Salah satu hal yang paling dikenal orang dari Nazi bukan cuma Hitler atau Holocaust-nya saja, tapi juga ideologi superioritas yang selalu mereka gaungkan. Nazi menganggap diri sebagai bangsa yang paling tinggi derajatnya, sedangkan yang lain hanyalah pelengkap yang tak penting atau bahasa kasarnya sampah. Meskipun merasa demikian tinggi, namun ada kalanya Nazi merendahkan dirinya dan memohon. Dan uniknya, mereka melakukan itu hanya kepada orang Islam.
Kekuatan musuh makin kuat, Nazi kemudian merasa perlu bantuan dari para Muslim yang pengaruhnya juga mendunia. Diawali dari surat pribadi Hitler kepada Raja Farouk dari Mesir, akhirnya realisasi kerja sama ini mendapatkan titik terang. Lalu diteruskan lagi lewat utusan Raja Farouk bernama Mohammad Amin Al-Husseini, Nazi akhirnya resmi bergandengan tangan dengan salah satu kerajaan Muslim terbesar kala itu yang bisa dibilang juga sebagai representasi dari seluruh kekuatan di tanah Arab.
Sulit dipercaya, tapi pada faktanya Nazi dan Muslim memang pernah bersatu. Lalu, apa yang terjadi setelah ini? Apakah keduanya bisa berjalan beriringan bersama?
Berbeda ideologi kadang bisa dikesampingkan kalau keduanya punya tujuan yang sama. Hal inilah yang terjadi dengan kerjasama Arab dan Nazi. Arab ketika itu sangat mengkhawatirkan akan keberadaan Inggris dan Perancis di Timur Tengah yang jadi penguasa daerah itu. Nazi pun demikian, mereka secara pribadi benci setengah mati dengan paham liberalisme dua negara itu.
Al-Hussein adalah sosok di balik mungkinnya kerjasama Arab dan Nazi. Petinggi Palestina ini bolak balik melakukan pertemuan dengan orang-orang penting Nazi, mulai dari Adolf Eichmann, Heinrich Himmler, sampai sang Fuhrer sendiri. Pertemuan-pertemuan ini sendiri lebih ke arah mempererat kerjasama. Bahkan agar bisa makin lekat lagi, Hitler pernah menjanjikan sesuatu yang besar kepada Al-Hussein.
Salah satu satu realisasi dari kerjasama tak biasa ini adalah benar-benar diturunkannya para prajurit Muslim untuk masuk ke dalam barak-baraknya Nazi. Jumlahnya sendiri tak main-main yakni kurang lebih sekitar 100 ribuan personil. Mereka semua masuk angkatan darat Nazi yang bernama Wehrmacht.
Kerjasama ini sejatinya sudah berjalan sangat bagus. Sayangnya, rupanya keadaan tak memungkinkan bagi Arab dan Nazi untuk terus bekerja sama. Penanda dari kejadian ini adalah kalahnya Nazi dalam perhelatan paling ngeri sepanjang sejarah manusia. Ya, Perang Dunia II.
Kekalahan Nazi dan berakhirnya kerjasama ini tentu bukan hal yang diharapkan keduanya. Namun, bagaimana lagi, takdir yang diinginkan ternyata lewat jalan yang berbeda. Nah, terlepas dari kekalahan Nazi di Perang Dunia II, yang jelas ternyata mereka pernah meminta bantuan kepada para Muslim yang secara ideologi benar-benar sangat berbeda.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…