Baru-baru ini di Provinsi Idlib, Suriah digemparkan oleh berita teror gas beracun yang menewaskan hingga 100 orang. Rupanya, kota Khan Sheikhoun dijatuhi oleh bahan kimia berbahaya melalui pesawat jet. Masih dipertanyakan siapa dalang dari serangan tersebut.
Namun, diketahui jika gas yang digunakan untuk menyerang tersebut adalah sarin. Sejatinya, produksi senyawa berbahaya ini sudah dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia. Namun masih ada beberapa negara yang menimbun zat tersebut. Terlepas dari teror mengerikan itu, apa sebenarnya gas sarin tersebut? Berikut ulasannya.
Sarin merupakan senyawa organofosfat yang memiliki rumus [(CH3) 2CHO] CH3P (O) F. Cairannya sendiri tidaklah berwarna dan juga tidak berbau. Itulah sebabnya para korban biasanya tidak menyadari saat mereka terkena racun. Meski demikian, zat ini mampu membunuh dengan cepat. Itulah sebab mengapa sarin dimanfaatkan sebagai senjata mematikan yang efeknya 26 kali lebih dahsyat daripada sianida.
Padahal, racun sianida saja dapat membunuh orang hanya dalam hitungan detik. Bisa dibayangkan jika kekuatan sarin 26 kali lebih hebat. Itulah sebab mengapa banyak pihak yang kerap memanfaatkan zat ini sebagai senjata untuk membunuh secara massal. Pada tahun 1993, produksi dan penimbunan sarin sangat dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia.
Cairan sarin langsung menguap saat dilepaskan. Kemudian gas ini bisa masuk dalam tubuh manusia melalui mata, hidung, kulit dan mulut. Cara kerja gas tersebut adalah menyerang saraf dan menghentikan kerja otot. Orang yang terkena gas sarin biasanya mulai kehilangan fungsi otot-otot yang terlibat dalam fungsi pernapasan.
Jika zat ini masuk melalui kulit, yang pertama dilumpuhkan adalah sistem saraf pusat yang melumpuhkan otot sekitar paru-paru. Dampak yang ditimbulkan oleh serangan ini adalah rasa mual, sakit kepala parah, penglihatan kabur, kejang otot, gangguan pernapasan hingga hilangnya kesadaran.
Gas sarin menurut para penyidik Hak Asasi Manusia PBB kemungkinan digunakan oleh kelompok pemberontak Suriah dalam perjuangan melawan Rezim Presiden Bashar al-Assad. Zat berbahaya tersebut dikembangkan oleh ilmuan Nazi pada tahun 1930-an.
Awalnya mereka mengembangkan zat tersebut untuk pestisida. Namun, menurut Centers for Disease Control and Pervention (CDC) di AS, sarin jauh lebih berbahaya dari pestisida. Saat zat ini dicampurkan dengan air dan disemprotkan ke udara, maka orang di sekelilingnya bisa mati seketika.
Zat sarin mulai terkenal sejak digunakan oleh rezim Saddam Hussein untuk menyerang warga kurdi, Irak Utara. Peristiwa durjana tersebut terjadi pada tahun 1988. Diperkirakan sekitar 5.000 nyawa melayang diakibatkan oleh senyawa tersebut. Gas ini pula yang digunakan Irak untuk melawan tentara Iran.
Sarin pula yang membuat Irak berhasil mengambil alih Semenanjung al-Faw. Pada tahun 1994, sebuah sekte di Jepang, Aum Shinrikyo juga memanfaatkan sarin di Matsumoto Nagano. Senyawa tersebut berhasil membunuh delapan orang dan mencelakai 200 lainnya. Sekte tersebut juga kembali beraksi menggunakan gas ini pada tahun 1995 di Tokyo dan berhasil menewaskan 13 orang.
Ketika zat sarin menyerang sistem saraf, maka senyawa tersebut akan melumpuhkan fungsi tubuh. Orang yang terkena sarin masih bisa disembuhkan jika hanya terkena dalam dosis kecil. Oleh sebab itu, jika suatu ruangan terpapar zat sarin, para korban harus segera keluar dari ruangan tersebut dan segera berganti pakaian.
Bagian tubuh yang terkena senyawa tersebut juga harus segera dicuci dengan sabun untuk mengurangi risiko yang lebih parah. Namun, jika korban tersebut terkena dosis yang lumayan tinggi, harus segera diberi penangkal racun di rumah sakit. Semakin tinggi dosis sarin, maka semakin besar pula risiko kematian.
Itulah sekilas tentang sarin, zat yang bahkan lebih mengerikan daripada sianida. Sekali senyawa tersebut meluap, ratusan hingga ribuan nyawa bisa melayang. Diketahui jika beberapa negara masih memiliki timbunan zat berbahaya ini. Berita yang cukup membuat dunia dilanda rasa khawatir akan dampak dari teror tersebut.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…