Perkembangan dunia intelijen yang begitu pesat di Indonesia, tak lepas dari sosok Abdullah Makhmud Hendropriyono. Dilansir dari viva.co.id, pria kelahiran Yogyakarta pada 7 Mei 1945 itu dikenal memiliki kemampuan khusus dalam dunia intelijen. Tak heran, sederet posisi penting di kemiliteran pun pernah dijabatnya.
Saking hebatnya, Hendropriyono pernah memiliki karir yang cemerlang di tiga bidang berbeda, yakni militer, intelijen dan politik. Di jalur akademis, ia juga dikenal sangat jenius dengan sederet gelar dan penghargaan yang diterimanya. Hingga pada akhirnya, AM Hendropriyono sukses menjadi guru besar intelijen pertama di dunia.
Lulus pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang pada 1967, Hendropriyono lantas ditempatkan di satuan elit Kopassus TNI AD. Dilansir dari viva.co.id, ia mengawali kariernya sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri. Semasa di kemiliteran, dirinya telah dibekali sederet kemampuan seperti Keterampilan Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.
Namanya mulai diperhitungkan saat dirinya sukses mengamankan Peristiwa Talangsari 1989 di Lampung. Sumber dari viva.co.id menuliskan, Hendropriyono yang saat itu menjabat sebagai Danrem 043/Garuda Hitam, dinilai sukses melibas sebuah gerakan radikal pimpinan Warsidi. Dari peristiwa ini, jejak karir Hendropriyono semakin menanjak dan kelak mempengaruhi posisinya di masa depan.
Kehebatan seorang AM Hendropriyono dibuktikan dengan keberhasilannya berkarir di tiga bidang yang berbeda. Sumber dari viva.co.id menyebutkan, di berhasil menjabat sebagai Komandan Pendidikan dan Pelatihan (Kodiklat) TNI AD di kemiliteran sebelum pensiun. Kemudian, menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di bidang spionase dan bergabung dengan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) dan menduduki posisi sebagai Ketua Umumnya.
Karena rekam jejaknya yang begitu kuat di dunia spionase, Hendropriyono yang saat itu menjabat sebagai kepala BIN akhirnya mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul Bogor, Jawa Barat. Dilansir dari viva.co.id, ia bahkan gelar berhasil meraih gelar akademik profesor intelijen dari Institusi baru yang ia dirikan. Hal ini sekaligus menobatkan dirinya sebagai profesor intelijen pertama di Indonesia (juga dunia) dan masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Selain sempat menekuni profesi di bidang militer, intelien dan politik, Hendropriyono juga sempat menduduki berbagai posisi penting di beberapa perusahaan. Dilansir dari cnnindonesia.com, salah satunya adalah Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) yang merupakan produsen dari mobil Esemka. Perusahaan tersebut merupakan hasil kongsi antara Adiperkasa Citra Lestari (ACL) milik Hendropriyono dengan pemegang lisensi mobil Esemka, Solo Manufaktur Kreasi (SMK).
Baca Juga : Zulkifli Lubis, James Bond-nya Indonesia yang Dikenal Sebagai Intelijen Paling Sangar
Dengan sederet prestasinya di atas, tak salah bila sosok AM Hendropriyono dikenal sebagai sosok yang sangat berpengaruh di Indonesia. Baik di bidang militer, intelijen hingga politik. Khusus pada dunia “mata-mata”, ia mendedikasikan pengetahuannya dengan mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang kelak mencetak intelijen-intelijen handal di bidangnya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…