Wajib Militer adalah sebuah program yang mewajibkan masyarakat suatu negara untuk turut berlatih militer. Sebenarnya saat ini ada beberapa negara yang memberlakukan program wajib militer seperti Korea Utara, Korea Selatan, Israel, Iran, Ukraina, Turki, Mesir, Chili, Moldova, Libya, Republik China, dan lain-lain. Wajib Militer sendiri bukan baru dilaksanakan di era modern ini, tapi sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu.
Sejak awal peradaban di Mesir Kuno, Cina Kuno, Babilonia, Romawi, dan beberapa daerah lain, pemerintah mewajibkan rakyat untuk ikut angkat senjata. Wamil pada masa itu dilakukan karena masyarakat wajib berperang untuk penguasa, bukan negara atau bangsa. Tapi, wamil secara modern lebih bersifat sukarela, dimulai pada akhir abad ke-18 dan berperan penting dalam peperangan yang terjadi pada masa-masa itu.
Masa revolusi Perancis terjadi pada akhir abad ke-18 ketika rakyat mengambil langkah untuk menggulingkan pemerintahan kerajaan. Masyarakat berbondong-bondong membawa cangkul, golok, atau apapun di sekitar mereka sebagai senjata dan berhasil meruntuhkan kerajaan. Negara Eropa lain yang masih menganut sistem kerajaan merasa takut dengan kekuatan baru masyarakat ini sehingga beramai-ramai menyerbu Perancis yang baru jatuh dan terjadilah Perang Revolusi Perancis.
Perancis yang masih lemah dan tidak tidak memiliki tentara yang cukup akhirnya bergantung pada masyarakatnya. Semua pria dewasa wajib mengikuti wajib militer untuk membela negaranya dan 300 ribu orang tercatat mengikuti program ini. Rakyat membela negaranya untuk kepentingan yang jelas yaitu melindungi bangsa dan negara yang baru saja berdiri berkat jerih payah revolusi menggulingkan pemerintahan kerajaan yang sewenang-wenang.
Musuh-musuh Perancis saat itu hanya terdiri dari tentara bayaran yang berperang lebih karena uang, atau nafsu liar untuk merampok dan membunuh. Dengan demikian, hasil perang sudah terlihat jelas, Perancis di bawah pimpinan Napoleon menang melawan musuh-musuhnya dan hal ini mengejutkan pasukan lainnya.
Psikolog perang berpendapat bahwa kemenangan Perancis ini karena kondisi psikologis tentaranya yang memang bertempur demi negara dan bangsanya. Para Jendral juga punya kepercayaan pada para bawahan dengan sepenuhnya sehingga mereka lebih leluasa dalam membuat rencana penting seperti mengintai lawan, saat terpisah dari pasukan, dan sejenisnya.
Sementara itu, kejayaan Perancis yang semakin luas membuat kerajaan di sekitarnya mengadopsi tata cara berperang Perancis dan ikut mengobarkan semangat nasionalisme. Mereka menggunakan slogan, “mari angkat senjata demi melawan penjajah Perancis yang ingin menguasai Eropa!” Peperangan antar bangsa-bangsa yang memanfaatkan wamil ini akhirnya dimenangkan oleh lawan Napoleon.
Amerika Serikat pernah mengalami perang saudara pada tahun 1861-1865. Perang Saudara ini muncul lantaran presiden Abraham Lincoln yang ada di Kubu Utara berusaha menghapuskan perbudakan. Sementara itu, Kubu Selatan yang dipimpin Jefferson Davis menolak kebijakan tersebut karena ia adalah seseorang yang pro-perbudakan dan memiliki ratusan budak di bisnis perkebunan kapas miliknya.
Karena pihak pemerintah khawatir akan terjadinya pemberontakan, maka diberlakukanlah program wajib militer pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Rakyat yang pro-pembebasan budak beserta para mantan budak dari berbagai suku dan ras bersatu untuk membela pemerintah Amerika demi kebebasan dan Amerika yang bebas dari sistem perbudakan.
Perang berkobar, namun Kubu Utara memenangkan pertempuran sehingga perbudakan secara resmi dihapuskan dan konfederasi serikat dibubarkan. Sekali lagi wajib militer ternyata berperan penting dalam membentuk sejarah peradaban sehingga di Amerika kini tidak ada lagi perbudakan.
Setelah perang Napoleon selesai, maka Perancis mengubah sistem wamil mereka dari universal menjadi selektif. Maksudnya, kalau dulu setiap warga negara pria wajib membela negaranya, kali ini mereka tidak mewajibkan seluruh lapisan masyarakat, tapi hanya sebagian saja. Sementara itu, jumlah tentara yang sedikit selanjutnya ditambah dengan tentara bayaran.
Ternyata, cara ini justru tidak efektif karena rasa nasionalisme dan kebersatuan justru terpecah. Para bangsawan yang cerdas dan terdidik akhirnya justru mencoba berbagai cara agar anak-anak mereka tidak perlu ikut wajib militer. Akhirnya sistem pertahanan mereka lemah karena tidak diisi oleh orang-orang yang intelek, sementara Prussia masih menggunakan sistem wajib militer yang sama, yaitu universal. Dalam perang Franco-Prussia pada tahun 1870-1871, Perancis akhirnya mengalami kekalahan besar dan Jerman memproklamirkan berdirinya Jerman modern di Versailles.
Setelah Perang Dunia II berakhir, masih ada beberapa negara yang mempraktikan Wajib Militer . Seperti AS yang menggunakan wamil selektif dalam perang Vietnam, namun kalah oleh pasukan Vietnam Utara yang memberlakukan wamil universal. Setelah Perang Dingin berakhir, beberapa negara di Eropa mulai menonaktifkan kebijakan wajib militer.
Beberapa negara sudah menghapus wajib militer seperti Amerika Serikat pada tahun 1973, Perancis dan Belanda pada 1996, Spanyol pada 2001, Portugal pada 2004, Belgia pada 2008, dan Jerman pada 2011. Meski begitu, sampai saat ini masih ada beberapa negara masih memberlakukan wajib militer.
Dalam sejarah, wajib militer ternyata memiliki peranan penting dalam usaha untuk mewujudkan cita-cita bersama. Dengan semangat kebersatuan dan nasionalisme rakyatnya, sebuah bangsa bisa bangkit dan berjaya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…