Inspirasi

Gregetan Maraknya Praktek Jual Beli Ijazah, Tukang Tambal Ban ini Akhirnya Sukses Raih Gelar S-2

Banyak dari mereka yang menginginkan gelar sarjana secara cepat dengan cara-cara yang licik. Salah satunya lewat jual beli ijazah yang melibatkan oknum-oknum tertentu. Hal rendahan inilah yang sempat membuat pria bernama Kadiyono kesal. Dilansir dari news.detik.com, ia merupakan seorang tukang tambal ban yang berhasil meraih gelar S02 dengan perjuangan keras.

Wajar jika ia merasa geram tentang maraknya kasus jual beli ijazah tersebut. Mengingat, ia membutuhkan waktu lama dan harus berjuang dari nol hingga sukses menggenggam gelar S-2. Laman news.detik.com menuliskan, Kadiyono lulus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK) Semarang pada tahun 2001 dan Pascasarjana Manajemen Pendidikan di Univesitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada tahun 2012.

Kadiyono yang sedang menambal ban [sumber gambar]
Tentu saja, semuanya harus dibayar mahal dengan berbagai upaya yang ia lakukan. Menurut pengakuannya saat diwawancarai oleh Deddy Corbuzier dalam program Hitam Putih, Kadiyono diketahui telah menggeluti profesi sebagai tukang tambal ban sejak usia 8 tahun. Sang ayah pun, ternyata juga berprofesi sama dengan dirinya.

Meski menekuni profesi sebagai penambal ban, Kadiyono tak lupa akan pendidikannya. Mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA berhasil dilaluinya dengan baik. Semua dibiayai dari hasilnya menambal ban. Saat masuk ke universitas untuk mengikuti perkuliahan tingkat S-1, Kadiyono bahkan harus rela molor hingga 11 tahun lamanya lantaran saat itu tidak memiliki biaya yang cukup.

Sempat molor saat menyelesaikan S1-nya [sumber gambar]
Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Kadiyono untuk terus maju. Terbukti, ia berhasil menyelesaikan jenjang sarjana S1-nya dan meneruskan hingga ke tingkat S2. Hebatnya lagi, jika dulu Kadiyono memerlukan waktu 11 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya, ia hanya butuh 14 bulan saja saat merampungkan jenjang S2-nya.

Selain menambal ban, Kadiyono juga mengajar di SMA PGRI Kendal. Dimana ia pulang dari mengajar sekitar pukul 12.00 WIB, lalu istirahat sebentar dan membuka tambal ban sampai pukul 22.00 atau sampai 23.00. Hebatnya lagi, Kadiyono juga berhasil mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi anak-anak yang kurang mampu.
Bukan perkara gampang bagi Kadiyono saat mendirikan sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.

Terlebih, ia menerapkan biaya pendidikan yang dibayar ‘seikhlasnya’ saat pertama kali dibuka. Menurut penuturannya saat diwawancara oleh oleh Deddy Corbuzier dalam program Hitam Putih, ia sempat menjual sepeda motornya sebesar Rp 5 juta untuk modal awal membangun SLB.

Dengan niat tulus dan ikhlas membantu sesama, Kadiyono bahkan memberikan kelonggaran bagi mereka yang ingin menyekolahkan anak-anaknya yang berkebutuhan khusus, untuk membayar biaya pendidikan semampunya. Yang mengharukan, Kadiyono bahkan rela mengantar jemput anak didiknya yang bersekolah di SLB tersebut. Mengusung nama Insan Tiara Bangsa, sekolah yang didirikan Kadiyono itu kini menampung 47 murid aktif dan 7 orang guru.

Usut punya usut, ia rela mengantar jemput anak didiknya karena semangatnya ingin berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung di sekelilingnya. Terlebih pada anak-anak berkebutuhan khusus yang ia didik di SLB Insan Tiara Bangsa. Selain itu, faktor lainnya juga datang dari orang tua anak didik. Di mana kebanyakan dari mereka merasa minder dengan kondisi anaknya yang bersekolah di SLB. Kadiyono pun ‘jemput bola’ demi memberikan ilmu dan pengetahuan pada anak didiknya tersebut.

BACA JUGA: Teladan Bripda Eka Yuli Andini, Anggota Polwan yang Tak Malu Nyambi Jadi Penambal Ban

Luar biasa! Barangkali itulah ucapan yang tepat untuk seorang Kadiyono di atas. Meski berprofesi sebagai tukang tambal ban, ia berhasil menempuh pendidikan tinggi hingga ke jenjang S-2. Tak hanya itu, kepeduliannya yang tinggi terhadap sesama juga membuat Kadiyono mau berbagi kepada lingkungan sekitarnya dengan membuka SLB, meski dengan kondisi yang minim dan keterbatasan yang ada. Salut ya Sahabat Boombastis!

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

15 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago