Masih jadi hal yang diperdebatkan tentang bagaimana Timor Leste sekarang. Mayoritas penduduk Indonesia mengatakan keadaan mereka saat ini tak jauh beda dibandingkan dulu. Sebaliknya, warga Timor Leste menganggap mereka berangsur lebih baik setelah lepas dari Indonesia. Apa pun itu, kita tak perlu mempermasalahkan hal ini, karena soal kemakmuran biarlah data-data yang bicara.
Mencontoh dari Timor Leste, mungkin hal ini akan membuat masyarakat Indonesia merasa aneh. Apa yang bisa dicontoh dari negara tetangga itu? Begitu mungkin pikir orang-orang. Gara-gara sentimen berlebihan dan sikap ogah mengakui kelebihan, membuat mata kita seakan tertutupi. Ya, faktanya memang ada begitu banyak hal yang bisa kita contoh dari negara ini. Kita tak selalu ada di atas Timor Leste dalam berbagai hal.
Tak perlu sakit hati, karena usia Indonesia lebih tua dari Timor Leste, seharusnya kita bisa lebih bijaksana dan dewasa. Jadi, tak perlu gusar, kita justru bisa menjadikan mereka contoh dalam hal-hal tertentu. Nah, berikut adalah hal-hal yang bisa kita tiru dari mereka.
Selain karena program-program yang diusung, alasan kenapa rakyat menyukai presidennya adalah tentang bagaimana sikap sang kepala negara. Makin aktif dan merakyat, ia bakal makin dicintai. Jokowi mungkin sangat dekat dengan wong cilik, namun apa yang dilakukan oleh mantan presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, lebih dari itu.
Ya, sang presiden terkenal akan sikapnya yang tak setengah-setengah ketika terjadi sesuatu yang buruk. Seperti ketika terjadi kebakaran di Dili beberapa waktu lalu, Xanana dengan sigap ikut membantu membersihkan sekitar tempat kejadian. Hanya dengan menggunakan sandal jepit dan celana Pendek sang mantan presiden memunguti sampah-sampah. Tak hanya ini, pernah diberitakan pula jika sang presiden ini bahkan pernah membantu polisi lalu lintas untuk menertibkan jalan. Sangat luar biasa, kan?
Indonesia mungkin pernah melumat Timor Leste di Pra Piala Asia Maret kemarin dengan skor 7-0. Namun, jika dilihat berdasarkan peringkat dunia, kita kalah jauh dari mereka. Ya, saat ini Timor Leste berada 8 tingkat di atas kita di peringkat 170 sedangkan Indonesia berada di peringkat 179. Memang seperti hal yang mustahil, tapi inilah faktanya.
Indonesia bisa mengejar peringkat Timor Leste asal makin memperbaiki diri. Caranya tentu saja dengan mengemas sepak bola dalam negeri lebih baik lagi. Kita pernah ada atas mereka, maka bukan hal yang mustahil kalau kita rebut lagi tempat tersebut.
Kita selalu berasumsi jika Indonesia selalu lebih baik dari Timor Leste. Terutama dalam hal kekayaan, negara tetangga itu tak ada seujung kukunya Indonesia. Namun, ketika terjadi kenaikan harga BBM saat subsidi dicabut, kita justru berlagak sok miskin. Timor Leste, negeri yang mungkin kita anggap tak kaya itu masyarakatnya justru bisa membeli BBM yang harganya cukup mahal. Mereka menerima ini dan tidak sekalipun melakukan aksi huru hara dengan turun ke jalan.
Timor Leste memang tak menyubsidi BBM-nya, meskipun begitu masyarakatnya tetap bisa membeli sesuai dengan kebutuhan. Subsidinya sendiri digunakan untuk membangun infrastruktur. Sehingga bisa kita lihat sendiri, perlahan Timor Leste mulai berbenah dengan berdirinya bangunan-bangunan megah. Kita semi-disubsidi namun masih mengeluh kemahalan.
Tak hanya sepak bola, ternyata untuk kualitas air minum kita juga harus mengakui keunggulan Timor Leste. Deputi bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Dedi Priatna, beberapa waktu lalu pernah mengatakan jika kualitas air minum kita lebih rendah dari Timor Leste.
Hal ini tentu miris mengingat kita sebetulnya unggul dalam berbagai hal. Termasuk sarana dan biaya. Indonesia memang adalah yang terburuk se Asia Tenggara dan di bawah Timor Leste soal air minum. Dan kabar buruknya lagi, kondisi ini akan tetap sama jika pemerintah tidak melakukan pembenahan dengan peningkatan kualitas.
Timor Leste adalah negara penghasil minyak yang cukup potensial meskipun dari segi kuantitas masih kalah jika dibandingkan negara kita. Tapi, mereka tahu caranya memanfaatkan minyak-minyaknya. Caranya dengan menabung uang hasil penjualan minyak lewat sebuah badan kas negara.
Hingga hari ini diperkirakan Timor Leste sudang mengantongi sekitar $ 15 miliar dari penjualan minyaknya. Alasan kenapa pemerintah mereka melakukan hal ini adalah agar generasi mendatang bisa lebih terjamin hidupnya. Bagaimana dengan Indonesia? Sepertinya hasil penjualan minyak mentah kita masih tidak tersimpan dengan baik. Larinya kemana kita juga tak pernah tahu.
Sepertinya kita harus obyektif dan mulai mengakui jika Timor Leste dalam beberapa hal memang lebih unggul dari kita. Maka, sepertinya tak ada masalah jika kita mencontoh mereka dalam beberapa hal itu. Indonesia tentu bisa melampaui Timor Leste. Masalahnya tinggal mau atau tidak melakukan perubahan-perubahan. Jika selamanya kita begini-begini saja, maka Indonesia akan tetap tinggal kelas, sementara mereka mungkin akan melesat mengalahkan Malaysia, Brunai, bahkan Singapura.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…