Pesantren, salah satu lembaga pendidikan berbasis agama yang menjamur di tanah air. Saking populernya tempat yang kerap disebut ‘pondok’ ini, meski kamu tak pernah belajar di sana tetap saja mendengar banyak cerita ajaib di tempat tersebut. Mulai dari tuntunan disiplin yang ketat, kebiasaan berbagi seperti makan sepiring berdua, berbagi baju, bahkan berbagi tempat tidur.
Terlebih bagi kamu yang dulu sempat belajar di pesantren, pasti memiliki banyak kenangan suka duka. Sukanya kebersamaan dengan teman dari berbagai karakter dan suku bangsa di Indonesia. Dukanya, saat kedapatan melanggar aturan dan harus dihukum. Hukumannya pun terbilang unik tapi mendidik, tentu jauh dari kekerasan. Meski begitu, semua santri berusaha sebaik mungkin untuk tidak terkena hukuman-hukuman tersebut. Nah, berikut ini hukuman ala-ala pondok pesantren yang bisa membuat santri nggak bakalan bandel lagi.
Menghafal Alquran atau hadist diwajibkan pada santri yang telat atau ketinggalan sholat berjamaah, lalai mengerjakan tugas atau tidur saat kegiatan belajar berlangsung. Hukuman ini membuat santri harus menghafal apa yang diminta dalam waktu tertentu. Setelahnya, santri bakalan disuruh setor hafalan ke ustad yang bertanggung jawab. Hukuman ringan ini tentu sangat bagus untuk menambah pengetahuan santri, sebab mereka menjadi belajar lebih banyak. Hafalan ini selain hafalan umum yang dibebankan setiap harinya.
Bukan sekedar hukuman, membersihkan area sekitar pondok pesantren tentu melatih santri untuk mandiri. Selain itu, tentu para santri mendapat ganjaran yang baik dari Tuhan. Hukuman ini harus dijalani dengan senang hati dan ikhlas, kalau tidak akan terasa membosankan membersihkan area pondok yang luas.
Jika santri sering gagal fokus atau melamun saat pengajian, akan ada para pengawas yang menemukan mereka. Selanjutnya, santri yang lengah saat pengajian akan diberi hukuman untuk mengaji di serambi masjid. Surat-surat yang dipilih untuk mereka baca umumnya yang panjang dan memiliki banyak halaman. Para santri ini pun akhirnya tidak banyak mendapat jatah istirahat seperti teman yang lainnya.
Santri yang ketahuan terlambat datang ke masjid untuk sholat berjamaah atau kajian, terlebih dahulu diberi hukuman berupa menata sandal. Tentu tahu, seluruh sandal di pesantren amat banyak mengingat kegiatan di masjid dilakukan semua santri. Hukuman ini jelas menyita waktu sebab ribuan sandal tersebut harus tertata rapi.
Santri yang kadang menyelinap ke luar pondok tanpa izin, atau ketahuan membawa handphone bisa-bisa dihukum dengan membersihkan kamar mandi. Hukuman ini juga wujud dari kata mutiara ‘kebersihan adalah sebagian daripada iman’. Hukuman ini tergolong agak berat, sebab santri yang melanggar harus membuat kamar mandi benar-benar kinclong baru bisa dibebas tugaskan.
Hampir semua pondok pesantren tidak mengizinkan santrinya membawa handphone. Sebab itu, jika ada yang membawa harus dititipkan pada pihak pesantren. Ada waktu tertentu handphone mereka sejenak dikembalikan untuk mengabari orang tua. Jika ada yang memakai handphone selain untuk mengabari orang tua, misal untuk main game atau konten tidak layak, maka handphone akan disita dengan paksa. Tapi tak perlu khawatir, handphone yang disita kemudian dikembalikan kepada orang tua, bukan diambil pesantrin kok.
Hukuman yang paling berat levelnya dari semua hukuman adalah diplontos alias digunduli. Santri yang mendapat hukuman ini biasanya telah melakukan pelanggaran berlapis atau berkali-kali mengulangi pelanggaran yang sama. Misal bolos sekolah, menyelinap keluar tanpa izin, seenaknya sendiri, dan lain sebagainya. Penampilan rambut santri yang berubah, akan bisa dilihat santri-santri lainnya melihat. Hal ini bisa membuat efek jera, sehingga santri tak akan mengulangi lagi kesalahannya.
Kebijakan ini biasanya dilakukan di situasi yang sangat genting atau bisa dibilang santri kurang bisa dikendalikan. Hukuman-hukuman yang ada tak membuat santri jera dan terus mengulang pelanggaran. Saat itu, orang tua dipanggil untuk mengajak santri berbicara dari hati ke hati tentang hal yang membuat santri seperti itu.
Meski agak berat, kedelapan hukuman di atas jauh dari kekerasan dan mendidik santri menjadi orang lebih baik. Selain itu, mereka juga bisa belajar banyak hal tentang kehidupan, kerja keras, dan pengetahuan dari hukuman yang diberikan. Tentu hal semacam ini akan menjadi bekal yang baik untuk hidupnya di masa depan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…