Hizbullah, berhasil memukul mundur 50 ribu tentara darat Israel yang coba merangsek ke Lebanon. Sebanyak 1000 lebih penduduk Lebanon tewas. Israel dalam perang itu, kehilangan 164 tentaranya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…