Malaria adalah salah satu penyakit tertua yang pernah pernah diketahui. Sudah ada catatan mengenai penyakit ini sejak 3.500 tahun lalu ketika melanda Bangsa Mesir Kuno. Parasit ini tidak ditemukan sampai tahun 1880. Kemudian baru pada tahun 1897 diketahui bahwa nyamuk adalah pembawa parasit tersebut.
Meski malaria bisa disembuhkan dan sudah dimusnahkan di beberapa negara, tapi masih saja ada orang yang terkena penyakit ini. Bahkan jika tidak segera dirawat, penderitanya bisa dipastikan meninggal dunia karena mengalami kerusakan otak atau organ. Karena malaria sudah hidup begitu lama, artinya penyakit ini juga punya andil besar dalam terbentuknya sejarah.
Pada tahun 476 Masehi, kekaisaran Romawi berat telah semakin mendekati akhirnya. Kejatuhannya ini diperkirakan sudah dimulai sejak tahun 184 Masehi setelah kematian Marcus Aurelius. Sejak kematiannya, kerajaan mengalami kemunduran terus menerus. Dari hasil penelitian DNA, munculah teori bahwa hal tersebut dikarenakan oleh wabah Malaria.
Hasil penelitian pada tulang dari tahun 450 Masehi menunjukkan orang tersebut sakit malaria. Artinya, penyakit tersebut sedang menyebar pada saat ini. Hal ini masih berhubungan dengan teori bahwa ada epidemi besar yang menyerang penduduk Romawi Barat.
Ada alasan tertentu mengapa Amerika Selatan menggunakan orang-orang dari Afrika sebagai budak. Apalagi perjalanan antar benua bukanlah hal yang mudah, memakan banyak biaya, dan jelas tidak efisien. Nah, salah satu alasan mungkin terjadi adalah karena adanya penyebaran malaria.
Ketika orang-orang Afrika dibawa ke koloni Amerika pada Agustus tahun 1619, mereka membawa serta penyakit malaria. Karena di Selatan suhunya lebih hangat dan lembab, nyamuk jadi cepat berkembang sehingga penyakit ini menyebar dengan cepat. Penyakit ini belum pernah dikenali oleh orang Eropa dan Amerika. Namun, orang Afrika sudah punya kekebalan, sehingga mereka tetap bisa bekerja di area yang banyak nyamuk tanpa jatuh sakit. Hal ini pula yang membuat para pasukan pertahanan berusaha mempertahankan sistem perbudakan di Amerika bagian Selatan dan bertahan selama hampir 2,5 abad.
Tahun 1698, Skotlandia berusaha berdiri sendiri di Dunia Baru. Namun saat itu negara tersebut tengah dalam kondisi buruk karena peperangan puluhan tahun dan harus bertahan karena kelaparan selama 7 tahun. Akhirnya mereka mengirim sekelompok orang untuk ekspedisi dan membentuk koloni.
Sayangnya ekspedisi ini gagal. Dari 1.700 orang yang berangkat, kurang dari 300 orang yang bisa kembali ke Skotlandia. Sisanya meninggal dunia karena malaria. Ekspedisi kedua dilakukan dan hal yang sama terjadi. Kegagalan ini membuat Skotlandia semaking bangkrut sehingga menjatuhkan moral negara. Akhirnya Skotlandia setuju menandatangani Acts of Union 1707 yang membuat negara tersebut masuk menjadi anggota Britania Raya. Sebagai bagian dari perjanjian, Inggris bersedia membayar lunas hutang-hutang Skotlandia.
Pada masa Perang Revolusi tahun 1779, Inggris memutuskan untuk menginvasi wilayah Selatan koloni. Awalnya Inggris memang sukses, tapi ketika musim panas datang, malaria menyebar sehingga mereka terpaksa mundur demi mencegah terlalu banyak pasukan yang jatuh sakit. Hal ini karena pasukan Inggris dan Jerman sama sekali tidak punya kekebalan terhadap penyakit ini karena mereka tidak tumbuh dengan penyakit ini seperti Amerika.
Tahun 1781, 8 ribu pasukan Inggris menetap di Yorktown, Virginia yang banyak nyamuk. Akhirnya pada bulan September, pasukan Perancis dan Amerika mengepung Yorktown sehingga mereka menyerah setelah tiga minggu karena pasukannya sudah terlalu sakit. Menyerahnya Yorktown ini mengakhiri perang daratan di koloni Amerika.
Salah satu obat paling awal untuk menyembuhkan malaria disebut kina. Kina dibuat dari batang pohon cinchona dan awalnya digunakan di Peru tahun 1630. Setelah bangsa Eropa menjajah Amerika Selatan, mereka membawa serta kina kembali ke Eropa.
Dengan obat ini, bangsa Eropa akhirnya mampu berangkat ke Afrika dengan tingkat malaria yang tinggi pada tahun 1870. Memasuki tahun 1900, bangsa Eropa berhasil mengalahkan benua Afrika dan 10 juga penduduknya meninggal dunia dalam proses penaklukan tersebut.
Bukan hanya seorang pemimpin atau orang penting saja yang bisa mengubah sejarah. Bahkan penyakit juga berkontribusi dalam pembentukan suatu negara.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…