Categories: Tips

17 Wisata Khas Banyuwangi Paling Hits yang Bakal Membuatmu Amnesia dengan Bali

Julukan “Surga Wisata” Jawa Timur mungkin adalah label yang sangat cocok diberikan kepada Kabupaten Banyuwangi. Ya, dulu orang mungkin kurang kenal Banyuwangi. Kalau pun kenal, cuma tahu daerah itu sebagai tempat transit saat akan menuju ke Pulau Bali. Tapi kini, daerah yang punya julukan The Sunrise of Java ini makin ngehits karena sektor pariwisatanya berbenah besar-besaran.

Banyuwangi memiliki begitu banyak destinasi luar biasa dan boleh dibilang sangat lengkap. Mau wisata seperti apa pun, tanah kebanggaan Suku Osing ini akan memberikannya untukmu. Mulai dari alam, budaya, sampai buah-buahan tiada duanya, dari sport tourism hingga wisata berbalut event keren Banyuwangi Festival, semua ada tinggal dinikmati saja.

Lantaran begitu banyak jumlah wisata di sini dan masing-masing memiliki keunikannya sendiri, tidak mengherankan jika kabupaten ini bahkan mulai banyak dilirik dunia Internasional juga. Salah satu buktinya adalah perhelatan International Tour de Banyuwangi Ijen yang jadi acara tahunan Federasi Balap Sepeda Dunia (Union Cycliste Internationale/UCI) di sana. Bahkan, ajang itu jadi satu dari sedikit ajang balap sepeda internasional yang memperoleh nilai excellent dari UCI. Jika tren ini tetap bertahan, bukan tidak mungkin Banyuwangi bisa menggeser Bali sebagai obyek wisata yang paling diminati asing.

Kembali soal tempat liburan di Banyuwangi, berikut ini kami sajikan 17 wisata di sana yang bakal membuatmu kepincut sejadi-jadinya, mulai dari wisata alam, budaya, event, sampai bangunan ikonik.

1. Green Airport Blimbingsari

Ibarat mengunjungi sebuah rumah, maka kita harus lewat pintunya dulu. Dalam hal ini Banyuwangi memiliki bandara Blimbingsari yang keunikannya bakal membuatmu terlena. Ya, selain karena masih baru alias kinyis-kinyis, bandara ini juga menerapkan konsep hijau dengan bertebarannya tetumbuhan dan juga kolam-kolam, jadi tetap sejuk meski hampir tanpa AC. Uniknya, yang semacam ini baru Blimbingsari saja di Indonesia. Ya, ini adalah bandara dengan konsep hijau pertama dan satu-satunya di negeri kita tercinta.

Green Airport Blimbingsari

Saat ini, ada tiga frekuensi penerbangan terjadwal dari dan menuju Bandara Blimbingsari yang dioperasikan oleh maskapai Garuda Indonesia dan Wings Air yakni rute Surabaya-Banyuwangi (pp). Mulai Juni, akan dibuka rute baru Jakarta-Banyuwangi (pp).

2. Kawah Ijen

Satu kata untuk untuk mewakili Kawah Ijen: “Fantastis!”. Berada di ketinggian 2368 meter di atas permukaan laut, inilah danau kawah asam terbesar di dunia dengan kedalaman hingga 200 meter seluas 5.466 hektare. Setiap orang yang mendaki Gunung Ijen pasti mendapatkan kenangan luar biasa yang tak terlupakan.

Kawah Ijen

Jadilah saksi keindahan semburat sinar mentari pagi dan danau hijau di kawah super indah ini. Dan satu lagi yang paling menyita perhatian, fenomena api biru (blue fire) yang memancar dari kawah. Ini adalah pemandangan langka dan luar biasa yang hanya ada dua di dunia. Tak perlu ke luar negeri, di Banyuwangi ini bisa menikmati blue fire. Kawah Ijen ini paling jadi favorit wisatawan mancanegara. Tiap tahunnya, puluhan ribu wisatawan mancanegara mengunjungi kawah ini. Minimal sekali seumur hidup, datanglah sebelum pagi dan saksikan keindahan api biru yang memesona.

