Bagi sebagian orang Indonesia, meninggalkan kota kelahiran dan pindah ke luar negeri mungkin pernah menjadi impian, disamping anggapan lebih modern, luar negeri juga bisa menjanjikan kehidupan yang lebih layak. Contoh sederhananya saja para TKI dan TKW yang rela meninggalkan negara asal demi menjadi pekerja dan asisten rumah tangga di negara orang.
Namun, bagi para penduduk Port Moresby mungkin mereka lebih ingin meninggalkan negara mereka dan pindah ke tempat yang lebih aman. Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus hidup dihantui bayang ketakutan, bahkan resiko untuk dibunuh bisa datang setiap saat. Bertetangga dengan negara kita Indonesia, inilah fakta Port Moresby, Ibukota Papua New Guinea yang mendapat julukan sebagai Kota paling berbahaya sedunia.
Kamu pasti tau penjara Nusakambangan bukan? Lapas dengan super ketat dengan pengamanan internal dan eksternal untuk para terorisme dan pelaku kejahatan narkoba di Cilacap Indonesia. Nusakambangan mungkin tidak ada apa-apanya dibanding dengan pengamanan hotel di Port Moresby ini. Hotel di Port Moresby dilindungi oleh tembok tinggi dan kawat berduri juga mengelilinginya, pintu masuk hotel tertutup rapat, jangan harap ada receptionist ramah seperti di Indonesia.
Tingginya tingkat kriminal yang ada di kota ini tidak terlepas dari para gangster dan preman yang menguasai jalanan, bahkan beberapa kelompok mempunyai daerah kekuasaan khusus yang tidak boleh dikuasai oleh gangster lain. Tak heran, konflik antar para gangster juga adalah hal yang biasa terjadi dan mewarnai dunia hitam di Port Moresby.
Kalau di Indonesia, security, satpam, atau penjaga keamanan bukanlah pekerjaan idaman dengan gaji menjanjikan. Namun, beda lagi ceritanya di Port Moresby, penduduk tidak hanya membeli kebutuhan hidup saja, tapi juga rasa aman dengan memiliki pelindung pribadi alias sekurity.
Jakarta yang katanya dengan tingkat persentase pengangguran tinggi ternyata tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan Ibukota Papua New Guinea ini. Di Jakarta ada 5,7 persen penduduk yang berlabel ‘jobless’ alias pengangguran. Berbeda dengan penduduk Ibukota Papua New Guinea ini, karena alasan keamanan, hampir 60 persen penduduk Port Moresby adalah pengangguran, bayangkan saja bagaimana mengerikannya kota ini!
Karena alasan keamanan, tidak banyak orang yang mau keluar rumah atau apartemen untuk sekedar menghabiskan liburan mereka. Menurut penuturan salah satu receptionist hotel, selama 6 bulan bekerja di Port Moresby ia tak terlalu familiar tentang kota ini. Receptionist asal Filipina itu tak pernah berlibur, ia cuma hidup di antara hotel dan di asrama karyawan saja.
Waw! Bisa membayangkan bagaimana sepinya jalanan di kota negara tetangga kita ini? Kita harus sangat bersyukur sebagai warga yang tinggal di negara Indonesia yang aman tentram, walaupun sibuk bekerja, masih bisa liburan dengan aman. Tak butuh sewa sekuriti segala hanya untuk pergi ke pusat perbelanjaan atau taman kota.
Sering ngambek karena disuruh belanja sama ibu? Mungkin saatnya untuk menengok kepada sosok yang justru…
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…