Selama ini, olahraga paralayang kurang familiar di mata masyarakat Indonesia. Padahal, salah satu atletnya yang bernama Jafro Megawanto sukses mendulang emas pada cabang tersebut. Sosoknya itu, bahkan menarik perhatian Presiden Joko Widodo yang kebetulan mengetahui latar belakang kehidupan sang atlet. Sang Kepala Negara menjelaskan, bahwa Jafro Megawanto dulunya hanyalah seorang tukang pelipat parasut para atlet paralayang.
Diketahui, Jafro merupakan petugas paraboy yang melipat parasut para atlet saat latihan. Selain menjalankan tugasnya, ia kerap melihat berbagai aksi paralayang dari para olahragawan di mana ia bekerja. Jafro pun diam-diam memendam keinginan agar suatu saat nanti bisa berlatih bersama mereka. Sayang, hal tersebut tak semudah membalik telapak tangan. Cita-citanya sebagai atlet pun dimulai dengan rintangan, pengorbanan dan air mata.
Sebelum menjadi atlet, Jafro merupakan seorang paraboy atau tukang lipat parasut. Saat dirinya masih berusia 13 tahun, ia kerap terlihat bermain di lapangan landing atlet paralayang yang tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Karena Jafro masih kelas V SD, ia pun akhirnya tertarik menekuni profesi sebagai pelipat parasut karena adanya peluang memperoleh uang saku. Dari situ, semangatnya untuk menjadi atlet paralayang pun muncul setelah melihat latihan-latihan yang ada.
“Karena lihat senior pada jadi atlet. Bisa mengharumkan nama daerah, mengharumkan nama Indonesia. Jadi saya ikut termotivasi,” ujarnya yang dilansir dari regional.kompas.com.
Impiannya menjadi atlet paralayang pun datang saat Jafro duduk di bangku SMP. Adalah sosok Yosi Pasha, Manajer Komunitas Paralayang, Ayokitakemon, menawari dirinya untuk menjadi atlet paralayang. Gayung pun bersambut, Jafro tentu tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Ia kemudian bergabung dengan komunitas dan mulai menjalani pendidikan dan belajar terjun. Berkat ketekunannya berlatih, Jafro pun mengantongi lisensi sebagai atlet paralayang. Sayang, beberapa cobaan pun silih berganti menghadang dirinya.
Kedua orang tua jafro yang berprofesi sebagai petani sederhana, sempat menyuruh anaknya agar berhenti menjadi atlet paralayang. Hal ini dikarenakan biaya yang keluar telalu besar untuk ukuran keluarga mereka. Saat latihan, Jafro harus menyewa ojek sebsesar Rp 60 ribu untuk sekali latihan. Hal itu jika Jafro terjun sebanyak empat kali dengan harga ojek sekali antar Rp 15.000. Bahkan saat kejuaraan berlangsung, ia terpaksa iuran bersama temannya untuk biaya hidup dan tinggal. Meski dipepet dengan kondisi serba terbatas, pemuda kelahiran 18 Maret 1996 itu tetap optimistis dengan cita-citanya.
“Pernah saya suruh berhenti latihan karena biaya. Tapi tetap berangkat, tetap berlatih,” kata sang ibu, Suliasih yang dilansir dari regional.kompas.com.
Kondisi mepet dan rintangan yang ada, ternyata malah memacu semangat jafro untuk marih prestasi. Ia pun berhasil menyumbang emas usai mencatat nilai terbaik dari 33 atlet lainnya dalam nomor ketepatan mendarat perorangan atau men’s individual accuracy di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat. Selain kerja keras dan latihannya selama ini, kesuksesan jafro juga tak lepas dari dukungan dan do’a kedua orangtuanya.
“Saya di rumah berdoa. Mulai dari Selasa, Rabu, Kamis sampai ada pengumuman,” kata Suliasih yang dilansir dari regional.kompas.com.
Sukses Jafro mendulang emas bagi Indonesia, ternyata menarik perhatian Presiden Jokowi. Sang Kepala Negara pun memberikan komentarnya melalui kolok sosail media Facebook. Dalam statusnya, Presiden ke-7 Indonesia itu tak lupa bercerita sedikit tentang latar belakang dari Jafro dan memberikannya ucapan selamatnya setelah berhasil meraih medali emas.
Tak ada yang bisa menebak secara pasti datangnya sebuah kesuksesan. Untuk mengetahui, cara yang paling mudah adalah dengan tetap berusaha dan belajar dari kesalahan yang ada. Jika tidak hari ini, pasti esok akan tiba. Percayalah Sahabat Boombatis. Karena kerasnya sebuah usaha, tidak akan mengkhianati hasilnya. Ayo semangat!
Kasus perselisihan antara Agus Salim, korban penyiraman air keras, dan Pratiwi Noviyanthi alias Teh Novi,…
Membuka sebuah usaha bukanlah hal yang mudah, apalagi jika dimulai dari nol dan dilakukan di…
Banyak mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan dan mau mendapatkan gelar S1 tapi bermalas-malasan atau menunda-nunda…
Media sosial dihebohkan dengan kematian seorang siswa SMA. Gamma Rizkynata Oktafandi, pelajar kelas XI Teknik…
Saat banyak artis lain mulai memanfaatkan TikTok untuk berjualan produk atau mempromosikan bisnis besar mereka,…
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…