Untuk kejahatan-kejahatan serius seperti pembunuhan yang direncanakan, seorang terdakwa bisa terancam hukuman mati. Sepanjang sejarah telah tercatat beberapa nama pembunuh kejam yang terkenal dengan kesadisannya sehingga mereka didakwa hukuman mati.
Tidak hanya kehidupannya yang mengerikan dan tidak biasa saja yang berhasil tercatat. Kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum dihukum mati juga tidak biasa. Berikut ini beberapa diantaranya.
Musim dingin tahun 1976, penduduk di Utah sibuk membicarakan tentang Gary Gilmore, seorang terdakwa pembunuhan yang meminta kematiannya sendiri. Di musim panas 1976, Gary membunuh dua orang dalam dua hari. Seorang pegawai pom bensin, dan seorang lagi manager sebuah motel. Untuk kejahatannya ini, ia dituntut hukuman mati.
Gary kemudian menjadi semacam ikon budaya. Lagu Bring on the Night dari The Police terinspirasi dari apa yang mungkin dipikirkan Gary di malam terakhirnya. Yang lebih heboh lagi, Dan Wieden, seorang eksekutif advertising yang terkenal mendapatkan inspirasi tagline produk Nike, “Just Do It” dari kalimat terakhir Gary.
James D. French yang dieksekusi pada 10 Agustus 1966adalah seorang kriminal yang didakwa atas kasus pembunuhan. Sebenarnya ia mendapat hukuman penjara seumur hidup, tapi karena takut melakukan bunuh diri, Frech memutuskan untuk membunuh rekannya di penjara agar negara mau mengeksekusinya.
Ketika Marie Antoinette meninggal di bawah guillotine pada 16 Oktober 1793, masyarakat revolusi Perancis begitu bahagia. Rambutnya dipangkas pendek dan ia diarak melewati Paris dalam sebuah kereta terbuka dengan mengenakan baju putih. Setelah kepalanya terpenggal, si eksekutor mengambil kepalanya dan mengangkatnya tinggi sebagai tanda kemenangan agar seluruh masyarakat bisa melihatnya.
Salah satu perwira Napoleon yang terkenal adalah Michel Ney. Menyusul kekalahan di Waterloo, Ney diburu dan ditangkap. Ia didakwa dengan tuduhan pengkhianatan dan dinyatakan bersalah. Untuk hal ini, ia dieksekusi dengan ditembak oleh pasukan bersenjata di dekat Luxembourg Garden pada 7 Desember 1815.
Vincent Gutierrez, 28 tahun dieksekusi dengan euthanasia pada 28 Maret 2007 di Huntsville, Texas. Vincent melakukan kejahtan dengan membajak mobil seorang pria berusia 40 tahun kemudian membunuhnya.
George Appel adalah salah seorang tersangka pembunuhan. Untuk kejahatan yang ia lakukan, ia dihukum mati di kursi listrik di kota New York pada tahun 1928.
Narapidana di Amerika biasanya akan mendapatkan apapun yang mereka mau sebagai makanan terakhir mereka sebelum dieksekusi. Salah seorang napi ternyata benar-benar serius dalam meminta makanan terakhirnya.
Sayangnya pesanannya ini cukup rumit dan panjang sehingga petugas dapur menjadi bingung dan melakukan kesalahan dengan menghidangkan spaghetti biasa, bukan spaghetti-O. Karena itulah ia mengucapkan kalimat terakhir yang berisi keluhan makanan terakhirnya ini.
Carl Panzram adalah seorang pembunu berantai, pemerkosa, perampok dan pembakar rumah yang digantung pada 5 September 1930. Tanpa ragu sedikitpun, ia mengakui semua kejahatannya melakukan 22 pembunuhan, menyodomi 1000 orang pria bahkan mengaku bahwa ia tidak menyesal sedikitpun.
Beberapa orang di atas memang terlihat seperti tidak memiliki kekhawatiran atas kematian. Hal ini terlihat dari kata-kata terakhir mereka yang justru seperti tidak ada penyesalan sama sekali atas kejahatan yang mereka lakukan.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…