Pray for Paris! Publik dunia gempar setelah Kota Paris, Prancis diguncang serangan teroris hingga banyak orang meninggal dunia. Aksi kejam ini mendapatkan kutukan keras dari berbagai pihak. Tak hanya orang-orang yang berada di Prancis saja, di Indonesia pun banyak orang menyayangkan aksi mengerikan yang melanggar batas-batas kemanusiaan.
Prancis lebih dikenal sebagai negara mode dunia. Negeri yang romantis hingga apa-apa berkaitan dengan cinta selalu merujuk pada Eiffel dan sekitarnya. Namun Prancis ternyata punya sejarah panjang tentang aksi terorisme di negaranya. Membuat negeri yang penuh keromantisan ini jadi lautan darah manusia. Berikut 5 aksi terorisme paling besar yang pernah dialami oleh Prancis.
Serangan beberapa hari lalu di Paris, Prancis adalah serangan paling besar setelah perang dunia ke-II berakhir. Setidaknya ada 139 orang dinyatakan meninggal dunia akibat peristiwa mengerikan ini. Penyebabnya adalah aksi 3 bom bunuh diri di Stadion Nasional Prancis yang saat itu sedang ada pertandingan antara Prancis dan Jerman. Presiden Prancis ada di lokasi stadion hingga harus dievakuasi dengan cepat.
Serangan selanjutnya berupa penembakan beruntun di beberapa tempat yang berbeda. Paling parah terjadi di teater Le Bataclan. Sebanyak 89 orang ditemukan meninggal akibat aksi pembantaian. Orang bersenjata menembaki penonton menggunakan AK-47 hingga timbul kegaduhan dan kekacauan. Penembakan lainnya dilakukan pada sebuah cafe di rue Bichat dan rue Alibert.
Polisi Prancis berhasil menembak mati orang yang merupakan pelaku penembakan. Beberapa di antara mereka bahkan memilih untuk bunuh diri ketimbang ditangkap dan diadili. Saat ini Prancis sedang ada dalam situasi terburuknya. Bahkan presiden Francois Hollande yang selamat dari penyerangan, memberlakukan 3 hari berkabung nasional dan menyatakan krisis pada negara yang dipimpinnya.
ISIS telah melakukan klaim atas aksi terorisme yang membuat Paris jadi mencekam.
Masih ingatkah anda dengan penyerangan sebuah kantor majalah di Prancis awal tahun ini? Ya, benar sekali! Kasus ini sering dikenal dengan kasus penyerangan Charlie Hebdo. Seorang jurnalis yang dengan berani membuat karikatur Nabi Muhammad. Ia pun juga kerap melakukan kritik pedas kepada Islam dan hal-hal yang mengikutinya.
Akibatnya, teroris yang mengaku Al-Qaeda ini menyerang dan membunuh Charlie di dalam kantornya. Selain di kantor majalah, ada juga serangkaian penembakan hingga total ada sekitar 19 orang meninggal dunia ditambah 3 orang pelaku penembakan. Kasus ini membuat kerukunan beragama di Prancis jadi bergejolak dan timbul banyak sinisme terutama terhadap Islam.
Tiga tahun yang lalu, tepatnya bulan Maret 2012, serang berupa tembakan terjadi di daerah Toulouse dan Montauban, Prancis. Serangan ini membunuh Polisi Prancis, warga sipil, hingga beberapa warga Yahudi yang tinggal di Prancis. Total ada tujuh orang yang meninggal dunia dan beberapa lagi mengalami luka yang cukup parah.
Dalang dari aksi ini bernama Mohammed Merah. Ia adalah ekstremis yang sangat membenci orang-orang Prancis dan Yahudi. Polisi Prancis akhirnya berhasil membunuh Merah setelah melakukan kejar-kejaran selama 30 jam. Aksi ini membuat Prancis semakin meningkatkan kewaspadaannya pada aksi terorisme.
Sekitar bulan Juli 1995 sebuah bom meledak di stasiun Siant-Michel. Akibat kejadian ini setidaknya 8 orang meninggal dunia dan 80 orang mengalami luka-luka. Kejadian selanjutnya terjadi pada 17 Agustus 1995, sebuah bom besar meledak di Arc de Triomphe dan menyebabkan 17 orang luka-luka.
Sebulan berselang sebuah bom mobil meledak di depan sekolah Yahudi di Lyon. Akibat hal ini 14 orang mengalami luka-luka. Kelompok Armed Islamic Group dipercaya bertanggung jawab atas aksi teror ini. Akibatnya banyak warga Prancis takut naik kereta bawah tanah selama beberapa bulan.
Setidaknya ada sekitar 28 orang meninggal dunia dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka akibat serangan kereta di Strasbourg, Paris. Penyerang adalah Organisation de l’armee Secrete (OAS). Organisasi ini adalah sekelompok orang yang menentang kemerdekaan dari Algeria saat terjadi perang.
Bom ini menargetkan kereta No.12 yang akan melakukan perjalanan ari Vitry-Le-Francois ke Lousy-sur-Maene. Sebuah investigasi dilakukan setelah peledakan, dan didapat adanya sebuah sabotase pada rel hingga akhirnya aksi peledakan bisa berjalan dengan lancar. Aksi ini awalnya dirahasiakan oleh pemerintah Prancis hingga akhirnya dibuka untuk umum.
Semoga aksi mengerikan seperti ini tidak ada lagi di Prancis, dan juga seluruh dunia termasuk Indonesia. Karena apa pun alasannya aksi terorisme adalah tindakan yang tidak beradab. Sekali lagi, Pray for Paris!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…