Percayalah nggak ada sedikitpun keuntungan dari terjadinya bentrokan. Tapi yang namanya menghadapi realita, mau bagaimana lagi? Sejak dulu kita sudah belajar bahwa bentrokan tak menghasilkan apa-apa, yang ada malah memperkeruh suasana. Seperti yang terjadi di Bandung beberapa waktu silam. Kali ini ‘perang kecil’ terjadi antara massa GMBI dan FPI.
Namun, kita nggak membahas detail peristiwa tersebut. Yang lebih menarik adalah kehadiran sosok Damin Sada di tengah-tengah medan perang FPI dan GMBI. Ia adalah seorang tokoh dari Bekasi yang berani memanggil ketua GMBI, Mochamad Fauzan Rachman, untuk ketemu muka. Dengan jumawa ia menantang Fauzan duel satu lawan satu di Alun-alun Bekasi.
Alasan ajakan duel ini karena Damin Sada tak terima dengan kelakuan GMBI terhadap ulama.yang dipukuli. Damin Sada menjelaskan bahwa protesnya ini bukan lantaran ia anggota FPI, tapi ia sangat tak berkenan jika ada ulama yang diperlakukan secara kasar. Melihat tingkah polah Damin Sada ini, jadi penasaran siapa sebenarnya sosoknya?
Tantangan Damin Sada untuk berduel dengan Fauzan bisa jadi bukan gertak sambal belaka. Ditilik dari latar belakangnya, Damin Sada memiliki darah seorang jawara atau jagoan. Ia lahir pada tahun 1965 di Bekasi dari rahim seorang wanita bernama Enyak Sini. Ayahnya sendiri, Babe Sada juga merupakan seorang Jawara. Gelar ini rupanya disematkan secara turun-temurun hingga ke saudara kandungnya Drahim Sada.
Bagi orang Bekasi, nama Damin Sada sudah tak asing lagi. Ia sangat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Menyandang gelar sebagai jawara, dirinya merasa berkewajiban untuk membela hal-hal yang berhubungan dengan agama, kesenian, budaya, lingkungan, dan pemuda. Untuk melancarkan misinya itu, Damin Sada pernah menjabat sebagai kepala Desa Sriamur Tambun Utara periode 1990 sampai 2006. Tak berhenti di lingkungan desa, ia sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Namun sayangnya gagal mendapat kursi di tingkat negara.
Gelar Jawara yang melekat pada nama Damin Sada membuatnya semangat dalam berjuang. Sebelum tantangan duel ini, ia sempat membuat heboh Kota Bekasi dengan melakukan pembakaran patung lele yang dijadikan maskot daerah asalnya. Sebelum melakukan pembakaran, Damin Sada sudah melayangkan surat protes pada Walikota Bekasi.
Menanti surat balasan dari walikota yang tak kunjung datang, Damin Sada mulai gatal. Ia kemudian menghimpun massa untuk membakar patung lele yang baginya adalah simbol keserakahan. Akibat ulahnya tersebut ia harus mendekam di penjara selama 10 bulan. Kapok? Tentu saja tidak. Malah ia merancang simbol untuk Kota Bekasi yaitu golok dan bambu kuning. Simbol tersebut dibangun di Desa Srimahi Tambun Utara.
Sudah banyak riwayat preman atau tokoh Jawara di Indonesia yang tak sebengis kelihatannya. Nyatanya, banyak orang yang ingin membangun negeri ini meski bergerak di jalur kanan maupun kiri. Menyelesaikan sebuah masalah lebih baik dengan menggunakan kepala dingin. Nggak perlu juga sebenarnya kekerasan dibalas dengan kekerasan. Yang lebih gentle adalah duduk bersama mencari solusi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…