3. G-Land Plengkung

Para peselancar menyebut ombak di pantai ini sebagai satu dari tujuh keajaiban ombak raksasa dunia. Bertempat di Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Plengkung adalah surga bagi para pencinta selancar. Ombak tinggi, panjang, dan cepat menjanjikan performa ombak nyaris sempurna yang menjadi incaran para pemburu ombak. Bakal bikin kalian berdecak kagum tiada henti.

G-Land Plengkung

Pantai indah ini dikenal sebagai surga bagi para peselancar sejak delapan orang Amerika Serikat mengunjunginya pada 1972. Lima dari delapan orang tersebut menuju pantai ini lewat jalur darat, dan tiga lainnya melalui kapal laut. Mereka tinggal selama sepuluh hari dalam ekspedisi selancar pertama di Plengkung, yang kemudian dikenal luas oleh komunitas peselancar dunia. Waktu terbaik mengunjungi pantai ini adalah pada bulan Mei-Oktober, dan sangat sempurna untuk berselancar pada Juli-September saat gulungan ombak mencapai puncak tertingginya.

4. Festival Gandrung Sewu

Festival Gandrung Sewu adalah atraksi kolosal yang diikuti lebih dari 1000 penari gandrung. Seluruh penari menggunakan busana berwarna merah bergerak ritmis di bibir Pantai Boom dari siang hingga matahari terbenam. Pemandangannya: Selat Bali. Sudah kebayang, kan, kerennya aksi budaya kolosal ini?

Festival Gandrung Sewu

Festival ini diikuti mulai dari penari berumur 7 tahun hingga 70 tahun. Festival Gandrung Sewu sendiri digelar sejak 2012. Dan tentu saja tiap tahunnya mereka punya tema-tema yang berbeda. Menikmati tarian dengan latar belakang pemandangan yang eksotis, sudah pasti adalah hal yang sangat jarang didapatkan. Tahun 2017 ini, Festival Gandrung Sewu digelar 8 Oktober. Mampir ya!

5. Bangsring Underwater

Selain menjanjikan eksotika keindahan alam, destinasi satu ini kental dengan nuansa edukasi. Di Pantai Bangsring yang terletak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Banyuwangi, wisatawan bisa menikmati pesona keindahan alam bawah laut. Di sana terdapat Rumah Apung Bangsring yang terletak tak jauh dari bibir pantai.

Bangsring Underwater

Bangsring Underwater mempunyai fasilitas delapan keramba penyelamatan hiu, 17 kano, empat banana boat, beragam peralatan selam, dan 35 unit toilet yang representatif. Wisatawan juga bisa snorkeling dan diving untuk menikmati eksotisme bawah laut dengan jajaran terumbu karang, koloni soft coral, dan aneka ikan hias. Pemandangan indah itu sudah bisa dinikmati hanya dengan kedalaman 50 sentimeter. Dulu, warga sekitar mencari ikan dengan melakukan pengeboman. Kini, mereka menjadi pengelola tempat wisata itu dengan penghasilan yang menjanjikan mengingat lonjakan kunjungan wisatawan yang mencapai ribuan pada akhir pekan. Di tempat itu pula wisatawan bisa ikut merawat terumbu karang, mendapat edukasi soal dunia maritim, dan aktivitas edukatif lain seperti perawatan ikan.

6. Pulau Tabuhan

Terletak di Banyuwangi sebelah utara, di antara Pulau Bali dan Pulau Jawa, pulau tak berpenghuni ini menawarkan pesona keindahan alam dalam paket lengkap yang terdiri atas pasir putih yang halus, air laut yang jernih serta biota laut yang menawan. Ke pulau ini hanya perlu menyeberang sekitar 20 menit dengan perahu-perahu wisata yang dikelola warga lokal. Kalian bisa menyeberang lewat Pantai Bangsring (Bangsring Underwater) atau Pantai Grand Watudodol.

