Hari ini, tepat di jam tujuh setahun lalu atau di tanggal 28 Desember 2014, terjadi sebuah bencana yang mungkin akan jadi alasan kenapa orang-orang Indonesia makin paranoid dengan pesawat. Ya, di waktu sekarang setahun lalu, adalah kali pertama dinyatakan pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 hilang dari radar, lalu kemudian dinyatakan terjadi kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpangnya.
Setahun sudah peristiwa ini berlalu, namun tetap saja rasa penasaran masih menyeruak. Tak hanya tentang bagaimana perasaan para keluarga korban setelah kehilangan para sanak saudaranya dengan cara mengenaskan, namun juga penyebab yang melatarbelakangi pesawat berwarna merah dan putih ini terjatuh. Selama setahun terakhir ini, ternyata mulai banyak fakta yang berhasil diungkap.
Lalu apa saja yang terjadi setahun terakhir dari peristiwa nahas menggemparkan ini? Berikut ulasannya.
Momen tahun baru di awal 2015 jadi saat paling menyesakkan, terutama bagi para keluarga korban pesawat Air Asia QZ 8501. Ya, tentu mereka takkan pernah bisa mengucapkan selamat tahun baru dan menyalakan kembang api di saat anggota keluarganya masih belum bisa ditemukan. Antara hidup dan mati, para keluarga ketika itu masih tetap yakin jika korban masih punya kesempatan untuk hidup.
Namun, harapan ini kandas ketika Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hanya mampu menemukan 111 orang yang semuanya sudah meninggal. Sisanya belum ditemukan, namun bisa dipastikan jika takkan ada yang selamat dari bencana ini. KNKT sendiri telah melakukan pencarian dari akhir tahun 2014 sampai bulan Maret 2015.
Selalu ada cerita mengharu biru di balik kejadian-kejadian besar. Tak terkecuali di momen jatuhnya pesawat Air Asia ini. Mungkin masih teringat, cerita tentang putri sang pilot pesawat nahas yang seperti mendapatkan firasat kalau sang ayah, Irianto, akan berpulang untuk selamanya. “My twins, my hero, my everthing. Please, go home. I miss you so much. Kakak bentar lagi ultah papa, papa plg ya” ungkap gadis belia bernama Angelamy tersebut. Sayangnya, tak pernah ada kabar baik tentang sang ayah. Hingga hari ini.
Tak hanya kisah tentang Angelamy, kisah kehilangan juga dirasakan oleh gadis muda bernama Ciara Natasia, yang tinggal di Surabaya. Tak hanya ayah, Natasia justru kehilangan semua anggota keluarganya, termasuk ibu serta kakak dan adiknya. Ketika itu, seperti para keluarga korban lainnya, ia masih setia menunggu di Posko Crisis Center Juanda. Namun, pada akhirnya ia harus bisa menerima keadaan kalau keluarganya telah dipanggil Tuhan. Setahun lewat, sepertinya takkan mudah bagi Natasia untuk melupakan bencana terbesar baginya ini.
Sudah beberapa bulan sejak kejadian miris ini, para keluarga dari korban pesawat Air Asia sepertinya sudah bisa menerima keadaan. Mereka kini hanya menunggu pihak terkait untuk menyelesaikan masalah kompensasi asuransi yang dijanjikan, yang nyatanya belum semua terbayarkan. Per akhir Juli lalu, hanya sekitar 30 orang korban yang sudah mendapatkan kompensasi, sisanya masih harus menunggu lantaran terkendala surat kematian.
Para keluarga korban bukannya diam saja, melainkan sudah melakukan apa yang mereka bisa. Namun hingga saat ini, mungkin ada beberapa yang belum memegang surat kematian yang bisa digunakan untuk klaim dana kompensasi tersebut. Menteri Perhubungan kita, Igansius Jonan, bahkan mendesak agar pihak terkait segera menyelesaikan masalah surat menyurat, agar hak-hak keluarga korban bisa segera dibayarkan.
Seperti yang kita tahu, dugaan penyebab kecelakaan ini adalah karena cuaca, yakni adanya awan Cumulonimbus yang mengganggu kinerja pesawat dan kontrol, sehingga kecelakaan pun tak terhindarkan. Asumsi ini menjadi catatan yang dipercaya, hingga akhirnya KNKT mengungkap fakta terbaru tentang alasan kenapa kecelakaan tersebut terjadi.
Bukan karena cuaca dan alam, namun cacat pada badan pesawat. KNKT mengatakan jika ini murni karena kecacatan pada salah satu bagian pesawat. “Setelah diangkat bangkainya, kami bawa ke pabriknya di Paris, kemudian terdeteksi retakan solder pada Electronic Module yang terdapat di Rudder Travel Limiter, yang lokasinya berada di Vertical Stabilizer atau ekor pesawat, inilah yang menyebabkan kecelakaan terjadi,” ungkap Marjono salah satu petugas KNKT.
Jadi, kesimpulannya, kejatuhan pesawat ini bukan lantaran cuaca seperti yang diberitakan, namun karena kondisi pesawat yang memang cacat. Mengetahui hal ini, salah satu keluarga korban pun makin sedih hatinya. Misalnya pria bernama Dimas Radityo, ia mengaku kecewa dan berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap maskapai, yang dianggapnya telah memaksa ijin operasi pesawat rusak.
“Kami keluarga korban berharap pemerintah bisa mengambil tindakan tegas dan konkrit terhadap pihak maskapai, seperti larangan terbang atau mencabut izin terbang Air Asia,” ungkap pria yang istrinya menjadi korban tersebut.
Peristiwa jatuhnya Air Asia ini merupakan salah satu catatan tergelap penerbangan di Indonesia. Penyebabnya sudah jelas, menurut KNKT adalah kondisi pesawat yang ternyata mengalami masalah-masalah. Sangat disayangkan hal ini sampai terjadi, padahal pesawat merupakan kendaraan eksklusif yang notabene seharusnya paling aman daripada yang lain. Sayangnya, apa yang terjadi tidaklah demikian. Bahkan selang beberapa waktu dari kejadian ini, ternyata masih banyak kecelakaan udara yang makin memperpanjang deretan catatan buruk penerbangan di Indonesia.
Kecelakaan pesawat Hercules di Medan, Trigana Air di Jayapura, lalu Aviastar di Makassar, adalah deretan kecelakaan yang tak kalah menghebohkan dibanding Air Asia QZ8501. Semoga tak ada lagi kecelakaan seperti ini di kemudian hari. Pemerintah dan pihak maskapai harus selalu bersinergi. Terutama soal kelayakan pesawat yang harus dipastikan dalam kondisi terbaik saat terbang.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…