Keterbatasan pada seseorang terkadang dipandang sebelah mata oleh orang-orang tertentu. Hal ini yang membuat beberapa kaum difabel merasa minder dengan dirinya. Tetapi di sisi lain ada juga yang merasa lebih percaya diri dengan keterbatasannya tersebut. Misalnya menjadi atlet difabel yang ikut berkompetisi di beberapa kejuaraan.
Atlet yang berasal dari kaum difabel ini tak hanya di luar negeri saja. Ternyata di Indonesia telah ada sejak beberapa tahun yang lalu tetapi baru terdengar akhir-akhir ini karena prestasi yang mereka ukir. Dan ternyata kehebatan mereka tak kalah dengan para atlet yang non-disabilitas.
Muhammad Bejita adalah atlet difabel yang berasal dari Sumatera Selatan. Pria kelahiran tahun 2000 ini ternyata mempunyai hobi renang sedari kecil. Selain itu sang ayah adalah mantan atlet renang. Tak heran jika ia bisa meraih prestasi di kejuaraan.
Namanya mulai terkenal ketika ia mengikuti ASEAN Para Games, Kuala Lumpur, Malaysia. Ada dua emas yang ia dapatkan dari kejuaraan tersebut. Medali emas yang pertama didapatkan dari kategori renang 100 meter gaya punggung dengan waktu 1 menit 3,6 detik. Dan untuk yang kedua adalah kategori renang 50 meter gaya bebas dengan catatan waktu 25,98 detik. Wah, salut deh dengan prestasi putra daerah dari Palembang ini. Semangat terus untuk cetak prestasi.
Atlet difabel satu ini memiliki kisah yang sangat menyedihkan. Karena pada awalnya ia terlahir dengan fisik sempurna. Tetapi pada saat dia berumur 12 tahun, Jendi mengalami kecelakaan dan harus merelakan kakinya untuk diamputasi. Hal yang begitu berat ini tidak menjadikan ia patah semangat, melainkan dia terus berlatih renang dengan satu kakinya.
Karena semangat itu, ia berhasil meraih prestasi di berbagai kejuaraan. Pada tahun 2012, ia mengikuti Pekan Paralimpik Nasional XIV di Riau dan dapat menyabet 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Kemudian di tahun 2013, ia berkontribusi di Para Games Myanmar dan berhasil mendapatkan 2 emas dan 1 perak. Dan di ASEAN Para Games 2017 ia juga meraih medali emas di perlombaan renang nomor 200 meter dengan waktu 2 menit 33,37 detik.
Ni Nengah Widiasih atau yang biasa dipanggil Widi adalah salah satu atlet difabel wanita yang berada di cabang olahraga angkat berat. Perempuan yang berasal dari Bali ini ternyata mempunyai kisah yang cukup miris. Karena sebenarnya ia terlahir normal, tapi sakit demam yang dideritanya waktu kecil membuat kakinya menjadi lemas dan tak dapat berjalan lagi.
Keterbatasan ini tidak membuatnya malu, tetapi justru mendongkraknya menjadi orang yang berprestasi. Sang kakak yang juga seorang atlet melatihnya untuk bisa menekuni cabang olahraga angkat berat. Sampai pada akhirnya, dia mengikuti kejuaraan ASEAN Para Games dan meraih medali perak. Tak hanya itu, ia juga menjadi langganan untuk mendapatkan medali emas di kejuaraan atlet difabel wilayah Solo dan Bali. Dan yang paling mengagumkan adalah ia menjadi peraih medali perunggu di Paraolimpiade Rio de Janeiro 2016 kemarin. Terbukti, sikap pantang menyerahnya dengan segala keterbatasannya dapat menjadikan ia sebagai orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Dimas merupakan atlet penyandang tunagrahita yang masuk ke dalam cabang olahraga bulutangkis. Awalnya ia mendalami sepakbola, tapi karena ia sering cedera maka akhirnya siswa kelas XI ini memutuskan untuk pindah ke olahraga bulutangkis. Keberhasilannya pun dimulai dari cabang yang satu ini.
Banyak kejuaraan skala nasional yang telah ia ikuti, tetapi yang paling ia banggakan adalah pada saat kontribusi di pertandingan internasional. Pada tahun 2015 lalu, remaja yang bersekolah di SLB Negeri Pembina Yogyakarta ini mengikuti ajang Special Olympics World Games yang diselenggarakan di Los Angeles. Keseriusannya dalam berpartisipasi di kejuaraan internasional ini membuat ia menghasilkan tiga medali emas yang khusus ia persembahkan untuk Indonesia. Kehebatan Dimas tak kalah dengan atlet non difabel lainnya. Good Job Dimas.
Gadis yang berasal dari Bali ini mempunyai banyak cita-cita untuk ia wujudkan. Beberapa di antaranya adalah di bidang seni dan olahraga. Ia ingin membuktikan kalau kaum disabilitas juga tak kalah berprestasi dengan orang yang non difabel. Contohnya saja di bidang seni, ia berhasil meraih juara satu lomba daur ulang barang bekas tingkat nasional.
Lain lagi dengan bidang olahraga. Ternyata gadis berparas manis ini juga sudah menorehkan prestasi. Ia ikut berpartisipasi di ajang Paralympic Nasional ke XV untuk mewakili Pulau Bali. Dan ternyata ia meraih juara satu lomba lari 100 meter dan juara dua untuk lomba lari 400 meter. Teruskan perjuanganmu gadis Bali, berlarilah sampai semua impianmu berhasil kau wujudkan.
Disabilitas memang bukan halangan untuk menjadi berprestasi. Mereka adalah manusia yang sama dengan kita tetapi memiliki sedikit keterbatasan. Walaupun begitu, jangan pernah meremehkan ia yang mempunyai kekurangan. Karena setiap manusia pasti memiliki kelebihan di balik segala kelemahannya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…