Kehadiran Isaac Newton di dunia bagai lampu yang menerangi sebuah kamar gelap. Ya, berkat apa yang dilakukannya dulu, hal-hal yang berhubungan dengan keilmuan terutama sains bisa berkembang pesat, lalu kemudian berpengaruh terhadap teknologi dan peradaban. Ibaratnya, dulu manusia ada di masa kegelapan, kini sudah tidak lagi berkat majunya peradaban (berkat Newton juga).
Paragraf pembuka di atas bukan sesuatu yang berlebihan mengingat Newton adalah pioner untuk hal-hal fundamental. Mulai dari konsep gravitasi sampai soal perhitungan rumit matematis ala kalkulus yang produk implementasinya sangat banyak. Memandang Newton sebagai ilmuwan, tentu saja ia sangat jemawa dan gagah. Lalu bagaimana dengan sisi lain sang ilmuwan paling penting dunia ini? Siapa sangka jika Newton adalah sosok yang sangat menarik.
Lalu, seperti apa pria ini di luar hal-hal yang berhubungan dengan sains dan penelitian? Simak ulasannya berikut.
Newton sebenarnya menjalani kehidupan luar labnya dengan normal. Hanya saja, ia memang susah untuk bisa bergaul dengan lepas. Alasannya, pria satu ini punya sifat yang mengesalkan bagi orang lain. Egonya tinggi serta pemarah, tak hanya itu Newton juga konon sosok yang perfeksionis serta sarkastik.
Selama hidupnya, tercatat hanya beberapa gelintir orang saja yang menjadi teman si ilmuwan jenius. Misalnya matematikawan Jerman Gottfried Leibniz, atau mungkin murid-muridnya, John Flamesteed, Roobert Hooke, atau Henry Oldenberg yang hampir tiap waktu selalu kena damprat Newton gara-gara sikap perfeksionisnya itu.
Tak hanya punya pribadi yang bisa dibilang lumayan buruk, Newton juga dikatakan mengalami masalah keluarga yang cukup pelik. Newton lahir dari seorang ibu bernama Hannah Ayscough. Ayah Newton sendiri meninggal sebelum si jenius lahir. Kemudian di umur Newton yang ketiga tahun, sang ibu pun menikah lagi. Dari sini ketidakharmonisan terjadi.
Diceritakan Newton ternyata sangat membenci ayah tirinya. Kebencian ini makin membuncah dan bahkan ibunya pun juga jadi korban. Sebenarnya tidak benar-benar jelas apa alasan Newton melakukan itu. Namun yang jelas, sekali dalam hidupnya Newton ingin sekali membakar rumahnya sendiri, terutama saat kedua orangtuanya itu ada di dalamnya.
Tidak banyak cerita tentang kisah cinta Newton. Namun yang jelas sampai akhir hidupnya, si jenius ini tidak pernah menikah. Lagi-lagi tidak jelas kenapa Newton memilih untuk jadi bujangan sampai meninggal. Namun dilihat dari masalahnya dengan keluarga sampai sikapnya yang seperti itu, cukup masuk akal kalau sang ilmuwan ini tetap memilih sendiri.
Kebencian kepada ayah angkat dan ibunya, sepertinya membangun sebuah mindset di pikiran Newton akan sebuah keluarga. Makanya, mungkin dari sini ia menolak untuk menikah. Alasan lain, karena sikap Newton sendiri menyebalkan. Jika teman saja tidak punya, apalagi jodoh. Sebenarnya bisa saja si jenius punya istri, apalagi dengan nama tenarnya yang bikin dunia berterimakasih.
Lantaran tidak punya terlalu banyak teman, mayoritas waktu Newton dihabiskannya sendirian. Makanya, dalam mengerjakan semua hal ia pun sendiri. Termasuk di saat-saat ia melakukan berbagai macam penelitian. Tapi, dari sini Newton menjadi ilmuwan yang sangat komplit.
Ya, siapa sangka jika Newton membuat semua alat eksperimennya sendiri. Makanya ia tak hanya bisa menulis teori-teori dan analisis saja tapi juga mampu melakukan pekerjaan kasar. Soal membuat peralatan sendiri, hal tersebut bukan hanya lantaran ia tidak memiliki banyak teman untuk dimintai tolong, tapi juga karena sikap perfeksionisnya. Ya, Newton beranggapan jika ia tidak mampu membuat alatnya sendiri, maka dirinya takkan mungkin melakukan pencapaian hebat. Setuju atau tidak, tapi pada akhirnya hal ini memang benar.
Siapa sangka Newton si bapaknya ilmu fisika ini ternyata menyukai hal-hal yang berbau irasional seperti sihir dan semacamnya. Hal ini diketahui dari banyaknya bukti yang ditemukan. Misalnya saja, tentang Newton yang konon mempelajari kimia untuk menciptakan batu bertuah.
Tak hanya itu, Newton diketahui juga tergabung dalam beberapa kelompok pecinta magis. Seperti Rosicrucians dan Priory of Sion. Bahkan dipastikan pula jika Newton adalah penggila Eschatology, alias ilmu yang mempelajari tentang kiamat.
Inilah hidup seorang Newton, si ilmuwan paling penting sepanjang sejarah yang pamornya bahkan mengalahkan fisikawan super jenius sekelas Einstein. Terlepas dari capaian hebatnya, ulasan di atas jadi bukti jika di balik kesuksesan Newton ternyata ada banyak hal buruk yang dialaminya. Mulai dari susahnya punya teman, istri, sampai masalah dengan keluarga. Tapi, dari sini kita bisa tahu bahwa Newton masih seorang manusia biasa.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…