Pulau Tabuhan

Pulau ini juga terkenal menjadi menjadi destinasi bermain selancar layang (kite surfing) dan selancar angin (wind surfing). Alasannya sendiri tak lain karena angin di sini terutama di bulan Mei sampai Oktober cukup konstan sehingga dua atraksi unggulan tadi bisa dilakukan. Tahun ini, aksi seru selancar layang dan angin dari atlet dalam dan luar negeri bisa kalian nikmati tanggal 26-27 Agustus. Kalau penasaran seperti apa tentu kamu harus mampir ke sini.

7. Pendopo Sabha Swagata Blambangan

Bukit Teletubbies. Itu yang sering dilontarkan wisatawan begitu memasuki kompleks pendopo Banyuwangi. Terletak di jantung kota, kompleks pendopo ini dibangun sejak 1771 atau sekitar 246 tahun silam! Telah mengalami beberapa kali renovasi, kini Pendopo Banyuwangi dikembalikan kepada bentuk aslinya dengan mengusung konsep green building. Selain bangunan utama pendopo, terdapat beberapa bangunan baru di antaranya green house.

Pendopo Sabha Swagata Blambangan

Pada bangunan ini terdapat ruangan ruangan yang bisa digunakan untuk tempat peristirahatan, tempat rapat, ataupun kantor. Uniknya, seluruh atap bangunan Green House ini ditumbuhi rumput yang ditanam pada kemiringan 60 derajat, menjadikan bangunan ini seakan-akan berada di dalam tanah atau berupa bunker. Oh ya, di sini ada juga sumur tua yang seumuran dengan pendopo yang disebut Sumur Sri Tanjung. Airnya masih terus mengalir sampai saat ini. Bahkan, semua kebutuhan air pendopo dipenuhi dari sumur ini. Ssstt, konon airnya bisa membuat kita awet muda lho.

Uniknya bangunan Pendopo

Meski di bunker, saat siang tak memakai listrik karena mengandalkan pencahayaan alami. Pendopo ini telah di-review banyak majalah arsitektur terkenal, bahkan tak sedikit majalah arsitektur luar negeri yang telah mengulasnya. Siapapun boleh berwisata ke tempat ini yang juga jadi rumah dinas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Kalian bakal dipandu oleh petugas Satpol PP yang ganteng dan cantik yang telah diberi wawasan tentang berbagai sejarah pendopo.

8. Pantai Pulau Merah

Perkenalkan, ini adalah salah satu destinasi favorit di Banyuwangi. Pantai Pulau Merah terletak sekitar 80 km dari pusat kota Banyuwangi. Pantai tersebut berada di Kecamatan Pesanggaran dengan ikon utama berupa bukit hijau kecil berketinggian 200 meter dengan tanah berwarna merah. Para wisatawan dapat menggapai bukit tersebut dengan menyeberangi laut kala air surut.

Pantai Pulau Merah

Garis pantai sepanjang 3 kilometer dengan pasir putih bersih bakal memanjakan para wisatawan. Ombak di pantai tersebut bisa mencapai 5 meter, meski bisa dibilang cenderung lebih datar dibanding ombak di Pantai Plengkung. Kerap disebut lebih indah dari Pantai Kuta, Bali, Pantai Pulau Merah menjadi favorit baru bagi para wisatawan dan peselancar pemula.

9. Teluk Hijau

Teluk indah ini terletak di selatan kota. Teluk Hijau berada dalam area Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri. Dinamakan Teluk Hijau karena lansekap yang sempurna dengan air berwarna kehijauan dengan bibir pantai pasir putih nan jernih. Terdapat pula air terjun dengan tirta penuh kesegaran setinggi 8 meter.

Teluk Hijau

Teluk Hijau juga merupakan rumah bagi sejumlah bunga langka. Di daerah ini juga terdapat Goa Jepang yang menjadi tempat persembunyian para tentara saat berlangsung Perang Dunia II. Teluk ini berada sekitar 2 kilometer dari pemberhentian terakhir bagi para wisatawan, terletak di balik jajaran batu karang dan dekat dengan Pantai Batu. Ini adalah wilayah yang sangat alami, tenang, dan jauh dari hiruk-pikuk kota dengan pemandangan yang menakjubkan. Kalian serasa berada di pantai milik pribadi!

