Categories: Tips

Dynand Fariz, Sosok di Balik Desainer Kostum Nusantara di Ajang Miss Universe dan Penggagas JFC

Tidak banyak yang tahu siapakah sosok perancang kostum nusantara yang dikenakan Putri Indonesia 2014 yang juga sosok penggagas Jember Fashion Carnaval. Dialah Dynand Fariz, pria asal Jember yang dengan kerja kerasnya berhasil membawa nama Indonesia meraih berbagai penghargaan internasional.

Meski namanya mulai dikenal di bidang fashion, menjadi seorang desainer bukanlah cita-citanya semasa kecil. Namun semakin ia mengenal dunia seni, semakin besar pura ketertarikannya dalam dunia busana.

Pernah Menjadi Seorang Dosen

Dynand kecil sempat bercita-cita menjadi seorang dokter dan insinyur. Tapi begitu masa-masa sekolah terlewati, ia tidak lagi berminat pada dua profesi tersebut. Ia malah ingin mencari sisi lain yang tidak banyak diminati. Maka ia memilih untuk menjadi seorang guru.

Dynand Fariz [Image Source]
Dengan beasiswa di sekolah keguruan, IKIP Surabaya, keinginan untuk menjadi seorang guru semakin tumbuh. Namun keinginan tersebut justru banyak diremehkan. Padahal baginya guru adalah profesi ya.sangat menantang. Di IKIP, ia mengambil jurusan seni rupa karena memang bidang tersebut yang ia minati. Setelah lulus kuliah, Dynand kemudian menjadi seorang dosen di IKIP Surabaya dan mengajar Seni Rupa.

Tertarik Untuk Merancang Busana

Ketertarikannya di bidang merancang busana terwujud ketika ia mendapatkan beasiswa di sekolah ESMOD Jakarta. Di sekolah terkemuka itu ia mendapatkan banyak pengetahuan di dunia fashion hingga ia bisa berkembang sebagai seorang desainer hingga lebih maju. Ia bahkan mendapatkan beasiswa training teacher di ESMOD Perancis pada tahun 1999.

Tale of Crown karya Dynand Fariz [Image Source]
Sekembalinya dari Perancis, Dynand memutuskan untuk kembali mengajar. Namun dengan pangalaman dan pengetahuan yang ia dapat di dunia fashion, ia kemudian mendirikan sebuah rumah mode yang diberi nama House of Dynand Fariz serta mendirikan komunitas JFC atau Jember Fashion Carnival.

Pernah Ditolak dan Dihina Saat Membuat JFC

Jember yang dikenal sebagai kota santri sempat menolak diadakannya JFC. Karnaval tersebut dinilai sangat kontroversial sehingga tidak langsung diterima masyarakat. Dengan tuduhan bahwa JFC adalah budaya luar dan dianggap akan merusak anak Jember, Dynand diminta untuk menghentikan kegiatan JFC yang tinggal seminggu lagi oleh anggota DPRD. Namun setelah JFC diselenggarakan, semua media memberitakan kesuksesan JFC. Hal itu dijadikan dasar bagi Dynand bahwa acaranya patut diselenggarakan dan tidak bertentangan dengan budaya Indonesia.

Parade Jember Fashion Carnaval [Image Source]
Tidak hanya penolakan, ia juga pernah dilecehkan oleh seseorang saat penyelenggaraan JFC. Di tengah kebahagiaan karena acara yang begitu meriah dan disukai banyak orang, seseorang meludahinya. Meski begitu, ia berusaha tetap tabah dan mengerti bahwa apa yang ia lakukan tidak akan mudah diterima orang banyak begitu saja.

Rancangan Kostum Nasional yang Meraih Penghargaan di Ajang Miss Universe ke-63

Tangan dingin Dynand tidak hanya berkreasi untuk kostum karnaval. Ia juga merancang kostum nasinoal yang dikenakan Elvira Devinamira dalam ajang kontes Miss Universe ke-63 pada 21 Januari lalu. Kostum yang bertema Chronicle of Borobudur tersebut ternyata berhasil meraih penghargaan sebagai kostum Nasional terbaik.

Elvira Devina Mira dengan kostum Chronicles of Borobudur[Image Source]
Tidak hanya itu saja, kostum rancangannya yang bertema Tale of Siger Crown juga meraih penghargaan kategori Kostum Nasional Terbaik di ajang Miss International 2014 di Jepang. Selanjutnya Kostum Nasional dengan Tema Warrior of Princess of Borneo berhasil meraih penghargaan kostum nasional terbaik dalam ajang Miss Supranational 2014 di Polandia.

Perjalanan untuk bisa sukses dan meraih pengakuan hingga mendunia memang bukan perjalanan mudah. Sempat mengalami penolakan dan dihina, tapi Dynand tetap bisa maju dan berjuang. Memang tidak mudah, tapi setiap tokoh yang kini berhasil tidak mendapatkan kesuksesan mereka begitu saja. Lalu, apa kita masih mau beralasan untuk tidak berjuang keras?

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

10 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago