Tidak bisa dipungkiri, sepak bola Indonesia saat ini sedang mengalami naik turun prestasi. Mau bagaimana lagi pasalnya banyak faktor yang mempengaruhi hal itu bisa terjadi. Misalnya sering adanya kesemrawutan masalah kepengurusan hingga faktor dari dalam pemain sendiri.
Namun siapa sangka suku Baduy sudah meramalkan hal itu sejak dulu. Ya, menurut mereka adalah banyak kendala bagi Indonesia untuk memajukan sepak bolanya. Lalu mengapa bisa muncul ramalan seperti itu? Berikut ulasan lengkapnya.
Kita mungkin mengenal suku Baduy ini dengan kesaktiannya serta hukum adat yang sangat ketat dijaga. Namun siapa sangka, salah satu suku di Indonesia itu punya ramalan tersendiri mengenai sepak bola negeri ini. Dilansir dari liputan6, menurut mereka akan sulit bagi Indonesia untuk memajukan sepak bola.
Jangankan untuk jadi juara dunia, bahkan menjadi juara AFF beberapa tahun yang lalu pun dianggap tidak mungkin. Usut punya usut, hal itu dipengaruhi adanya kutukan yang dialami oleh nenek moyang, sehingga disarankan berprestasi dalam cabang lain atau melakukan pertaubatan agar kutukan bisa hilang.
Ternyata bukan tanpa alasan para suku Baduy menjelaskan mengenai kutukan serta ramalan itu. Usut punya usut, semua berhubungan dengan yang ada di zaman nabi. Dilansir dari liputan 6 Menurut mereka, kutukan tersebut berasal dari peristiwa kematian sahabat nabi. Ya setelah dibunuh oleh musuh-musuhnya, salah satu sahabat nabi itu kepalanya dipenggal dan kemudian ditendang ke sana kemari layaknya bermain bola.
Sejak saat itulah, keturunan musuh nabi yang melakukannya seolah dapat kutukan tidak akan bisa jadi juara dunia. Sayangnya, menurut mereka salah satu dari keturunan musuh nabi itu juga ada di Indonesia bahkan di suku Baduy sendiri. Oleh sebab itu sangat sulit bagi Indonesia lepas dari kutukannya kecuali bertobat.
Di dalam suku Baduy sendiri akhirnya sepak bola menjadi hal yang tabu. Sepak bola di sini yang dimaksud adalah yang dijadikan olahraga atau pun ditekuni secara profesional. Oleh sebab itu sangat jarang pemain bola yang berasal dari suku asli Indonesia ini. Meskipun demikian, permainan serupa sepak bola masih boleh dimainkan oleh anak-anak, lantaran tidak dilakukan secara serius.
Bukan bola sebagai medianya, kadang anak-anak Baduy menggunakan buah yang berbentuk bulat untuk dimainkan. Uniknya, meskipun dilarang dimainkan, bukan berarti tidak boleh menggunakan segala atribut bola. Pasalnya banyak anak di sana yang sudah punya jersey bola sendiri bahkan hafal dengan nama pemainnya.
Meskipun dilarang oleh adat, siapa sangka beberapa waktu yang lalu sempat dicanangkan mengenai berdirinya klub baru bernama Baduy FC. Ya, beberapa tetua sejatinya memang sangat ingin ada yang mewakili mereka dalam ajang nasional bahkan luar negeri. Diharap dengan adanya klub yang bermarkas di Banten ini akan membuat anak-anak suku bisa unjuk gigi.
Namun sayang, masih banyak anggota suku lain yang tidak setuju dengan langkah yang diambil ini. Alhasil lahirlah sebuah keputusan agar klub ini tetap berdiri, namun jika anggotanya masih jadi bagian dari suku, maka secara otomatis akan dikeluarkan dari Baduy.
Tentu keyakinan mengenai apa yang dipegang oleh suku Baduy ini harus tetap kita hormati. Bukankah mereka sendiri bilang kalau masih ada kesempatan meskipun ramalan sial menghampiri. Ya, kembali pada diri sendiri untuk mengubah nasib sial jadi beruntung, tentu dengan usaha keras dan doa.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…