10. Banyuwangi Beach Jazz Festival

Mengambil lokasi di bibir Pantai Boom berlatar Selat Bali, ajang musik jazz pantai yang berlangsung tiap tahun ini menghadirkan berbagai musisi kenamaan. Raisa, Tulus, Rizky Febian, Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro, Trie Utami, hingga Harvey Malaiholo pernah mencicipi panggung  Banyuwangi Beach Jazz Festival.

Banyuwangi Beach Jazz Festival

Penonton pada event ini disuguhi desain tata panggung cantik yang menonjolkan keindahan Pantai Boom dengan latar belakang Selat Bali yang menawan serta deburan ombak yang menambah sensasi tersendiri kala menikmati jazz. Selain musik modern, dalam event ini penampil juga menyuguhkan musik lokal yang diaransemen ulang dengan sentuhan jazz kontemporer.

Penasaran ingin rasakan sensasi nge-jazz di pinggir pantai? Tahun ini, jazz pantai khas Banyuwangi ini bakal digelar tanggal 2 September.

11. Pantai Sukamade

Pantai ini terletak sekitar 100 kilometer dari pusat kota Banyuwangi, dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Kamu bisa berpetualang menuju ke pantai ini dengan melewati lima anak sungai.   Mengunjungi pantai ini memang menjanjikan pengalaman petualangan yang tak terlupakan.

Pantai Sukamade

Pantai Sukamade dikenal sebagai bagian dari wilayah konservasi sejak 1972. Tempat ini menjadi lokasi favorit penyu untuk bertelur. WWF menyatakan penyu hijau rutin bertelur di pantai ini. Alhasil, kita bisa melihat ketika si hewan luar biasa itu melakukan aktivitas tersebut. Bahkan dalam waktu-waktu tertentu kita bisa ikut melepasliarkan anak-anak penyu ke lautan lepas. Banyak wisatawan asing yang begitu excited saat mengikuti atraksi pelepasliaran penyu ke lautan itu.

12. Padang Rumput Sadengan

Padang Rumput Sadengan berada di dalam Taman Nasional Alas Purwo. Mempunyai luas 84 hektare, padang rumput ini telah menjadi favorit para wisatawan dari dalam dan luar negeri seperti Perancis, Australia, Swedia, Belanda, dan banyak lagi. Di tempat ini pula kerap berlangsung pengambilan gambar untuk program petualangan sejumlah televisi di Indonesia.

Padang Rumput Sadengan

Sadengan adalah rumah bagi banteng, rusa, dan burung merak.

13. Banyuwangi Ethno Carnival

Banyuwangi Ethno Carnival adalah upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk melestarikan budaya dan memadukannya dengan modernitas. Ini adalah karnaval fesyen yang digelar tiap tahun sejak 2011 dengan mengambil jalanan di pusat kota sepanjang 2,2 kilometer sebagai catwalk. Berbeda dari karnaval model serupa yang digelar di daerah lainnya yang mengusung tema global ke wilayah lokal, BEC justru konsisten menyajikan seni-budaya lokal, dan inilah cara Banyuwangi menjadikan tradisi lokal menjadi sajian berkelas dunia.

Banyuwangi Ethno Carnival

Karnaval ini tak hanya menyajikan model yang memakai busana tradisional dengan kemasan modern, namun juga para pelaku seni-budaya tradisional dengan busana orisinalnya. Parade fesyen ini selalu menampilkan tema-tema khusus seni dan budaya Banyuwangi dengan segala keunikannya.

14. Ritual Kebo-Keboan

Kebo-Keboan adalah salah satu tradisi masyarakat Banyuwangi yang menunjukkan identitas dan budaya agraris. Tradisi ini rutin digelar di Desa Aliyan dan Desa Alas Malang. Tradisi ini merupakan wujud kehidupan spiritual masyarakat untuk meminta berkah dan hujan, di mana dalam pelaksanaannya para petani memakai busana seperti kerbau (kebo dalam bahasa setempat).

