Menggali hal-hal mistis dan klenik di Indonesia itu ibarat mengeruk air laut. Tak akan ada habisnya. Banyak tempat, benda-benda, hingga manusianya yang menyimpan misteri-misteri dan hal gaib yang sepertinya selalu menarik untuk ditelusuri.
Dari sebuah Babad Tanah Jawa, dikisahkan sebilah keris mistis yang dianggap punya kekuatan magis. Setan Kober nama keris tersebut. Sebuah keris sakti mandraguna yang dipercaya dapat memberikan kekuatan sakti sekaligus takdir petaka bagi sang empunya.
Dalam Babad yang juga memuat silsilah raja-raja di tanah Jawa tersebut, dikatakan kalau keris ini diciptakan oleh seorang empu (seseorang yang terhormat atau ahli membuat benda pusaka) dengan kemampuan yang sangat mumpuni bernama Mpu Bayu Aji. Keris ini diciptakannya pada zaman kerajaan Padjajaran atau pada tahun 1150.
Beliau tinggal di sebuah hutan angker di daerah Cirebon. Bukan hanya kemampuannya dalam melahirkan benda keramat, ia juga memang dikenal punya kemampuan mistis. Murid-muridnya bukan hanya berasal dari golongan manusia saja, namun juga banyak bangsa jin yang bersimpuh dan hormat kepadanya.
Suatu hari, diciptakanlah keris pusaka luk 13 atau yang berarti memiliki 13 lekukan. Namun, karena suatu sebab, ia gagal menyempurnakan kekuatan magis keris tersebut. Sehingga keris ini mendapat nama keris Kyai Setan Kober. Keris ini tak hanya menyimpan kekuatan namun juga kutukan. Barang siapa yang memegang keris ini dalam peperangan, ia akan gugur atau meninggal dalam pertempuran.
Setelah beberapa ratus tahun, entah bagaimana keris itu akhirnya jatuh ke tangan Arya Penangsang. Ia adalah Adipati (pemimpin suatu wilayah) Jipang Panolan, Demak. Adipati Arya berkuasa di daerah tersebut selama kurun waktu tahun 1521 hingga 1546.
Bukan hanya Arya yang tertarik pada pusaka tersebut. Seorang tokoh terkenal bernama Hadiwijaya pernah merebutnya. Arya yang mengetahui hal ini lantas menyuruh empat orang kepercayaannya untuk membunuh sekaligus merebut kembali keris Setan Kober tersebut dari Hadiwijaya yang juga merupakan menantu Sultan Trenggana.
Pada suatu malam ketika Hadiwijaya sedang tertidur, keempatnya menyelinap masuk. Namun, bupati tersebut terbangun dan langsung berkelahi dengan orang-orang suruhan Adipati Jipang itu. Berkat kemampuan bela dirinya yang lihai, empat orang tersebut dapat ia kalahkan. Mereka kemudian membocorkan kalau yang menyuruh mereka adalah Arya Penangsang si Adipati Jipang.
Setelah Hadiwijaya mengembalikan keris pusaka itu kepada si empunya sebelumnya, keduanya kemudian terlibat perkelahian. Hingga akhirnya Sunan Kudus melerai dan mendamaikan keduanya. Arya yang sedang dihinggapi amarah, diperintahkan oleh Sunan untuk berpuasa selama 40 hari lamanya.
Karena sejak awal keris ini sudah dikutuk untuk membawa petaka, maka kisahnya tak hanya sampai di situ saja. Seorang ratu yang bertapa di gunung Danaraja bernama Kalinyamat mendesak Hadiwijaya untuk melenyapkan Arya. Mungkin akibat kekuatan magis yang dipancarkan oleh keris tersebut.
Ratu kalinyamat yang mengaku sebagai pewaris takhta Sunan Prawoto berjanji memberikan Demak dan Jepara jika Hadiwijaya berhasil menunaikan titahnya. Tergiur dengan imbalan tersebut, Hadiwijaya kemudian menggelar sayembara untuk membunuh Arya Penansang. Ia sendiri menghadiahkan tanah di wilayah Pati dan Mataram jika ada yang berhasil melakukannya.
Tiga sanak keluarga Hadiwijaya ikut mendaftar sayembara tersebut. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi yang merupakan kakak angkatnya. Serta ada Sutawijaya yang adalah anak angkat Hadiwijaya yang masih berusia remaja.
Di tempat Arya, ia sedang menggelar syukuran atas keberhasilannya berpuasa selama 40 hari. Namun, amarahnya yang berhasil ia redam kembali memuncak ketika mengetahui bahwa Hadiwijaya menggelar sayembara untuk menghabisi nyawanya. Peperangan antara pasukan Pajang dan Jipang pun tak terelakkan.
Di medan pertempuran, ia bergelut dengan anak angkat Hadiwijaya, Sutawijaya. Tombak kyai Plered yang digunakan Sutawijaya berhasil merobek perut Arya sehingga ususnya terburai. Namun, Arya yang tak mau menyerah begitu saja kemudian melilitkan ususnya pada gagang keris tersebut. Malang, tak lama kemudian akhirnya Sutawijaya berhasil mengandaskan perlawanan Arya.
Kedua kakak angkat Hadiwijaya, Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi kemudian menyusun laporan palsu bahwa merekalah yang membunuh Arya Penangsang. Mereka tergiur pada hadiah yang telah dijanjikan oleh Hadiwijaya.
Layaknya keris Mpu Gandring yang misterius itu, saat ini tak ada yang tahu di mana keberadaan benda keramat ini. Padahal keris serta benda pusaka lainnya biasanya diwarisi oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Namun, informasi mengenai keris ini lenyap seiring dengan kematian Arya Penangsang.
Banyak orang yang percaya kalau keris ini beserta benda pusaka yang dianggap punya daya magis telah dimusnahkan untuk mencegah agar tak ada kesialan yang dibawa oleh pusaka keramat tersebut ke dalam kehidupan mereka.
Cukup disayangkan kenapa keris ini pada akhirnya menghilang. Padahal keberadaannya penting sebagai bukti sejarah. Tapi, mungkin keris ini memang sengaja dihilangkan atau dihancurkan mengingat ia memiliki kutukan yang sangat mematikan. Rasanya tak perlu mencarinya karena mungkin saja bakal membawa bala. Kita cukup tahu saja kalau dulu pernah ada si keris berkekuatan magis hebat ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…