Banyak orang yang berkata, dijajah Belanda 350 tahun ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Jepang yang 3,5 tahun saja. Kenyataan sesungguhnya memang begitu, Jepang sangat anarkis dan terkenal kejam melebihi ‘Kompeni’. Namun satu hal yang tidak boleh kita abaikan dari peristiwa ini, hal tersebut adalah pengaruh budaya mereka yang ternyata makin memperkaya milik kita sendiri. Salah satunya lewat batik.
Percaya atau tidak, saking kuatnya pengaruh Nippon dulu, mereka sampai bisa membuat satu ragam batik baru bernama Hokokai. Uniknya batik ini adalah karena akulturasi dua budaya yang berbeda itu terbentuk menjadi padu padan yang eksotis. Memang kita perlu prihatin ketika dijajah Jepang dulu, namun untuk yang satu ini sepertinya tidak masalah kalau kita juga bangga. Bahkan salah satu pakar batik di Indonesia, Iwan Tirta, sampai mengatakan jika batik ini adalah salah satu pencapaian paling gemilang sepanjang sejarah Indonesia.
Kira-kira seperti apa sih keunikan batik Jepang ini? Berikut ulasannya.
Setiap penjajah yang mampir ke Indonesia, mereka selalu mempengaruhi kebudayaan kita khususnya batik ini. Belanda yang notabene berada di Indonesia selama itu, juga turut membuat batik kita jadi makin variatif. Lalu kemudian Jepang tiba dan hal yang sama pun terjadi.
Latar belakang penciptaan batik Jepang sendiri sebenarnya lebih ke arah keterpaksaan. Diketahui, dulu ada sebuah organisasi loyalis Jawa untuk Jepang bernama Jawa Hokokai. Kemudian Jawa Hokokai ini memproduksi batik jenis ini untuk menyenangkan Jepang. Tujuannya sendiri agar bisa mengambil hati mereka untuk mendapatkan perlindungan dan kemakmuran.
Kemudian setelah penjajahan Jepang berakhir pada tahun 1945, batik jenis ini pun tidak serta merta ditinggalkan. Namun dijadikan salah satu koleksi motif baru yang tidak ada duanya.
Kalau dilihat sekilas, Batik Hokokai tak ubahnya seperti batik Jawa pada umumnya. Namun, jika diperhatikan lekat-lekat, maka banyak sekali pembedanya. Ada begitu banyak ciri khas yang hanya dimiliki batik jenis ini.
Batik Hokokai mayoritas memakai motif pagi-sore alias satu kain untuk dua desain yang berbeda. Selain itu, batik ini juga mulai berani menggunakan warna-warna terang seperti kuning, ungu, orange dan merah menyala yang Jepang banget. Tak cuma itu, detail dari batik ini juga begitu mengagumkan. Ciri khas Jepang lainnya di batik ini adalah motif-motif yang dipakai. Ada bunga sakura, kupu-kupu, merak dan lain sebagainya.
Percaya atau tidak meskipun sangat prestisius dengan segala tingkat kesulitan saat proses pembuatannya, batik ini justru digunakan oleh masyarakat yang kurang mampu. Inilah alasan kenapa Batik Hokokai diciptakan dalam motif pagi-sore. Ya, ini agar para pemakainya bisa menghemat banyak biaya. Pasalnya, tak perlu beli pakaian lain untuk menciptakan kesan ganti baju, cukup pakai motif lain dari satu kain ini saja.
Jika dulu batik ini identik dengan pakaian masyarakat menengah ke bawah, namun kini Batik Hokokai berubah jadi salah satu batik premium di negeri ini. Alasan sejarah serta apresiasi terhadap pengerjaan yang kompleks luar biasa itu, membuat batik ini sangat eksklusif dan lumayan mahal. Ya, sekarang hanya orang-orang kaya dan berada saja yang bisa mengenakan Batik Hokokai di kondangan-kondangan.
Seperti yang sempat diungkapkan di bagian awal, meskipun Jepang sudah pergi tahun 1945, Batik Hokokai tetap dipertahankan bahkan dikembangkan. Kalau dihitung sampai sekarang, mungkin sudah tercipta ribuan varian. Uniknya, meskipun jumlahnya sudah makin banyak, namun para pengrajin tak pernah sekalipun meninggalkan patok atau ciri khas dari batik jenis ini.
Beberapa rumah batik masih menjual jenis satu ini sebagai salah satu primadona. Nah, kira-kira berapa sih harga untuk satu potong kain Batik Hokokai ini? Ya, seperti yang kamu tahu, harganya cukup mahal. Ada yang dibanderol mulai dari Rp 2 jutaan sampai Rp 5 jutaan tergantung dari tingkat kompleksitas, detail serta kain yang dipakai. Apalagi kalau all-handmade, harganya bisa makin melangit.
Meskipun fisiknya cuma kain yang bercorak, nilai dari sebuah batik sangat mendalam. Tak hanya tentang seni, tapi juga sejarah. Seperti Batik Hokokai ini yang jadi saksi sejarah yang terjadi kala Jepang tengah mencekik Indonesia. Satu lagi, akulturasi budaya tidak selalu menciptakan hal yang buruk. Contohnya ya Batik Hokokai ini yang justru jadi bagian budaya yang harus untuk dilestarikan. Selamat Hari Batik Nasional!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…