Kita hidup di era yang penuh ketakutan dan kekhawatiran. Hal ini terjadi karena banyaknya serangan terorisme dan peperangan di beberapa negara. Terciptanya bom nuklir tidak hanya melahirkan senjata pemusnah massal terbesar, tapi juga ketakutan yang menghantui masyarakat. Sebuah bayangan bahwa bom tersebut suatu saat akan menghancurkan bumi.
Dengan potensinya yang begitu mengancam, banyak orang percaya bahwa bom tersebut dibuat hanya sebagai simbol dan tidak akan pernah benar-benar digunakan untuk menyerang siapapun. Peraturan pencegahan memastikan bahwa kedua belah pihak paham betul konsekuensi dari dimulainya peperangan. Tapi, tidak pisa dipungkiri bahwa senjata dan militer canggih ini juga menjadi alat untuk mengukuhkan kekuasaan suatu negara.
Bukan tidak mungkin perang dunia akan terjadi lagi. Berikut ini adalah beberapa alasan yang bisa memicu terjadinya perang dunia ke-3.
Selama bertahun-tahun, hasrat untuk memiliki dan menguasai lebih banyak wilayah selalu ada. Bahkan setiap ada kesempatan untuk bisa memperluas perbatasannya, mereka akan meraihnya sesegera mungkin. Krisis di Timur Tengah adalah salah satu contoh jelas bentuk penjajahan wilayah ini. Rasa ketidakpercayaan akut dari kedua belah pihak menjadi alasan terjadinya peperangan secara terus menerus ini.
Apalagi jika keduanya menyelesaikan masalah dengan perjanjian, artinya salah satu pihak harus melepaskan klaim atas wilayah tersebut untuk diberikan pada pihak lainnya. Ribuan penduduk meninggal dunia akibat perseteruan semacam ini. Konflik seperti ini berpotensi untuk terus memanas, apalagi jika masyarakat merasa tidak puas dan kepala negara juga keras kepala. Pada akhirnya, konflik perebutan wilayah bisa menjadi alasan utama terjadinya perang dunia 3.
Sumber daya alam tertentu memiliki tendensi untuk sulit diperbaharui karena proses regenarasinya berada diluar jangkauan kehidupan manusia. Sering kali butuh waktu jutaan tahun baru bisa diperbaharui. Dengan semakin berkurangnya sumber daya alam, maka bukan tidak mungkin hal ini akan menimbulkan konflik.
Negara dengan ekonomi terkuat tentu akan mendapatkan bagian terbanyak dalam perebutan ini. Tapi tidak ada jaminan diskriminasi penyebarannya akan dibiarkan begitu saja tanpa protes. Karena itulah, sumber daya alam dan keterbatasan persediannya bisa jadi salah satu penyebab terjadinya perang dunia 3 jika beberapa negara mulai berusaha mendominasi sumber energi tersebut.
Saat ini air telah menjadi sumber konflik yang cukup serius mengingat semakin meningkatnya polusi yang mencemari sumber air. Lingkungan telah mengalami kerusakan parah akibat industrialisasi besar-besaran yang terjadi. Pemanasan global dengan pengaruhnya yang mengancam kehidupan sudah semakin nampak seiring berjalannya waktu.
Ancaman melelehnya es kutub dan perubahan lingkungan yang drasits memicu kekurangan air di berbagai daerah di dunia. Dengan semakin berkurangnya air yang layak, maka kemungkinan terjadinya perebutan sumber kehidupan ini juga besar. Makan bukan tidak mungkin perang akan terjadi demi mendapatkan sumber air bersih, karena hal ini sudah menyangkut urusan bertahan hidup.
Penyebaran virus Ebola di wilayah Afrika Barat beberapa waktu lalu menjadi pemberitaan internasional. Pasalnya, hingga saat ini pencarian obat untuk menyembuhkan Ebola masih juga belum selesai. Demi mencegah penyebarannya, salah satu langkah yang mungkin dipikirkan adalah dengan membatasi gerak para penderitanya. Tapi tentu hal ini pada akhirnya akan menimbulkan kontroversi.
Tindakan diskriminasi semacam ini, meski tujuannya bagus akan mengarah pada konflik. Seandainya tidak bisa diatasi atau ditenangkan, kekerasan berpotensi semakin membesar. Apa lagi jika ternyata penyebaran penyakit dan distribusi obat-obatan tidak seimbang sehingga ada beberapa wilayah yang merasa ditinggalkan sementara wilayah lain didahulukan. Maka konflik ini bisa saja pada akhirnya akan mengarah pada terjadinya peperangan dengan skala yang lebih besar.
Kondisi ekonomi yang terus membutuk akan membuat harga produk makanan terus meroket. Dalam skenario seperti ini, mereka dengan kondisi ekonomi di bawah garis kemiskinan akan mendapatkan makanan yang semakin lama semakin sedikit. Sebaliknya, mereka yang lebih kaya akan mengumpulkan semua sumber makanan sebanyak mungkin. Selain itu, ‘Revolusi Hijau’ serta penggunaan pestisida tidak meningkatkan produksi dan variasi makanan, tapi hanya menambah kerugian.
Hal ini karena banyak faktor seperti kurangnya irigasi dan karena petani miskin juga tidak mampu mengeluarkan biaya untuk pestisida mahal. Akibatnya, tanaman yang dimodifikasi secara genetis juga akan mengalami kegagalan. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar untuk hidup, artinya kurangnya sumber makanan akan memicu langkah-langkah revolusi termasuk peperangan.
Mayoritas masyarakat sudah tahu bahwa lewat internet, kita bisa mengetahui segala macam jenis informasi. Karena sifatnya yang terhubung ke berbagai negara di bumi, internet berpotensi menjadi media untuk memancing konflik baik secara virtual maupun nyata.
Mereka yang memiliki informasi penting memiliki kendali yang cukup besar. Contoh sederhananya adalah situs wikileaks yang menyebarkan informasi tentang berbagai rahasia, perjanjian, atau rencana-rencana tertentu suatu pihak. Beberapa informasi terkadang cukup berbahaya untuk dipublikasikan. Jika informasi yang seharusnya tetap rahasia ternyata malah tersebar, maka hal ini juga pada akhirnya memungkinkan terjadinya konflik dan bahkan peperangan.
Faktor paling utama dari setiap kemungkinan akan terjadinya perang adalah semakin berkembangnya teknologi dalam hal senjata militer. Masing-masing negara berusaha menciptakan senjata paling hebat dan paling kuat demi mempertahankan negaranya. Pembangunan militer dan penyimpanan persenjataan sebenarnya adalah ancaman yang mendasar terhadap keamanan.
Meskipun ada peraturan pencegahan perang, bukan berarti perang tidak akan pernah dimulai. Jika melihat konflik yang terjadi di beberapa negara seperti Afghanistan, Iraq dan Iran, kita sudah bisa melihat apa yang terjadi dengan adanya senjata-senjata dan pasukan militer Barat di negara tersebut. Jika konflik ini terus meningkat, sepertinya Perang Dunia bukan hal yang hanya dalam imajinasi saja.
Pada akhirnya perang dunia diawali dengan keserakahan manusia itu sendiri. Karena dengan keserakahan maka munculah keinginan untuk menguasai dan menjadi yang lebih kuat dan lebih besar dari yang lain. Seandainya usaha untuk menjadi negara besar tidak diimbangi dengan kesadaran untuk menjaga dan melindungi keamanan dunia, bukan tidak mungkin peperangan demi peperangan akan muncul satu per satu.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…