Unik Aneh

4 Fakta Tradisi Menangis Sebulan Suku Tujia di China, Mau Menikah Harus Berderai Air Mata

Setiap tradisi dan budaya di dunia memang selalu unik dan berbeda. Misalnya saja, ada yang mentato diri sebagai tanda kedewasaan, ada pula yang menggemukkan badan untuk jadi simbol jadi anggota suku, hingga mereka yang melewati prosesi menyakitkan agar dapat diakui komunitasnya. Semua itu, meskipun dianggap aneh di kaca mata kita namun ada nilai di baliknya yang penuh makna.

Seperti yang ada di suku Tujia China ini. Pasalnya di sana ternyata sebelum menjelang pernikahan banyak wanita yang harus menangis selama sebulan. Kok bisa? Apakah mereka disiksa terlebih dahulu sebelum menikah? Nah biar gak penasaran mengenai tradisi itu, simak ulasan di bawah ini.

Menangis sebulan, budaya unik suku Tujia

Pernikahan memang selalu erat dengan suka cita dan kebahagiaan, namun suku Tujia malah mewarnainya dengan tangis. Ya, mempelai wanita yang akan melakukan pernikahannya diwajibkan untuk menangis selama 30 hari atau satu bulan. Awalnya, mempelai wanita itu akan menangis di sebuah ruangan sendirian, selama satu jam setiap harinya.

Tradisi menangis [sumber gambar]
Sepuluh hari selanjutnya, ibu dan saudaranya akan ikut menyusul dan menangis bersama. Nah, sepuluh hari berikutnya nenek dan beberapa kerabat lain pun juga ikut menangis bersama. Jika tradisi ini sudah benar dijalankan, maka para wanita suku Tujia ini memang sudah layak untuk menikah dan pernikahannya dianggap akan bahagia.

Bagi mereka yang tidak menangis berdampak buruk

Sayangnya, ada saja beberapa anggota suku yang tidak menangis menjelang pernikahan dan mereka menerima konsekuensinya. Yang tidak menjalankan tradisi ini akan menjadi bahan gunjingan oleh para tetangga dan saudaranya. Bahkan ada  kasus dimana seorang ibu akan memukul anak perempuannya karena tidak melakukan tradisi menangis selama satu bulan ini.

Wajib dilakukan [sumber gambar]
Menangis di ritual ini sebenarnya bukan berarti kesedihan berpisah dari keluarga, melainkan sebuah tanda kebahagiaan. Oleh sebab itu masyarakat suku Tujia kuno,  sangat dianjurkan mengikuti tradisi ini karena sudah ada sejak turun temurun. Belum lagi adanya ‘Lagu Tangisan Pernikahan’ yang dinyanyikan sebagai simbol sakral ritual ini.

Legenda yang mengawali tradisi ini

Semua tradisi pastinya punya kisah yang melatarbelakanginya, seaneh apapun adat itu. Pun demikian dengan tradisi menangis sebulan ini yang ternyata punya sejarah panjang. Dilansir dari laman Kumparan, semua berasal dari cerita putri dari Negeri Zhao. Dirinya dikisahkan akan dinikahkan dengan seorang pangeran dari Negeri Yan.

Kisah yang mengawali [sumber gambar]
Ketika sang putri akan dibawa untuk dinikahkan, ibundanya menangisi keberangkatannya ke negeri seberang. Ibunya terus menangis dan berharap sang anaknya akan segera kembali, entah sesekali menjenguk atau tinggal lama. Akhirnya kisah itulah yang jadi cikal bakal tradisi Tujia seperti saat ini, tidak hanya ibu ratu namun penduduk biasa juga menagisi kepergian sang putri sebagai penghormatan.

Tradisi Tujia yang jarang sekali dilakukan saat ini

Adat yang ada di suku Tujia China ini memang sangat unik, namun sayang di masa modern sangat sedikit yang melakukannya. Beda dengan anggapan orang dulu yang akan menggunjing perempuan yang tidak melakukannya, sekarang banyak orang yang bersikap biasa.

Tradisi jadul [sumber gambar]
Tradisi menangis selama sebulan ini dianggap kuno dan hanya cocok dengan masyarakat zaman feodal bukan modern. Apalagi kalau tradisi ini dibarengi dengan perjodohan maka akan sangat banyak anak muda yang tidak mau melakukannya. Namun demikian adanya sejarah mengenai tradisi unik ini menjadi bukti akan kalau memang di China sana kaya akan budaya unik dan berbeda.

BACA JUGA: 12 Potret Hiruk Pikuk Tiongkok yang Bikin Ternganga Hingga Susah Bernafas

Meskipun dianggap tradisi yang tidak relevan bagi zaman sekarang, namun masyarakat Tujia tidak menampik keberadaan budaya itu. Hal itu karena adat tersebut adalah warisan luhur budaya masa lalu. Jikalaupun masih ada yang sampai sekarang melakukannya, maka masyarakat di sana akan tetap menghormatinya.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Statemen Arra Bocah Viral Dianggap Menyinggung Pekerja Pabrik, Ortu Dikritik Netizen dan Psikolog

Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…

4 days ago

Profil Fedi Nuril, Sang Aktor yang Gencar Kritik Pemerintah dan Pejabat Publik

Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…

1 week ago

Kontroversi RUU TNI yang Mendapat Penolakan Masyarakat

Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…

2 weeks ago

Indonesia Airlines, Maskapai Indo tapi Memilih Berpusat di Singapura

Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…

2 weeks ago

Kasus Pencabulan oleh Kapolres Ngada, Akhirnya Pelaku Dimutasi

Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…

2 weeks ago

Terkuaknya Skandal Aktor Termahal Korea Selatan, Netizen: Hindari Pria Korea

Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…

2 weeks ago