Keberadaan satelit memang memiliki posisi yang strategis bagi suatu negara. Selain menjadi lambang prestise berupa kemajuan teknologi, benda tersebut juga bisa mengikat sebuah negara lewat kecanggihan komunikasi. Salah satunya adalah keberadaan Satelit Palapa milik Indonesia yang menjadi simbol kebanggaan Orde Baru.
Dilansir dari tirto.id, nama satelit yang diambil dari sumpah Mahapatih Gajahmada itu berhasil membuat nama Indonesia berkibar di panggung dunia. Tentu saja hal tersebut merupakan sebuah prestasi. Mengingat, Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang pada masa itu.
Dilansir dari tirto.id, rencana Indonesia untuk memiliki satelit sendiri bermula pada proyek Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). Pada Agustus 1974, Direktur Jenderal Pos Telekomunikasi (Dirjen Postel) Mayor Jenderal Soehardjono menjelaskan Proyek SKSD kepada para menteri terkait. Pemerintah akhirnya mendukung proyek satelit itu.
Bertempat di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Satelit Palapa milik Indonesia berhasil diluncurkan. Sumber dari tirto.id menuliskan, alat telekomunikasi itu diangkut oleh roket pendukung Thor Delta kemudian mengorbit di atas Samudra Hindia. Secara otomatis, keberhasilan peluncuran Satelit Palapa menaikkan nama Indonesia di mata negara-negara Asia dan Pasifik. Tentu saja, semua berkat jasa Orde Baru di baliknya.
Di era 1970an, keberadaan Satelit Palapa membawa prestise tersendiri bagi Indonesia. Menurut catatan Ishadi Sutopo dan Sumarsono Soemardjo dalam Dunia Penyiaran: Prospek dan Tantangannya (1999:8), yang dikutip dari tirto.id, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia setelah Kanada dan Amerika Serikat yang membangun sistem komunikasi satelit domestik.”
Kemajuan teknologi yang semakin canggih dan ketat di bidang satelit, membuat Indonesia harus mengakui keunggulan Singapura. Meski sempat menjadi pionir, tanah air rupanya terlambat beberapa langkah dengan negeri Singa itu dalam hal memodernisasi satelit. Berdasarkan database dari Union of Concerned Scientists (UCS), per 31 Agustus 2017, yang dilansir dari tirto.id, Singapura adalah negara di ASEAN dengan jumlah satelit aktif terbanyak (10 satelit). Indonesia berada di bawahnya dengan 8 satelit aktif. Sayang, banyak satelit milik dalam negeri yang tidak aktif atau mengalami perkembangan terbaru.
Melihat pesatnya perkembangan satelit di wilayah ASEAN dan negara-negara dunia, sudah saatnya Indonesia harus mandiri di bidang rancang bangun satelit. Selain lebih hemat, penguasaan teknologi di bidang tersebut bisa mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, sekaligus menciptakan aset yang penting di masa depan. Terutama untuk kepentingan modernisasi.
BACA JUGA: 5 Satelit Hebat Buatan Anak Negeri ini Menjadi Bukti Perkembangan IPTEK di Indonesia
Selain dibutuhkan SDM yang handal, mengembangkan satelit secara mandiri juga memerlukan saran dan prasarna yang memadai. Agar tak selalu dimonopil oleh pihak asing, penyediaan dan pembuatan satelit secara mandiri sudah harus dipkirkan jauh-jauh hari. Mengingat ke depannya, teknologi canggih pada satelit modern dapat memberikan pengaruh yang besar di segala bidang.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…