Duduk di kursi pemerintahan sebuah negara sebenarnya adalah sebuah tanggung jawab besar. Pasalnya kesejahteraan penduduk juga ada di tangan pemerintahan. Maka sudah sewajarnya jika pemerintah melindungi warga negaranya.
Hanya saja, hal seperti ini juga tidak selalu terjadi. Apalagi jika pemerintahan dipegang oleh orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan nasib masyarakat atau memiliki kepentingan sendiri. Bahkan, pemerintah Amerika ternyata juga pernah melakukan berbagai tindakan kejam kepada warga negaranya dengan cara berikut ini.
Tahun 1932, para peneliti ingin tahu pengaruh sipilis terhadap warga Afrika-Amerika karena mereka menganggap penyakit ini akan memiliki pengaruh berbeda terhadap warga kulit hitam. Sebanyak 600 petani miskin dari Alabama mengikuti penelitian ini dan 399 pria diantaranya sudah menderita sipilis sebelumnya.
Tahun 1943, ditemukan antibiotik penisilin yang bisa menyembuhkan penyakit ini, tapi pemerintah tidak mengobati para korban penelitian ini atau memberi tahu mereka bahwa pasien menderita sipilis. Penelitian tidak etis ini baru terbongkar tahun 1972 ketika Peter Buxtun membongkar semua. Saat itu, 28 orang sudah meninggal karena sipilis dan 100 orang lainnya meninggal akibat komplikasi yang terkait dengan penyakit ini. Sementara itu 19 anak terlahir dengan sipilis bawaan.
Pada masa perang Dingin, CIA menjalankan sebuah proyek rahasia yang diberi nama MKUltra. Proyek ini dilakukan untuk menemukan obat yang bisa digunakan untuk menyiksa dan memaksa korbannya mengungkapkan setiap rahasia yang dimiliki dengan mengontrol pikiran mereka. Awalnya, CIA menggunakan korban yang “tidak bisa melawan”, tapi akhirnya subjek mereka semakin luas.
Gilanya lagi, proyek tersebut ternyata didukung pemerintah meskipun subjek penelitiannya tidak sadar atau tidak mau berpartisipasi. Metode yang digunakan meliputi penggunaan LSD, barbiturate IV, amphetamine IV, heroin, morphine, dan mescaline serta metode tanpa obat seperti dibuat tidak tidur, isolasi, penganiayaan verbal dan seksual, serta berbagai metode mengerikan lainnya. Proyek ini dilakukan terhadap warga Amerika di rumah sakit, kampus, penjara, dan bahkan perusahaan farmasi.
COINTELPRO adalah sebuah lembaga yang didirikan FBI untuk memata-matai organisasi kaum minoritas dan anggotanya yang paling terkenal. J. Edgar Hoover memerintahkan untuk membongkar, mengganggu, menyalahkan, merendahkan, menetralisir, dan bahkan menghancurkan pemimpin paling utama dari organisasi tersebut.
Target utama mereka adalah organisasi persamaan hak dan pendukung para kulit hitam. Program ini diketahui dan bahkan disetujui oleh presiden Kennedy. FBI akan menyusup dan mengancam organisasi ini dengan cara menyebarkan berita yang tidak benar tentang organisasi minoritas tersebut. Program ini terus menjadi rahasia sampai tahun 1971 ketika sebuah perampokan ke kantor FBI ternyata menemukan dokumen rahasia tentang operasi ini.
Fred Hampton adalah seorang politikus dan penggagas revolusi. Salah satu prestasinya adalah adanya negosiasi perjanjian tanpa kekerasan antara dua geng jalanan Chicago yang paling kejam. Hampton dipandang sebagai pemimpin yang karismatis dan dengan segera menjadi pemimpin Black Panthers.
Namun, organisasinya mendapatkan nama buruk karena program COINTELPRO sehingga Hampton harus bekerja keras untuk tetap menyatukan rekan-rekannya. Malam sebelum pembunuhannya, ia makan malam dengan beberapa rekannya dan seorang informan FBI menyelipkan barbiturate yang sangat kuat pada minumannya. Polisi kemudian menerobos rumahnya pada pukul 4 pagi dan membunuhnya beserta Mark Clark, anggota organisasinya.
Badai memang bencana alami dan bukan pemerintah yang menyebabkan kejadian ini. Tapi pemerintah bertanggungjawab atas bantuan dan kegagalan pengiriman bantuan ini di Gulf Coast akan terus diingat sebagai kesalahan tragis. Badai Katrina adalah bencana alam terbesar ke-5 dalam sejarah Amerika dan membuat masyarakat kekurangan makanan, minuman, dan tempat untuk berteduh. Banyak warga meninggal karena kehausan, kelelahan, dan bahkan kekerasan.
Malangnya, sebenarnya ada begitu banyak bis sekolah dibiarkan berjajar kosong, padahal semua bis tersebut bisa digunakan untuk proses evakuasi sebelum badai terjadi. Namun hal tersebut tidak dilakukan karena pemerintah lokal menolak menggunakan bis tersebut. Bahkan badan administrasi negara juga tidak mengumumkan keadaan darurat untuk Wilayah Orleans, Jefferson, dan Plaquemines sehingga mengakibatkan bencana yang memakan banyak korban ini.
Hal ini ternyata terjadi karena gubernur Lousiana, Kathleen Blanco tidak memasukkan wilayah tersebut dalam permintaan bantuannya. Sebanyak 1.836 orang tewas di 7 negara bagian karena lambatnya bantuan datang serta buruknya koordinasi untuk penyelamatan.
Pemerintahan seharusnya memang melindungi warganya. Tentu saja akan sangat disayangkan jika ternyata warga malah digunakan untuk kepentingan pemerintah. Memang bukan hal mudah mengatur negara dan memastikan kesejahteraan seluruh rakyat, tapi ada hal-hal yang jelas-jelas tidak bisa dilakukan seperti menjadikan warganya sebagai kelinci percobaan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…