Memang benar tangga nada dan not balok ditemukan sudah lama sekali. Namun, musik sejatinya berumur lebih tua lagi. Bahkan mungkin setua peradaban manusia. Dulu, orang-orang di zaman awal sudah mengenal musik. Meskipun kemasannya tentu masih sangat sederhana. Sekedar bebunyian yang diciptakan lewat instrumen yang sederhana pula.
Dulu peruntukan musik juga sudah sangat beragam. Mulai dari upacara-upacara adat sampai pesta. Lantaran begitu vital fungsinya, maka musik juga seringkali dikaitkan dengan sihir-sihir. Sihir tersebut juga tak hanya dituangkan lewat lirik saja tapi juga instrumen penghasil musik.
Konon beberapa instrumen musik dipercaya punya kekuatan magis yang dipercaya hingga sekarang. Alat musik apa saja yang dimaksud? Berikut ulasannya.
Mendengar namanya saja sudah ngeri, apalagi mengetahui penggunaannya yang ternyata lebih bikin merinding lagi. Seruling Kematian atau istilah yang lebih dikenal “Death Whistle” adalah instrumen yang memang erat kaitannya dengan sesuatu yang berbau kematian. Dipakai oleh suku Aztec, alat musik ini adalah pengiringnya upacara ritual yang menumbalkan manusia.
Seperti namanya, Seruling Kematian berbentuk seperti tengkorak manusia yang dibuat dari kayu bahkan kadang kepala asli. Suaranya sendiri sangat tidak enak di telinga terlebih nadanya yang melengking seolah mengisyaratkan kematian sudah dekat.
Seruling Kematian sendiri juga sering digunakan ketika perang dan juga mengobati mereka yang terluka. Uniknya, ketika salah satu orang membunyikan alat musik ini ketika perang, maka yang lainnya tiba-tiba merasa ketakutan dan berteriak sekencang-kencangnya.
Alat musik satu ini dipercaya sudah ada sejak 10 ribu tahun sebelum masehi. Bentuknya sendiri lonjong hampir kerucut dengan lubang-lubang suara yang tertata rapi. Ocarina dibuat dari batu, kayu, dan juga logam. Alat musik ini erat kaitannya dengan para penduduk Amerika pada era Mesoamerican.
Penggunaan Ocarina sendiri umum sebagai instrumen pengiring ritual atau digunakan sehari-hari. Konon suara yang dihasilkannya mampu membuat seseorang bisa berkomunikasi dengan Tuhan, mengumpulkan burung-burung dan berkicau bersahut-sahutan, bahkan dipercaya pula bisa mengirimkan manusia ke suatu tempat yang misterius.
Alat musik tangan ini bentuknya sangat unik yakni berupa lempengan logam sebesar pegangan sendok yang disusun sedemikian rupa. Suara yang dihasilkannya sangat variatif dan indah. Mbira adalah alat musik khas salah satu suku di Zimbabwe yang masih ada hingga sekarang, meskipun penciptaannya sendiri konon sudah lebih dari seribu tahun lalu.
Mbira ini sangat kental dengan nuansa mistis. Ia dipakai hanya dalam ritual-ritual saja, termasuk pemanggilan roh-roh leluhur. Sehingga para peneliti barat pun menyebutnya “telephone to the spirits”. Pemanggilan arwah pendahulu ini dimaksudkan agar generasi yang sekarang bisa berkomunikasi dan bahkan meminta petunjuk.
Selain sebagai musik pengiring pemanggilan arwah, Mbira juga konon digunakan penduduk untuk melakukan sihir. Misalnya mengontrol panas dan hujan, mengobati mereka yang sakit, hingga menjauhkan dari roh-roh jahat.
Alat musik ini erat kaitannya dengan Australia dan suku aslinya, Aborigin. Bentuk Didgeridoo sendiri adalah kayu berongga yang panjang. Cara memainkannya cukup dengan ditiup. Uniknya, tak banyak orang yang bisa melakukannya. Butuh tekanan udara yang sangat kuat agar darinya bisa keluar suara menggema. Tidak disarankan untuk memaksakan diri meniup Didgeridoo atau akan membuat seseorang sakit tenggorokannya. Meskipun demikian, konon suku Aborigin bisa meniupnya hampir selama 45 tanpa henti.
Tak ada syarat khusus tentang waktu penggunaan Didgeridoo. Dulu, setip saat orang-orang Aborigin bisa meniupnya, bahkan sepanjang hari. Alat musik ini adalah sebagai lambang rasa syukur atas kehidupan, bumi, alam, dan sebagainya. Jadi, alih-alih digunakan untuk hal-hal yang mistis dan gelap, Didgeridoo lebih sering dipakai dalam pesta-pesta. Tak cuma itu, berdasarkan tradisi Aborigin, suara Didgeridoo juga bisa digunakan untuk memprediksi cuaca.
Alat musik ini juga dikenal dengan nama Jaw Harp karena penggunaannya yang digigit di mulut. Melodinya yang naik turun bisa dilakukan dengan mengubah bentuk mulut. Mouth Harp sendiri sudah terkenal sejak abad 13 lalu oleh orang-orang Eropa, bahkan konon lebih lama lagi.
Instrumen ini juga digunakan oleh suku-suku di pedalam Asia salah satunya di Mongolia. Dulu orang-orang Mongol menggunakan alat musik ini untuk mengobati seseorang yang kerasukan serta menyembuhkan penyakit. Di Asia Tenggara, termasuk pedalaman Indonesia dan Malaysia, Mouth Harp adalah sebagai jembatan untuk berkomunikasi dengan arwah dan juga alam.
Terlepas dari fungsinya yang kental dengan sihir dan kepercayaan, deretan alat musik di atas juga turut memengaruhi perkembangan instrumen yang ada sekarang ini. Berawal dari alat musik dengan bentuk-bentuk sederhana, kemudian tercipta turunan-turunannya yang kita kenal sekarang.
Sebenarnya kalau bicara sihir dan musik, tak harus yang tradisional. Alat musik kekinian juga kental dengan hal tersebut. Misalnya saja biola dan gitar. Dua alat musik ini sudah punya banyak sekali cerita-cerita mistis yang erat kaitannya dengan sihir dan semacamnya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…