Ritual Kebo-Keboan

Kebo-keboan diadakan setiap tahun pada saat bulan purnama pertama pada Kalender Islam atau kalender Jawa, yaitu pada bulan Muharram atau bulan suro. Bagi masyarakat Banyuwangi, bulan ini kaya dengan kekuatan mistis. Selama ritual, akan ada orang yang memakai pakaian dan bertindak seperti kerbau.

15. Tarian Seblang

Satu lagi tarian lokal Banyuwangi yang magis dan memikat. Inilah Tarian Seblang yang disajikan secara rutin di dua desa, yaitu Bakungan dan Olehsari, yang terletak di Kecamatan Glagah. Ini adalah ritual untuk menolak bala dan menjaga agar desa tetap aman. Tarian ini ditampilkan seminggu setelah Idul Fitri di Desa Olehsari, dan seminggu setelah Idul Adha di Desa Bakungan. Sesepuh adat lokal memilih penari Sebalang yang juga keturunan penari sebelumnya.

Tarian Seblang

Yang menarik adalah pilihan penarinya. Di Desa Olehsari, penari yang dipilih adalah mereka yang masih gadis alias perawan. Adapun di Desa Bakungan, penarinya adalah ibu yang sudah menopause.

16. International Tour de Banyuwangi Ijen

Ini adalah ajang pariwisata yang berpadu dengan olahraga (sport-tourism) yang digelar tahunan dan telah menjadi agenda resmi Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) sejak 2012. Menempuh rute sekitar 600 kilometer, ajang ini diikuti oleh ratusan pebalap dari dalam dan luar negeri.

International Tour de Banyuwangi Ijen

Para pebalap bakal dihadapkan pada rute yang menantang di kawasan Banyuwangi yang indah, mulai dari kawasan hijau di perkotaan, persawahan, perkebunan kopi dan karet, hingga kaki Gunung Ijen. Tak butuh waktu lama bagi ajang ini untuk menjadi atraksi baru favorit para wisatawan.

Setelah membaca ulasan menarik tadi, kami berani bertaruh kalau kamu bakal kebingungan. Ya, siapa sangka Banyuwangi yang letaknya di ujung ini, ternyata memiliki begitu banyak tempat wisata asyik dan unik. Tak banyak lho kota-kota di Indonesia yang memiliki sebanyak ini spot wisata. Jadi, sekarang tak ada alasan lagi ya untuk kehabisan tempat liburan seru ketika menginjakkan kaki di tanah para Osing ini.

17. Wisata Agro Durian Merah

Satu yang super khas di Banyuwangi adalah durian merah. Di daerah ini ada sekitar 65 varietas durian merah yang dikembangkan. Durian merah kini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata Banyuwangi. Ketenarannya telah banyak dikenal oleh wisatawan yang datang. Dibanderol dengan harga yang fantastis, Rp 250 ribu/ buah, durian jenis ini bahkan menjadi incaran banyak peneliti perkebunan dari berbagai negara untuk dikembangkan. Pemkab Banyuwangi telah menanam dan membagikan ribuan bibit durian merah untuk dibudidayakan oleh warga.

Wisata Agro Durian Merah

Durian ini punya banyak varian. Antara lain adalah durian merah blocking yang berwana merah penuh, durian pelangi yang punya warna merah dan kuning, ada pula yang berwaarna oranye. Durian merah bagus untuk vitalitas pria karena mengandung zat afrodisiak, tifohormon, dan titosteron. Tidak seperti durian yang berwarna kuning pucat dan putih yang didominasi zat gula dan karbohidrat, warna merah dari durian abang mengandung zat bernama serotonin. Zat ini bisa mengobati insomnia, juga antosianin yang mencegah penuaan dini. Hmmm… kebayang lezatnya?

Durian merah

Durian merah di Banyuwangi memasuki masa panen pada bulan Mei-Juni. Karena jumlahnya masih belum banyak dan sedang dikembangkan, sementara peminatnya luar biasa besar, kalian harus beradu cepat untuk menikmatinya.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 week ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago