Beberapa waktu ini, kita banyak mendengar berita tentang menyebarnya virus Zika. Virus ini dibawa oleh nyamuk dan bisa mengancam nyawa manusia. Sejak Mei 2015 lalu, virus ini telah menyebar di Amerika dengan cepat dan bahkan telah sampai di Indonesia.
Virus ini memberikan ancaman yang lebih serius kepada para wanita hamil. Data yang ada saat ini menunjukkan bahwa 1 dari 50 bayi yang lahir di Pernambuco, Brazil, lahir dengan kecacatan akibat virus ini. Wabah yang menyebar saat ni diperkikrakan karena banyaknya nyambuk Aedes aegypti yang membawa virus Zika serta buruknya sistem sanitasi dari beberapa negara yang terinfeksi.
Nama virus Zika diambil dari hutan Zika di Uganda, tempat kasus pertama yang ditemukan pada seekor kera. Kasus infeksi virus Zika pada manusia yang pertama terdeteksi tahun 1954 di Nigeria.
Sejak saat itu wabah menyebar dalam skala kecil di Afrika, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasifik. Saat ini penyebaran virus ini telah ditemukan di 21 negara termasuk Karibia, bahkan hingga Utara dan Selatan Amerika.
El Savador yang ada di Amerika Tengah telah mengumumkan kepada para wanita di negaranya agar tidak hamil untuk 2 tahun selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kelahiran dengan kecacatan akibat virus Zika.
Bukan cuma El Savador yang menganjurkan para wanita untuk mencegah kehamilan, tapi juga beberapa negara lain. Tapi, kelompok pejuang hak wanita mengkritik kebijakan tersebut. Mereka menganggap bahwa 56% kehamilan tidak terencana di Amerika Latin adalah karena tindakan perkosaan dan kurangnya alat kontrasepsi.
Virus Zika umumnya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang banyak ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis. Spesies nyamuk ini mampu beradaptasi untuk tinggal di wilayah perkotaan dan sangat sukses dalam menyebarkan penyakit.
Nyamuk betina hanya mengonsumsi darah manusia, sehingga ketika mereka terinfeksi, nyamuk tersebut akan menyebarkan virus ke manusia selanjutnya yang mereka gigit. Nyamuk ini juga dikenal menginfeksi ratusan juga orang dengan virus, demam berdarah, dan demam kuning.
WHO mengatakan bahwa wabah Zika bisa menjadi ancaman yang lebih besar dari epidemi Ebola. Ini karena 80% dari mereka yang terinfeksi Zika tidak menunjukkan gejala apapun sehingga sulit melacak adanya penyakit tersebut.
Hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk melawan virus ini. Sementara itu usaha untuk menemukan vaksin akan membutuhkan waktu hingga lebih dari 10 tahun. Ini karena untuk membuat vaksin berarti tes pengobatan harus dijalankan pada wanita hamil yang tentu saja merupakan hal yang tidak etis dalam dunia kedokteran.
Virus Zika telah berada dalam status darurat kesehatan global oleh WHO karena ancaman serius yang diakibatkannya. Wanita hamil yang terinfeksi virus beresiko menularkannya kepada bayi yang masih di dalam kandungannya.
Virus ini didugan menginfeksi otak bayi dan mencegahnya berkembang sempurna. Kecacatan ini yang disebut dengan microcephaly. Penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan otak parah dan bahkan kematian. Pasalnya otak yang tidak berkembang sempurna tidak akan bisa mengatur fungsi tubuh.
Virus Zika berpotensi menyebabkan kondisi Guillain Barre Sindrom. Masalah ini bisa menginfeksi siapa saja dan menyebabkan sistem imun menyerang tubuh sehingga membuatnya lumpuh dan bahkan bisa mengalami kematian. Sindrom ini dimulai dengan rasa kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki sebelum otot menjadi lemah.
Jika menyebar sampai ke dada, sindrom ini bisa mempengaruhi pernapasan sehingga korban hanya bisa hidup dengan alat bantuan. Sejauh ini, ratusan kasus sindrom Guillain-Barre telah dihubungkan dengan wabah Zika. Gejalanya sendiri bisa muncul dan bertahan selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2016, seorang wanita Texas terinfeksi Zika setelah berhubungan seksual dengan seorang pria yang terinfeksi virus tersebut di Venezuela. Ini bukan kali pertama yang menghubungkan Zika dan kegiatan seksual.
Tahun 2008, Brian Foy yang seorang ahli mikrobiologi Colorado terserang Zika setelah melakukan perjalanan ke Senegal dan kemudian istrinya juga tertular. Meski begitu, penelitan masih terus dilanjutkan untuk memahami sifat dari virus Zika ini.
Virus Zika diprediksikan akan menyebar ke mencapai Asia dan Afrika tempat dimana nyamun Aedes aegypti banyak ditemukan. Para ilmuwan juga menduga bahwa spesies nyamuk yang masih kerabat Aedes aegypti yaitu Aedes albopictus juga bisa membawa virus Zika ke Eropa.
Dengan adanya kenyataan bahwa Zika bisa disebarkan secara seksual berarti virus ini berpotensi menyebar ke negara manapun. Dengan sedikitnya yang diketahui tentang virus ini dan potensinya untuk membuat janin menjadi cacat, maka wabah ini memiliki ancaman yang signifikan terhadap seluruh generasi.
Saat ini memang belum ditemukan obat dan vaksin untuk virus ini. Namun setidaknya, akan lebih baik jika kita mencegahnya dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…