Mie instan merupakan salah satu makanan yang jadi favorit hampir semua masyarakat di seluruh dunia. Selain harganya yang murah, cita rasa yang ditawarkan oleh merek-merek mie instan ternama saat ini juga mampu mengikat lidah para pecinta mie. Tapi sayangnya makanan selezat ini menurut para ahli kesehatan kurang baik bila dikonsumsi secara terus menerus karena bahan pengawet serta MSG di dalamnya.
Namun sekarang kita tak perlu lagi khawatir karena saat ini sudah ada terobosan baru berupa mie instan sehat yang dibuat dari bahan-bahan alami. Kerennya lagi inovasi itu dibuat oleh orang-orang Indonesia yang pasti makin bikin bangga. Berikut ini ada tiga mie sehat yang wajib nih dicobain untuk para penggemar si panjang keriting.
Kalau kalian termasuk kelompok orang yang gemar membuang biji alpukat, mulai saat ini simpanlah bahan tersebut karena terbukti bisa diolah menjadi mie instan. Aura Nilam Sari dan Hanifa Noor adalah dua siswi MAN 2 Yogyakarta yang baru-baru ini dikenal namanya berkat mie instan biji alpukat. Bersama dengan guru pembimbing, dua siswi ini berhasil membuat satu merek mie terbaru bernama Mie Baper Camil yang diikutkan dalam Lomba Karya tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) 2017.
Alasan mereka membuat mie ini adalah karena ternyata biji alpukat mengandung 23% pati yang ternyata merupakan bahan utama pembuatan mie di pasaran. Awalnya mereka melakukan percobaan menggunakan empat biji alpukat yang kemudian diolah dengan satu sendok garam, dua telur, dan juga 1 kg tepung terigu. Selain itu untuk membuat tampilan mie makin menarik dan kandungan gizinya bertambah, mereka menambahkan pewarna alami pada mie dengan menggunakan daun kelor, wortel, buah naga, dan juga kunyit.
Dalam uji coba tersebut mereka berhasil membuat 30 kemasan mie dengan berat 160 gram untuk tiap kemasan. Mie sehat ini mereka pasarkan dengan harga Rp 6 ribu dan mendapat respon sangat baik dari masyarakat sekitar. Belum lagi ternyata mie ini tidak menggunakan bahan pengawet, namun bisa tahan sampai 1 bulan lamanya. Untuk bumbu di dalam mie, anak-anak pandai ini juga menggunakan bahan rumahan seperti ketumbar, bawang merah dan putih, gula pasur, garam, laos, dan kunyit.
Kalau Mie Baper Camil menggunakan biji alpukat sebagai bahan utama, seorang mahasiswa Universitas Jember memilih untuk membuat mie instan dari buah naga. Abdul Aziz, mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika ini tahun lalu mendapat gelar sebagai Pahlawan Pangan Lokal pada Lomba Desain Inovasi Pangan Lokal. Mahasiswa ini berhasil menciptakan olahan mie sehat yang terbuat dari buah naga.
Aziz mengaku idenya dia dapatkan dari daerah asalnya, yaitu Banyuwangi. Pemikiran tersebut datang saat dia mengetahui bahwa ketika musim panen raya buah naga tiba, buah tersebut seketika akan didistribusikan ke banyak daerah di Indonesia. Mirisnya buah-buah tersebut hanya dihargai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu saja, dan menurut Aziz hal tersebut tentu saja tidak sebanding dengan biaya produksi para petani.
Oleh karena itu kemudian mahasiswa ini mencoba membuat olahan yang bisa memberikan nilai tambah. Mulailah Aziz mencoba mencampurkan 100 gram mocaf atau tepung singkong dengan 100 gram jus buah naga. Hanya dengan percobaan sederhana itu Aziz kemudian berhasil membuat produk mie bernama Sunrise of Java yang (SOJ) yang digemari masyarakat. Mie yang tidak mengandung pengawet ini juga dikenal bermanfaat menurunkan kolesterol, mencegah diabetes, melenturkan pembuluh darah, dan lainnya karena memang dibuat dari bahan alami singkong dan buah naga.
Pepaya, bagi sebagian orang mungkin lebih sering dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi jus. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi seorang dosen muda dari Universitas Islam Lamongan (UNISLA), Sutri Handayani, SE, M. Ak. Sang dosen ternyata berhasil menciptakan mie instan yang terbuat dari pepaya yang diberi nama “Carica Pepaya”. Ide tersebut awalnya muncul dari kekhawatirannya melihat orang sekelilingnya yang sangat menggemari mie instan berpengawet.
Kemudian barulah dosen muda ini mulai coba-coba mengolah pepaya lokal yang tumbuh di sekitar rumahnya. Cara pembuatannya pun cukup sederhana, dimulai dengan mengiris kecil-kecil buah pepaya mentah sebelum kemudian dikeringkan di bawah panas matahari. Selepas itu barulah bahan tadi digiling sampai menjadi tepung. Mie instan buatan Surti ini selain memiliki cita rasa yang lezat, juga terbukti kaya akan serat. Itulah mengapa kemudian mie ini sangat tepat digunakan untuk program diet.
Selain itu, kandungan mie ini dipercaya baik dikonsumsi oleh anak penderita autisme karena tidak mengandung gluta. Carica Pepaya ini juga disebut-sebut bebas bahan pengawet dan juga sangat mudah untuk dikunyah serta dicerna oleh lambung. Sebagai langkah awal pemasaran produk, Sutri ingin memulai dengan daerah tempat tinggalnya terlebih dahulu dan bertahap untuk menuju pasar nasional.
Tidak hanya orang Jepang, ternyata anak bangsa juga terbukti mampu menciptakan inovasi mie instan sehat. Dan bahan-bahan yang mereka gunakan juga bukannya sulit ditemukan di sekitar kita. Biji alpukat, buah naga, dan pepaya bisa jadi inspirasi bagi para anak muda kreatif lain yang mungkin saja nantinya akan semakin banyak bermunculan ragam mie instan dari bahan tak kalah unik dan menyehatkan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…